3. Siapa dia?

356 80 27
                                    

Sunghoon itu istimewa.

Lima tahun yang lalu, tepatnya saat Sunghoon berusia 12 tahun, Mama selalu berkata seperti itu saat sadar jika putranya mempunyai 'kelebihan' di penglihatannya.

Namun keistimewaan apa?

Bisa melihat dan mendengar suara-suara hantu dan monster-monster seram sedari kecil, atau melihat peristiwa tak menyenangkan yang akan di alami oleh orang lain, itu yang dinamakan keistimewaan?

Sunghoon malah merasa itu adalah sebuah kutukan.

"Park Sunghoon~"

Suara itu lagi, Sunghoon menahan diri agar tak mendengus muak mendengar suara bernada lirih itu.

Ia sedikit mengeraskan volume musik nya.

Jika Sunghoon ketahuan merespon makhluk yang berada di ujung kelas itu, ia akan mengetahui jika Sunghoon bisa melihat dan mendengar nya.

Dan apabila jika makhluk itu mempunyai keinginan, pasti ia akan terus-menerus mengganggu Sunghoon, agar keinginan nya terkabulkan.

"Sunghoon!"

Sunghoon melepas salah satu earphone nya, ia menengok dan mendongak, melihat Jake dengan baju olahraga nya, "Apa?" Tanya Sunghoon.

"Lu gak ganti baju?" Jake bertanya sembari memasukkan baju seragam nya kedalam tas. "Sekarang kan olahraga"

"... Oh"

Jake melirik Sunghoon saat mendengar respon singkat pemuda itu. "Oh doang?" Jake bertanya dengan nada sedikit tersinggung.

Sunghoon tak merespon, ia mengambil tas ransel nya lalu membuka tas itu, dan mengeluarkan baju olahraga nya.

"Gue mau olahraga" ucap nya sembari berdiri. "Gue ke toilet, mau ganti baju"

Setelah mengatakan itu, Sunghoon segera berjalan keluar kelas.

Jake memerhatikan Sunghoon, ia menggeleng pelan. "Heran... Ada ya manusia se kaku itu"
































Sunghoon keluar dari bilik toilet, ia sudah memakai kaus olahraga nya, tentu saja dengan hoodie oversized berwarna abu sebagai luaran.

Ia tak mau jika hanya memakai baju olahraga nya yang berlengan pendek, dan tanda di lengan kanan nya sampai ketahuan.

Sunghoon berjalan kearah wastafel, ia mencuci tangan nya yang terasa panas, entah kenapa.

Sunghoon tak sengaja melirik cermin di atas wastafel itu, lalu ia mengalihkan pandangannya dengan gerakan pelan dan normal.

Setelah mencuci tangan, Sunghoon berjalan santai keluar dari toilet itu.

Ia harus melakukan nya dengan sewajar dan senormal mungkin.

Agar hantu laki-laki korban pembullyan di toilet itu tak menyadarinya.

































"Sunghoon, kenapa kamu pakai jaket kayak gitu?!" Guru olahraga bernama Jaehyung itu menegur saat melihat Sunghoon yang memakai hoodie, hingga menutupi kaus olahraga nya. "Buka!"

Sunghoon tak bisa melakukannya.

"Park Sung-"

"Dia lagi sakit pak"

Yang lain memusatkan perhatian pada salah satu murid laki-laki yang berbicara.

Sunghoon pun ikut melirik ke arah siswa itu.

Guru Jae terlihat terkejut, ia menghampiri Sunghoon. "Kamu lagi sakit?"

Sunghoon diam, tak menjawab.

"Iya pak, liat tuh mukanya pucet banget!" Ucap siswa itu lagi.

Guru Jae memperhatikan wajah Sunghoon, lalu mengangguk. "Muka kamu emang pucet, kenapa gak istirahat dirumah aja kalau tau lagi sakit?"

Padahal, kulitnya memang berwarna putih pucat.

"Maaf pak" Sunghoon akhirnya berbicara.

"Hadeh" guru Jae memijat pangkal hidungnya, "Yaudah, sekarang kamu ke UKS sana! Istirahat"

Sunghoon langsung mendongak, ia menggeleng cepat. "Nggak apa-apa pak, saya masih kuat kok kalau cuma olahraga doang"

Guru Jae melirik Sunghoon, "beneran?"

"Hm" Sunghoon mengangguk, meyakinkan. "Cuma saya gak bisa buka jaket, soalnya... Dingin"

Alasan bodoh, rutuk Sunghoon.

Padahal matahari sangat terik pagi ini, maka dari itu Guru Jae memutuskan untuk berolahraga di lapangan indoor atas permintaan murid-muridnya.

Meskipun guru Jae memiliki sifat yang keras, ia akan menuruti kemauan siswa-siswi nya. Tapi dengan syarat, jika hal itu mengganggu.

Mengerti?

Namun ternyata guru Jae mempercayai alasan nya, ia menghela nafas, "Yaudah, terserah kamu aja. Tapi nanti kalau udah gak kuat, bilang ke bapak"

Sunghoon mengangguk singkat, guru Jae kembali kedepan dan mengambil buku absensi.

"Udah, ayo lanjut olahraga nya! Saya absen dulu..."

Lalu para murid kembali fokus berolahraga.

Sunghoon melirik ke arah siswa yang tadi menolong nya-

"Byun Euijoo!"

"Hadir pak!"

-yang sekarang tengah mengangkat tangan nya dengan senyum kecil.
































"Oh, hai Sunghoon!"

Kaki nya yang akan menginjak tangga selanjutnya, terhenti.

Sunghoon menengok ke samping, ia menatap seorang pemuda yang menolongnya tadi saat jam olahraga.

Siapa tadi nama nya? Eje? Eji? Iju? Ck, Sunghoon lupa.

Pemuda di samping nya tersenyum lebar, "hei! Lu kenal gue? " Tanya nya yang dibalas gelengan kepala oleh Sunghoon.

Pemuda itu menatap tak percaya pada respon Sunghoon, "eh! Gue yang tadi nolongin lu! Masa gak inget?!" Ia protes.

Sunghoon ingat, tapi... itu bukan urusan nya.

Sunghoon ingin berucap seperti itu, namun ia menahan nya, karena kalimat itu terdengar seperti ia tak tau diri.

Pemuda di samping nya mendengus pelan, "Nama gue Eujioo, panggil aja iju, inget!"

Oh, tebakan asal nya benar

Sunghoon berkedip, ia mengangguk pelan, dan berniat turun sebelum lengan nya di tahan oleh Eujioo.

"Tunggu dulu dong, gak sabaran!"

Sunghoon segera menyentak pelan tangan Euijoo, "ada urusan apa?" Tanya nya tanpa basa-basi.

Euijoo kembali tersenyum, ia menggeleng. "Nggak, cuma pengen kenal doang"

Sunghoon mendelik kesal ke arah Euijoo.

Euijoo terkekeh kecil, "santai dong" ia berucap dengan cengiran lebar nya.

"Udah ah, mau ke kelas, disini hawa nya gak enak" ia bergidik, lalu kembali tersenyum pada Sunghoon. "Gue ke kelas, Bye!" setelah itu ia kembali menaiki tangga menuju kelas nya.

Sunghoon terdiam, ia menatap Eujioo yang sudah menaiki tangga di lantai selanjutnya.





































===================

Sorry guys kalau part ini pendek

Btw, episode semalem tuh... Plot twist banget, asli:'))


© Tniaawln, 2020

Time Cycle: Childhood friend • Park Sunghoon | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang