7. Janji (!)

296 62 17
                                    

HSHSHS, MASIH ADA YANG BACA BOOK INI KAH?!

Aku minta maaf, tugas sekolah ku numpuk:' dan wp lagi error kemarin-kemarin (gak bisa ngedit cerita ini, dan berujung males ngetik) jadi maaf banget kalau update nya baru sekarang:'))

/Ini juga aku harus berjuang banget ngetik dan cari ide nya/

Btw, VOMENT NYA DONG ZEYENG:D

Gedeg banget liat cerita ini sider nya nambah banyak:((

(Buat yang siders, tobat oi! Bantuin cerita ini supaya lebih berkembang, dan biar aku nya gak males-malesan lagi:')) *hiksroot* )

Pssst! Minim edit, jadi sorry kalau ada typo!






























































===============

Sunghoon terbaring di kasur, memerhatikan kalung dengan liontin perak berbentuk peluru yang menjuntai di depan wajah nya.

Kanan-kiri-kanan-kiri

Netra hitam nya bergerak mengikuti pergerakan liontin perak itu, yang bergerak-gerak ke kanan dan kiri di depan matanya.

Langit di luar sudah sangat gelap, ketara sekali sudah malam. Orang tua Sunghoon belum pulang, karena mereka akan pulang larut malam.

Dan Sunghoon yang harus menjaga rumah. Bella tak ada di kamar nya, entah, gadis kecil itu sedang keluar dan Sunghoon tak tahu kemana Bella pergi.

Sunghoon berharap semoga Bella tak melakukan hal-hal aneh di luar sana.

Masih terus memperhatikan kalung di tangannya, ingatannya kembali pada kejadian sore hari tadi.

"Dia... Jay."

Sunghoon terdiam dengan raut terkejut, apa jay itu adalah nama seseorang yang ia kenal?

"Jay? Maksud kamu... Park Jeongseong?"

Mina mengedikkan bahu, "gak tau. Dia cuma bilang kalau namanya itu Jay."

Sunghoon terdiam. Jika dia memang 'Jay' yang ia kenal, berarti dia memiliki kemampuan yang sama seperti Sunghoon.

Sudahlah, Sunghoon menghela nafas lelah. Jika memang benar bahwa orang yang Mina maksud adalah sahabat dekat Jake, Sunghoon akan mencari tahu nya sendiri.

Psst!

"Akh!" Sunghoon meringis saat merasakan hawa panas seperti terbakar di pergelangan tangannya, kalung yang berada di genggaman nya, terjatuh tepat di samping Sunghoon.

Ia mengangkat tangan kanan nya, lalu menghela nafas pelan saat jumlah rantai di pergelangan nya, kembali bertambah.

Huuh... Padahal tadi sudah berkurang.

Sunghoon berdecak, saat tahu siapa oknum yang berhasil menambah jumlah rantai nya. "Bella... Ngapain lagi kamu?!" Gumam nya, merutuk Bella dalam hati.

Shhhhht~

Angin malam tiba-tiba bertiup sedikit kencang, ya setidaknya mampu membuat jendela kamar tidur yang selalu Sunghoon tutup rapat, terbuka lebar dengan gorden jendela yang ikut berkibas.

Sunghoon menengok ke asal suara, lalu berdecak lagi sembari memutar bola mata dengan jengah. Itu berarti, ia harus turun dari ranjang nya untuk menutup jendela dan membenarkan gorden.

Time Cycle: Childhood friend • Park Sunghoon | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang