Yukiara berada di taman istana, ingin sekali ia ke hutan obat, namun sang raja belum bisa di ajak keluar.
Semilir angin menemani yukiara, ia melihat ada tanaman bunga yang layu, daunnya serta pokoknya merunduk hampir menyentuh tanah.
"Hmm...aku tidak akan membiarkan mu punah bunga kecil ". Ucap yukiara lalu menyalurkan kekuatannya pada bunga itu. Dan sang bunga kembali hidup dan segar.
"Aku rindu hutan obat". Pikir yujiara sedih.
"Yukiara".
Panggil sang putri yang tiba-tiba sudah ada di belakang yukiara.
"Putri". Ucap yukiara dan bangkit.
Aku mau jalan-jalan ke hutan belakang istana. Mau menemaniku?".
"Berdua saja? Tak ada pengawal?".
"Iya... Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan padamu. Oleh karena itu, aku tidak ingin ada yang mengganggu kita". Ucap putri natasya.
"Baiklah putri".
Yukiara pun mengikuti sang putri kehutan belakang istana tanpa rasa curiga.
Sementara itu di dalam istana.
Tok...tok....
Tak ada sautan dari kamar sang ratu.
Tok...tokitu
"Siapa itu? Penjaga". Teriak sang ratu."Ini saya yang mulia, yukiara". Ucap orang yang mengetuk pintu itu.
"Masuklah yukiara".
Gadis itu masuk dengan membawa nampan berisi teh.
"Apa itu?".
"Saya baru saja membuat teh dan rasanya sangat lezat. Saya ingin ratu juga mencobanya". Ucap sang gadis sambil menuang teh dalam cangkir kristal cantik itu.
"Benarkah...tapi sejak kapan kau suka meracik teh?". Tanya sang ratu bingung."Ratu cobalah... Dan tolong berika saran untukku jika rasanya kurang". Desak yukiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T TOUCH MY GUARDIAN
RomanceJIKA MASA YANG MEMBUAT NYAWAKU KEMBALI, KAU ADALAH TUJUAN UTAMAKU.