Seaflo back!
Happy reading<3
•••
Aroma maskulin yang mulai tercium membuat suasana di dalam ruangan semakin mencekam, semuanya duduk di kursi masing-masing dengan tubuh yang tegap.
Tak lama kemudian pria bermata cokelat tajam itu masuk ke dalam ruangan, wajahnya mengeras seraya mengedarkan pandangannya. Beberapa karyawan yang memiliki jabatan tinggi sudah berkumpul sesuai perintahnya, ia mendudukan bokongnya di kursi yang masih kosong lalu menyalakan pemantiknya—seakan tak peduli jika ia sedang berada di dalam ruangan ber-AC sedangkan yang lain hanya menutup mulut, tak ada satupun yang berani melarang Sean untuk merokok di dalam ruangan.
Sean menghisap rokoknya dalam-dalam lalu membuka sedikit mulutnya hingga asap mengebul di sekitarnya, tatapan pria itu masih lurus ke arah jendela kaca yang berada di depannya.
"Untuk apa kalian punya mulut tapi tidak di pakai?" suara berat Sean mulai terdengar, ia menyenderkan punggungnya di kepala kursi seraya menunggu seseorang berbicara dan menjelaskan apa saja yang sudah terjadi namun nihil, sudah sepuluh menit Sean menunggu tapi tetap saja tidak ada jawaban, ia menggeram di tempat kemudian tatapannya bertemu dengan seorang pria yang duduk di paling ujung.
"Apa yang kau lakukan selama aku tidak ada disini?" tanya Sean dingin.
Pria yang di tatap oleh Sean mulai membuka mulutnya setelah beberapa detik ia diam untuk menenangkan diri. "Mr... Maafkan kelalaian kami..., Sungguh kami tidak tahu kalau malam itu ada seseorang yang diam-diam masuk ke dalam perusahaan..." ungkapnya seraya merundukkan kepala, merasa takut hanya karena tatapan Sean yang sangat mengintimidasi dirinya.
"Dimana para security? Apa aku pernah menyuruh mereka untuk tidur pada malam hari?"
Semua orang yang berada di dalam ruangan menggelengkan kepalanya pelan.
Sean yang melihat itu mendengus, lalu menarik sudut bibir kirinya. "Kau tahu apa yang mereka curi disini?"
"Mereka mencoba meretas data dan juga sistem perusahaaan—"
"Dan kalian diam saja setelah tahu hal itu?!" suara berat Sean meninggi sembari bangkit dari kursi membuat beberapa orang terhentak kaget karena pergerakan Sean yang tiba-tiba.
Sean melangkah ke jendela kaca yang menampakkan pemandangan kota Paris pada siang hari, tangannya mengepal erat di kedua sisi.
"Maaf sebelumnya Mr. Sean..., tetapi bukankah ini salahmu? Anda hanya menyuruh lima pegawai keamanan untuk menjaga perusahaan yang besar ini, saya yakin anda tahu kalau kelompok kejahatan sudah pasti terdiri lebih dari lima orang." suara seorang wanita mulai terdengar di ruangan yang hening.
Sean menyeringai, tanpa menoleh ke belakang ia kembali mengeluarkan suaranya. "Aku mendirikan perusahaan ini sudah lebih dari lima tahun dan terjaga dengan baik tetapi semuanya berubah ketika kau masuk dan mencoba menyamar sebagai karyawanku, Nona Gustov..."
Puluhan mata seketika memandang wanita berambut cokelat yang saat ini terduduk kaku di kursinya, saat ia bangkit dari kursinya dua pria berbadan kekar lebih dulu masuk ke dalam ruangan, membuat wanita itu mau tak mau harus kembali duduk dengan wajah yang sudah pucat pasi diiringi keringat dingin yang mengalir di sekitar pelipisnya.
"Kau tahu kalau aku tidak suka di remehkan, dan jangan pernah menganggap kalau aku adalah pria yang bodoh." Sean kembali duduk di kursinya sembari menatap wajah ketakutan dari wanita yang berani menyalahkannya.
"Apa kau pikir aku tidak tahu apapun tentang rencana yang sudah kau susun dengan keluarga bodohmu itu, hm?"
Sean terkekeh geli kemudian kedua bola matanya berputar melihat wanita itu menggeram di kursinya dengan kepala yang merunduk. Sean tahu apa yang sedang wanita itu lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth Is Yours [#3 JEFFREY]
RomanceMature, Romance Sequel Me and Mr Billionaire Cerita ini terinspirasi dari lagu Troyee Sivan •DON'T BE SILENT READER• • • • Aku pernah berpikir bagaimana jika aku sudah dewasa aku akan bertemu dengan seorang pria yang tampan dan seksi seperti Daddy...