Sepanjang jalan Yusti terus menangis. Yusti tidak menyangka ayahnya setega itu pada Amir. Sampai rumah Yusti langsung memeluk ibunya.
"Ada apa ini?" Tanya Narsih keheranan.
"Tanya saja pada anakmu! Dia sudah mempermalukan kita. Berani sekali dia berhubungan dengan pemuda miskin!" Jawab Ponco marah.
"Apa salahnya anak kita berhubungan dengan orang miskin? Kasihan anakmu sudah berumur." Sela Narsih.
"Apa? Lebih baik anak kita jadi perawan tua dari pada harus menikah dengan pemuda miskin itu." Sanggah Ponco.
"Jangan bicara seperti itu, kalau di dengar malaikat bagaimana?" Ucap Narsih khawatir.
"Malaikat juga akan setuju dengan ucapanku," kilah Ponco.
"Istighfar Ayah!" Tegas Narsih.
"Jangan bantah permintaan Ayah! Pokoknya kamu harus menjaga Yusti agar tidak bertemu dengan pemuda itu lagi. Kalau berani bertemu dengan dia, Ayah akan menjebloskan dia ke penjara!" Gertak Ponco.
Yusti langsung lari ke kamarnya. Yusti tidak tahan mendengar ancaman ayahnya. Yusti terus menangis. Narsih menyusul putrinya ke kamar. Narsih berusaha membujuk Yusti untuk sabar.
"Sabarlah Nak, kalau sudah jodoh tidak akan lari kemana," bujuk Narsih.
"Apa salah orang miskin Bu? Kenapa ayah merendahkan orang miskin. Ayah sudah lupa, dia jadi kepala desa karena dipilih orang-orang miskin juga! Ayah sudah terlena dengan jabatannya," keluh Yusti.
Narsih tidak bisa berbuat banyak. Narsih tahu betul kalau suaminya sangat keras kepala.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Santet Tali Gaib (Panjul Part 6)
Mystery / ThrillerUntuk mengobati kalian yang selalu menanti cerita Mamah, kali ini akan menceritakan kisah Santet Tali Gaib. Cerita ini masih saya simpan di notes dua tahun lalu dan baru sempat saya posting di sini. Anggap saja ini cerita fiktif. Cerita karangan Mam...