#6

491 98 2
                                    

Mulai dari sini Rae bakal ganti suffix Hinata buat (Y/n). Yang awalnya chan Rae ganti jadi san.

.
.
.

Hangatnya Mentari pagi menerobos masuk melalui celah lebar dari jendela kelas. Kini, (y/n) meratapi kesedihan atas kamera kesayangan nya.

Tidak, kamera digital nya tidak kenapa-napa kok. Kameranya itu tahan banting, serius deh. Kendatipun hanya bisa tersenyum lemah, isi hatinya sudah mengutuk keras dan melontarkan sumpah serapah karena sekarang dia terpaksa menggunakan eye patch ala ala Ciel Phantomhive.

Beruntung tidak ada yang serius karena ketika bola datang menghampiri, kamera berada tepat didepan mata sang gadis.

Keberuntungan atau kesialan?

Ah entahlah.

Disisi lain dia merasa beruntung karena memiliki 2 babu baru. Ups maaf maksudnya Kageyama dan Hinata bertanggung jawab atas memar nya mata gadis itu.

Tentu saja karena mereka bertengkar mengenai melakukan serangan cepat mengakibatkan gadis itu yang menjadi sasaran empuk bagi sang bola.

Menggeleng pelan berusaha melupakan kejadian. Sekarang sudah memasuki jam istirahat mengingat bel sudah berbunyi. Sebentar lagi akan ada keajaiban. Mari kita hitung dari 3 ok?

3
.
.
.
2
.
.
.

"1," bisik gadis itu.

BRAK!!

Pintu kelas digeser dengan kasar menimbulkan suara keras. Seluruh mata yang ada dikelas menatap sang pelaku.

Yang ditatap hanya tersenyum lebar sedangkan yang satunya menatap canggung. Siapa lagi kalau bukan duo nya Karasuno?

"(Y/n)-san! Ayo makan siang bersama!" ajak si jeruk kecil bersemangat.

Ah benar maaf, mari kita koreksi kata-kata sebelumnya. Ini sudah siang bukan pagi. Namun hangatnya Mentari masih membawa sosok pagi yang selalu membuat kantuk menyerang. Ditambah dengan dinginnya hari ini karena awan yang sedikit mendung.

(Y/n) hanya mengangguk singkat. Mengeluarkan bento yang ia buat dari rumah kemudian berdiri dari duduknya menuju pasangan yang kini menjadi babu nya.

Mau tau alasan kenapa gadis itu berkata demikian?

Ini alasannya.

"(Y/n)-san, ini sebagai permintaan maafku."

Kageyama membungkuk sambil menyerahkan satu kantung penuh kresek berisi susu kotak. Hinata juga tidak hanya berdiam diri melihat Kageyama yang memulai aksinya duluan.

Dia juga membungkuk sambil menyerahkan satu kantung penuh jeruk manis. "Maaf karena kami matamu harus menjadi korban, (Y/n)-san!" seru sang jeruk kecil.

Ah... Ini sudah hari keberapa ya mereka seperti ini?

Benar, sudah beberapa hari ini mereka berdua selalu mendatangi (Y/n) sambil menyerahkan berbagai macam jenis makanan atau minuman.

"Sudah kubilang tidak masalah. Toh salahku juga karena berada disana," sanggah sang gadis menepuk kedua kepala berbeda surai dengan lembut.

Tersenyum tipis kemudian memakan bento yang kini sudah terbuka sedari tadi. Matanya melirik kedua pasangan kesayangan. Kageyama hanya meminum susu kotak yang (Y/n) berikan sedangkan Hinata memakan roti yang ia beli di kantin.

Mengernyit heran, akhirnya suasana canggung yang terjadi berakhir dengan (Y/n) yang memulai pembicaraan.

Tidak, hanya saja tidak seperti biasanya mengingat setiap kelakuan Kageyama dan Hinata selalu menjadi sorot tersendiri. Yang biasanya selalu berkelahi sekarang malah hening, mereka sepakat untuk berdamai?

Aneh sekali bukan?

"Ah benar, kalian akan melawan Nekoma bukan?"

Pertanyaan pun terlontar karena tidak tahan dengan suasana. Padahal niat (Y/n) ingin berteman. Kalau seperti ini dirinya akan sedikit kesusahan jika mereka tidak ingin didekati.

Hinata mengangguk semangat, "Benar! Ne ne (Y/n)-san tau tentang pertarungan tempat sampah?" seru jeruk kecil bersemangat.

Ah.. Jadi begitu, dirinya mengerti. Ini bukanlah suasana canggung. Mereka hanya bingung bagaimana memulai pembicaraan. Mengingat bahwa gadis didepannya ini adalah korban ciuman bola, mereka takut kalau (Y/n) sewaktu-waktu meledak ketika mereka salah berbicara.

Toh mereka kan tidak tahu seperti apa sikap (Y/n). Bisa saja kan sang gadis hanya berpura-pura baik kemudian menyiksa mereka? Ok ini hanyalah sebagian kecil ketakutan Hinata dan Kageyama.

Sepertinya setelah ini (Y/n) harus meminta mereka untuk mengurangi menonton film bertema perang atau action.

Terkekeh kecil, (Y/n) menatap Hinata penuh penasaran. Ya walaupun dirinya sudah tahu semuanya, tidak salah bukan membahagiakan seseorang dengan kepolosan semata?

"Pertarungan tempat sampah?" beo (Y/n) berpura-pura. "Aku pernah mendengarnya tapi tidak tau seperti apa detailnya. Shoyo-chan bisa menceritakan?" pinta sang gadis tersenyum.

Hinata terdiam beberapa saat. Melirik Kageyama yang kini duduk manis karena disogok susu kotak oleh (Y/n) sebelum terjadi perselisihan. Tidak, Hinata terdiam karena melihat senyuman gadis itu.

Panas mulai menjalar kepipi dan telinganya. Darahnya berdesir juga ritme detak jantungnya mulai tidak karuan. Pasti ini karena panas dari matahari, begitu pikir Hinata.

Hinata berdeham sebelum memulai perjalanan menuju cerita yang entah kapan akan berakhir mengenai pertarungan tempat sampah hingga perjalanan hidupnya.

***

Matahari mulai menyembunyikan wujudnya diantara cakrawala yang kini berwarna jingga menyerupai surai Hinata.

Disinilah (Y/n) sekarang. Berada di gym setelah bel pulang berbunyi beberapa saat yang lalu. Tidak seperti sebelumnya ia masuk ke gym secara sembunyi-sembunyi. Kini ia secara terang-terangan.

Tentu saja ia disambut hangat disana. Selagi menunggu para anggota yang kini sedang berganti baju, (Y/n) membantu Shimizu mulai dari mengambil cucian, mengisi air juga hal lainnya.

"(L/n)-chan, apa kau yakin matamu sudah baik-baik saja?"

Mendengar pertanyaan khawatir dari Shimizu, (Y/n) mengangguk seraya tersenyum. "Senpai, panggil saja aku (Y/n). Aneh mendengar seseorang memanggilku dengan nama keluarga." kekehan ringan terdengar dari sang gadis bersurai (h/c).

Shimizu tersenyum, "Ja, kalau begitu (Y/n)-chan."

Tepat setelah menyebut nama (Y/n), para anggota VBC Karasuno memasuki gym menyaksikan interaksi antara (Y/n) dan Shimizu.

Disaat itulah insting dari Tanaka dan Noya muncul. Melirik satu sama lain kemudian menyeringai penuh arti.

"Noya-san, kau tau apa artinya ini?"

Seringaian semakin melebar membuat para anggota yang lain menggeleng sakit kepala melihat kelakukan mereka.

"Tentu saja."

Kira-kira apa yang mereka rencanakan ya?

TBC

Flower of Happiness | Haikyuu X Reader |Where stories live. Discover now