Halooo, apa masih ada orang di lapak ini?
Setelah ngambil istirahat yang cukup akhirnya aku bisa re-upload cerita ini, maaf karena lagi-lagi aku lama banget updatenya:( ada aja halangan yang buat aku ngilang dari wattpad
Kalau masih ada orang di sini boleh tunjukin batang hidungnya? aku mau tau :D
Ah ya, meskipun cerita ini udah aku revisi tapi pasti ada lagi kesalahan yang lainnya. Jadi, kalian jangan sungkan untuk tinggalin jejak disini ya...
Happy reading! <3
***
Paris, France
Pria bersetelan formal yang beraura dingin itu baru saja keluar dari sebuah gedung perusahaan dengan langkah besar dan tegapnya namun tetap terlihat santai. Semua orang mengira jika seorang Sean Winston Wallace, putera tertua dari keluarga Wallace yang ternama adalah pria baik dan biasa saja seperti orang pada umumnya. Dia memang sempurna, selain terlahir dari keluarga yang terpandang dan memiliki banyak harta Sean juga memiliki wajah tampan bak seorang pangeran.
Di umurnya yang sudah masuk ke dua puluh tujuh, ia sudah bisa mengalahkan kekayaan Ayahnya di atas rata-rata. Bagaimana tidak jika pria itu saja sudah membangun perusahaannya sendiri sejak umurnya yang kedua puluh dan bergerak di bidang teknologi yang makin kesini semakin canggih begitupun dengan perusahaanya yang semakin berjaya setelah tujuh tahun ia bangun. Meskipun begitu Sean memiliki kekurangan seperti ia sering menyakiti dirinya sendiri sampai darah mengucur di tubuhnya, ia melakukan itu bukan tanpa alasan. Dia melakukannya saat ia sedang merasa depresi, marah dan bisa saja korbannya bukan dirinya sendiri melainkan orang lain yang coba-coba memberontak atau mencari masalah padanya. Sean memang sering menyakiti dirinya sendiri sejak kecil jika ia sedang merasa depresi dan marah, mungkin keseringan itu yang membawanya sampai ia dewasa.
Sean menatap pria yang berdiri di depannya dengan wajah datar. "Kau sudah menyiapkan penerbanganku?" tanya Sean.
Pria yang juga memakai pakaian formal itu mengangguk kemudian merundukan badannya tanda hormat. "Sudah Tuan. Penerbanganmu menuju New York sudah siap."
Sean yang mendengarnya mengangguk, saat akan melangkah ia kembali menatap Lionel yang berprofesi sebagai orang kepercayaan untuk mengurus perusahaannya yang akan ia tinggal selama satu minggu dan juga sebagai wakil ketua dari lima belas pengawalnya yang lain. "Aku harap tidak ada kekacauan saat aku tiada." Kata Sean kemudian pria muda nan tampan itu melanjutkan langkahnya masuk ke dalam jet pribadinya.
Lionel serta sebagian orang-orang kepercayaan Sean yang disuruh tetap tinggal di Paris membungkukkan badannya tak lama kemudian kembali menegakkan badannya setelah jet pribadi yang dinaiki oleh Sean lepas landasan. Lionel menatap dengan tegas delapan orang yang masih berada di sekitarnya dan menyuruh mereka untuk kembali melakukan tugas masing-masing seperti yang diperintahkan oleh Tuannya.
Sean menatap jendela yang menampakkan awan putih diiringi helaan napas yang keluar, tidak ada alasan yang berat atas kepergiannya ke New York ia hanya ingin sedikit berlibur dan melepaskan penatnya akan pekerjaanya. Justin yang menyarankannya untuk berlibur seperti ini, ketua dari para pekerjanya itu sepertinya mengetahui jika Tuannya sedang dilanda kebosanan akan pekerjaannya.
***
Manhattan, New York
Seorang gadis sedang berjalan santai dengan beberapa tumpukan buku yang berada di tangannya, sudut bibirnya melengkung tiap kali ada mahasiswa mahasiswi lain yang menyapanya atau hanya sekedar tersenyum ketika melihatnya. Ia tahu semua orang mengenalnya, siapa yang tidak mengenal seorang puteri dari keluarga Jeffrey sang Billionaire tampan itu? Semuanya tidak ada yang berbeda meskipun latarnya yang berbeda, saat masih sekolah semua orang mengenalnya kemudian saat ia mulai masuk ke dunia perkuliahan semua orang juga mengenalnya. Terkadang ia ingin sekali menemui seseorang yang tidak mengenalnya karena ia seorang puteri dari keluarga Jeffrey, namun itu sangat mustahil melihat Ayahnya selalu menyorotnya di hadapan publik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth Is Yours [#3 JEFFREY]
RomanceMature, Romance Sequel Me and Mr Billionaire Cerita ini terinspirasi dari lagu Troyee Sivan •DON'T BE SILENT READER• • • • Aku pernah berpikir bagaimana jika aku sudah dewasa aku akan bertemu dengan seorang pria yang tampan dan seksi seperti Daddy...