apa gak kangen sama aku?
(maksudnya sama haechan disini)ㅡ
jam 8 malam di halte sebrang kampusㅡtempat dimana aku berdiri sekarang. sambil mengeratkan kemeja tipis yang aku pake, aku celingak celinguk buat nyari seseorang di antara rintik hujan. siapa? ya haechan. kemaren malem aku janjian buat jalan sama dia malem ini, dan barusan haechan ke kampus dulu buat ngambil lembar essaynya yang ada di loker. aku ga ikut ke kampus dan memilih nungguin disini, sambil harap harap cemas semoga haechan bawa payung karena kalo ngga ya kita kejebak disini.
5 menit kemudian aku ngeliat cowok itu mau nyebrang dengan payung warna hitam yang dia pake. haechan tersenyum ke arahku yang aku sambut dengan gerakan tangan menyuruh dia buat hati hati karena mau nyebrang dan jalanan jelas licin. haechan nyebrang dengan lancar, dan sekarang nyamperin aku di halte.
"essaynya mana? kebasahan ga?" tanyaku. haechan ngegeleng, ngelirik tas yang dia bawa. kemudian dia ngelipet payungnya sebentar, buat sekedar memegang tanganku.
"dingin ya? gimana dong ini? kirain ga bakal hujan" kata dia kemudian menggosok gosokan tanganku supaya hangat. aku menggeleng, mikir buat mencari solusi.
"kalo balik lagi tanggung, udah hujan hujanan juga" kataku. haechan ngangguk ngangguk, kemudian merangkul aku dari samping.
"makan ramen yuk!" ajakku tibatiba. haechan langsung noleh, mengangkat alisnya.
"tau aja lu gua mau yang anget anget" kata dia. aku terkekeh, kemudian memeluk haechan dari samping.
"maksud gua ramen, tapi kalo lu mau peluk juga boleh lah" kata haechan lagi kemudian makin merangkul aku dan malah kaya dipeluk. kemudian akhirnya kita memutuskan buat pergi dengan satu payung begitu hujannya sedikit reda, dengan aku yang dirangkul haechan supaya ga kebasahan.
"padahal gue pengen jalan jalan ke pusat kota, mau liat kelap kelip lampu gedung" kataku pas dijalan. oh iya, kedai ramen yang aku dan haechan maksud itu si deket sini karena kita sering ramen date kalo pulang dari kampus, makanya jalan kaki juga sampe. haechan barusan terkekeh mendengar keinginan aku buat ke pusat kota, kemudian mengacak acak rambutku sekilas.
"kalo reda hujannya mah ayo" katanya. aku sumringah, kemudian merangkul pinggang haechan sambil berjalan berdua menuju kedai ramen.
ㅡ
hujan reda begitu aku dan haechan selesai makan ramen. jadinya payung yang haechan bawa ga dipake, cuma dipegang lalu kita jalan menuju pusat kota seperti keinginanku tadiㅡliat lampu kelap kelip.
kaya kampungan sih sebenernya, cuma sebenernya kalo kalian rasain hidup disini kayanya ga akan pernah bosen sama ramainya jepang di malam hari. rasanya kaya mau liat terus, tiap hari pengennya kesini terus. ya begitu juga dengan aku yang udah setahun lebih ada disini.
"kapan kapan bikin ramen di rumah mau ga?" tawar haechan. aku menoleh, mengangguk semangat sambil dirangkul haechan.
"apa aja sih bahannya? harusnya nanya tadi sama yang punya kedai" kata haechan lagi.
"ntar kalo kita nanyain bahan sama cara bikinnya, disangka nyolong resep buat bikin restoran baru" kataku. haechan tertawa, ngangguk ngangguk.
"padahal yang masih jadi juara tuh indomi" kata haechan kemudian.
"coba di jepang ada warkop ya, ngedatenya pasti kesana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah #2 (SEGERA TERBIT)
Fanfiction[ selesai, segera terbit ] "cerita awalnya sih moveon sama-sama. tapi gatau kenapa, kamu malah jadi Rumah." JUDUL SEBELUMNYA : "HAECHAN" [ sequel dari : Singgah ] Copyright ©beljum, 2018