Chapter 13

26 3 1
                                    

"Lo ngapain sih sekolah disini? Ganggu tau!!" ucap Veron yang pergi ke mejanya. Kebetulan sekarang jam makan siang.

"Serah gue, yang sekolah gue juga bukan elo" balas Stevan.

"Dih sumpah nih orang" rajuk Veron dalam hati.

Stevan lalu berdiri sambil meregangkan otot-ototnya. Sekali-sekali ia melihat Patricia yang sedang mengobrol dengan kedua temannya. Ia sangat legah saat melihat senyum dari gadis itu. Tidak disangka waktu pun telah berlalu dan akhirnya gadis itu menemukan teman baru selain diri nya.

"Woi, lo ngapain senyam senyum kayak orang gila gitu? Apa mungkin lo ngeliatin cewe gua? Udah, lo nyerah aja. Dia udah milik gua. Skip" melipat tangan dengan senyum bangga nya.

"Eh, belum sepenuhnya ron. Kalo lo nikah ama dia baru dia milik lo--"

"Gue bakal nikahin dia. Ayahnya aja udah ngerestuin. Mau apa lo?"

"Heh, mimpi ya lo. Gue dari dulu juga direstuin sama ayahnya Cia. Kami berdua udah pernah ciuman pas kecil--"

"APA!!!"ucap Veron tak percaya. seketika kelas menjadi hening. Patricia lalu berdiri dan pergi menuju Veron dan Stevan. Ia mengguncang tangan Veron agar bisa melihatnya.

"Ada apa? Kenapa kamu--"

"Ikut aku cepat!" Veron menarik tangan Patricia membawanya pergi dari kelas. Lucia dan Alicia menatap Stevan dan Stevan hanya bisa menaikan bahunya dengan wajah tak bersalah.

Di tangga Patricia lalu melepaskan pergelangan tangannya dari Veron dan menatapnya dengan wajah bingung.

"Kamu mau membicarakan apa? Kenapa kamu teriak tadi di kelas? Ada apa denganmu?"

Veron yang masih mengatur nafasnya memegang bahu gadis itu dan menatapnya.

"Tolong jawab dengan jujur Cia! Jangan membohongi ku! Oke?" Patricia mengangguk.

Menarik nafas dengan dalam, Veron mulai menatapnya dengan senyum paksannya.

"Patricia Airin, apa kamu, dia, pernah....ciuman" Patricia lalu mengangguk dengan cepat.

"Sudah ku bilang jangan bohong Cia, gue nggak suka bercanda sekarang" ucap Veron dengan senyum tipisnya. Patricia mengangguk lagi.

"Benar Bohong?" mulai tersenyum. Tapi Patricia langsung menggeleng.

"Bohong!" Patricia menggeleng.

"Bohong!" Patricia tetap menggeleng.

"Aku bilang bohong!!" Patricia tetap saja menggeleng. Veron langsung melepaskan tangan dari bahu gadis itu dengan wajah yang mulai frustasi.

"BOHONG, BILANG AJA BOHONG" Patricia masih saja tetap menggeleng.

"Wah, wah, ternyata lo wah. Ternyata gue selama ini--" Veron perlahan-lahan mulai membelakangi Patricia. Patricia ingin mengatakan sesuatu tapi itu sia-sia karena ia tak punya suara untuk berbicara.

Perlahan Patricia mulai mendekat dan menyentuh bahu Veron dan saat itu juga Veron membalikan tubuhnya dan dengan cepat ia langsung melumat bibir gadis itu sebentar dan memeluknya erat.

Jangan tanya lagi dengan perasaan Patricia sekarang, jantungnya saja kini berdebar-debar dengan kencangnya. Apalagi mukanya sekarang lebih merah dari sebelumnya.

"Sampai kapanpun, tak ada yang boleh menyentuh bibirmu selain aku. Kamu adalah milikku segalanya" tegas Veron sambil mengatur nafasnya dan membelai rambut Patricia dengan pelan. Patricia yang masih terdiam lalu tersenyum dan membalas pelukannya.

Stevan yang entah sejak kapan di balik tangga itu dan melihat pembicaraan mereka kini mengepalkan tangannya dengan kuat dan pergi.

🥀🥀🥀

Sweet Memories (Na Jaemin🐰💕)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang