Narsih sangat heran tidak melihat putrinya keluar dari kamar. Narsih juga tidak melihat Amir di dalam rumah.
"Yusti, apa kamu di dalam?" Sapa Narsih dari balik pintu.
"Iya, Bu," jawab Yusti.
"Apa Amir ada di dalam?" Tanya Narsih.
"Amir sedang mencari pekerjaan Bu," jawab Yusti.
Narsih tercengang mendengar Amir tidak ada di dalam kamar. Narsih mencoba membuka pintu tapi terkunci. "Buka pintunya, Yusti!" Teriak Narsih.
"Tidak bisa, Bu! Amir mengunci pintu dari luar," jawab Yusti.
Narsih terdiam di depan pintu kamar. Narsih sangat yakin Amir merencanakan sesuatu. Tiba-tiba Nonom datang menghampiri Narsih.
"Sudahlah jangan ganggu Yusti. Dia sedang hamil butuh istirahat. Kalau hamil muda tidak boleh keluar dari kamar. Nanti kena sawan." Ujar Nonom.
"Hamil muda tidak harus di kamar terus!" Bantah Narsih.
"Kamu lupa? Yusti bisa kena sawan mayit karena suamimu baru saja meninggal 'kan?" Ucap Nonom sambil makan buah jeruk.
"Kamu terlalu berlebihan!" Narsih mulai ketus.
Narsih memilih pergi dari rumah. Narsih masih penasaran dengan ucapan Wardi. Narsih menuju rumah Wardi. Ketika sampai di rumah Wardi, Narsih tidak menyangka melihat Amir dan teman-temannya sedang mengeroyok Wardi di depan rumahnya.
"Hentikan!" Teriak Narsih.
Amir terkejut melihat Narsih sudah ada dihadapannya. Narsih melihat wajah Wardi sudah lebam kena pukulan.
"Ibu, ada apa kemari?" Tanya Amir.
"Seharusnya aku yang bertanya! Kenapa kamu mengunci kamar Yusti dan kamu kenapa ada di rumah Wardi?!" Bentak Narsih.
"Aku sedang memberi pelajaran pada Wardi. Karena dia yang menyebabkan bapak sampai kena serangan jantung," jawab Amir.
"Apa kamu punya bukti?" Tanya Narsih dengan tegas.
Amir gelagapan, dia mencari akal untuk bisa menjawab pertanyaan Narsih.
"Bapak sendiri yang bilang kalau Wardi mencuri uangnya," jawab Amir.
"Aku tidak percaya! Sudah empat tahun dia bekerja, Wardi tidak pernah bermasalah dengan kami!" Bantah Narsih.
"Tapi, Bu... " sanggah Amir.
"Pulang! Kamu hanya beralasan ingin mencari pekerjaan padahal hanya ingin memukuli orang? Kamu bisa di penjara karena sudah melukai Wardi." Narsih mulai tegas.
"Iya, Bu. Aku pulang,"
Amir menyimpan dendam pada Narsih. Amir merasa dipermalukan ibu mertuanya dihadapan banyak orang. Amir tidak menyangka Narsih lebih membela Wardi.
Rohima langsung menubruk tubuh Wardi. Rohima menangis melihat nasib anaknya. Narsih membantu Wardi masuk ke dalam rumah.
Narsih mengobati luka di wajah Wardi dengan air hangat. Wardi tidak menyangka Narsih akan membelanya. Rohima terharu dengan kebaikan Narsih.
"Wardi, aku ingin tahu yang sebenarnya. Apakah betul Yusti sudah terkena santet dari Amir?" Tanya Narsih.
"Iya, Bu. Aku dengar dari Panjul kalau Amir menemui Ki Rontok untuk membuat Yusti dan keluarganya nurut. Amir ingin menguasai harta," jawab Wardi.
Narsih terdiam mendengar ucapan Wardi. Narsih mengingat kembali tingkah Yusti yang selalu menangis ingin bertemu Amir. Narsih mengingat kembali Yusti hanya diam di kursi pelaminan sedangkan Amir begitu terlihat bangga dalam pesta pernikahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Santet Tali Gaib (Panjul Part 6)
Mystery / ThrillerUntuk mengobati kalian yang selalu menanti cerita Mamah, kali ini akan menceritakan kisah Santet Tali Gaib. Cerita ini masih saya simpan di notes dua tahun lalu dan baru sempat saya posting di sini. Anggap saja ini cerita fiktif. Cerita karangan Mam...