Seaflo back!
Happy reading, dear<3
***
Sean sedikit menurunkan kaca mata berwarna hitam miliknya dari kedua matanya, dari kejauhan ia yakin yang sekarang ia lihat adalah gadis kecilnya. Sudut bibir kiri Sean terangkat ke atas dan menatap sinis seorang pemuda yang terus saja mendekati gadisnya.
Tuan, setelah mengenal Nona Florence saya mencari berita tentangnya lalu saya mendapatkan sebuah rumor bahwa Nona Florence sudah memiliki kekasih.
"Ah, jadi itu kekasihmu?" gumam Sean setelah mengingat perkataan Justin, kemudian ia berdecih. "Bahkan pemuda itu lebih cocok menjadi bodyguardmu daripada kekasihmu, sayang..."
Kedua tangan Sean mengepal, ia tidak suka jika gadisnya di sentuh oleh pria lain selain dirinya, ia tidak suka gadisnya tersenyum pada pria lain selain dirinya.
Florence adalah miliknya dan semua yang ada di diri Florence adalah miliknya. Tatapan matanya, senyum di bibirnya, bahkan suaranya. Sean tidak suka melihat Florence membagi hak miliknya ke orang lain, ia akan menghukum gadis itu suatu nanti.
Setelah puas memandangi gadisnya, Sean kemudian beranjak masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan perkarangan taman yang menyatu dengan gedung kampus Florence.
"Flo..." panggil Andreo dengan suara lembut.
Florence menggumam kecil sebagai jawaban, ia sedikit sibuk dengan ponselnya karena Alexander terus mengiriminya pesan agar ia cepat pulang padahal ia baru saja keluar dari kelas lima menit yang lalu dan kakaknya yang menyebalkan itu langsung menyuruh nya untuk pulang? Ish! Florence merasa Alexander terus menganggapnya bocah yang baru berumur lima tahun jika seperti ini terus menerus.
"Flo, kau dengar aku tidak?"
"Ya, aku dengar," jawab Florence ketus. Bertukar pesan dengan Alexander membuat moodnya menjadi buruk padahal Andreo sama sekali tidak terlibat dalam masalah ini.
"Oh! I don't fucking care with you Alexander!" Florence berteriak dengan ponselnya.
Andreo yang mendengar itu sedikit terkejut, pantas saja Florence berbicara ketus padanya tadi padahal ia bertanya baik-baik.
Florence menghentikan langkahnya lalu ia membalikkan tubuhnya ke arah Andreo, ia menatap wajah tampan Andreo yang kini ada di depannya.
"Kau tahu bagaimana rasanya memiliki seorang kakak yang menyebalkan?"
Andreo menggeleng. "Bagaimana?" tanyanya polos.
"Ya seperti tadi! Alexander menganggap aku ini masih bocah! Padahal—Oh God! Aku tidak habis pikir dimana letak mata dan otaknya itu," gerutu Florence kemudian ia kembali melanjutkan jalannya tanpa memperdulikan Andreo yang terkekeh geli seraya menggelengkan kepalanya.
Menurut Andreo melihat Florence kesal seperti ini adalah hiburan untuknya. Well, bukannya terlihat jelek, Florence malah semakin terlihat mempesona di kedua matanya.
"Bagaimana jika kita pergi ke mall—"
"Tidak, And. Mood ku rusak karena Xander," potong Florence dengan cepat, ia tidak peduli pada Andreo yang kini sedang membujuknya untuk pergi ke tempat perbelanjaan.
"Oke, bagaimana kalau cafe? Aku akan membelikanmu Ice Cream sebanyak mungkin yang kau mau," tawar Andreo lagi, kini senyumnya semakin merekah ketika melihat ekspresi Florence yang sedang berpikir keras. "Bagaimana? Kau mau?"
Florence menarik napas panjang lalu membuangnya dengan cepat. "Oke. Tapi kalau sampai kau lupa membawa dompet lagi aku tidak akan memperdulikanmu, Andreo."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth Is Yours [#3 JEFFREY]
RomanceMature, Romance Sequel Me and Mr Billionaire Cerita ini terinspirasi dari lagu Troyee Sivan •DON'T BE SILENT READER• • • • Aku pernah berpikir bagaimana jika aku sudah dewasa aku akan bertemu dengan seorang pria yang tampan dan seksi seperti Daddy...