Chapter 03 : Get Merried?

7.8K 612 101
                                    

Suara pecahan cangkir berbahan keramik berhasil mengusik serta membangunkan seorang gadis yang masih berbaring di kasur empuk. Perlahan membuka mata. Seketika keningnya berkerut saat melihat tempat asing yang ia tinggali sekarang.

Belum sempat memikirkan lebih jauh, tempat yang ia tiduri bergerak dan di dapatinya punggung polos seorang pria yang tengah melompat dan dengan sigap langsung menahan tubuh seorang ibu yang hampir saja terjatuh ke lantai. Tak sadarkan diri.

Kenapa ibu itu pingsan? Tapi siapa pria itu? Siapa mereka? Dan kemana perginya atasan pria asing itu? Hanya memakai celana sebagai penutup tubuhnya. Apa-apaan ini? Dan – Tidak. Kemana perginya bajunya, kenapa hanya tersisa sport bra ini saja?

Hei, tolong jelaskan situasi macam apa ini? Kenapa ia bisa berada di tempat asing ini? Kenapa ia dan pria itu tidak memakai baju? Apa yang mereka lakukan semalam? Tidak mungkin mereka melakukan 'itu' bukan? Tidak. Tidak. Ia sudah menjaga diri sejauh ini, tidak mungkin hilang dalam sekejap apalagi bersama dengan pria asing itu.

Dengan cepat ia menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, tak di perdulikannya bagaimana penampilannya kini yang hanya memakai hot pants dan sport bra. Ia harus menemukan noda merah pada bed cover yang kebetulan berwarna putih itu. Ia harus membuktikan dan melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, harusnya ia menemukan noda merah itu jika mereka benar-benar melakukannya.

Ia terus mencari di setiap senti kain pelapis kasur itu bahkan selimut, bantal, serta guling sudah ia periksa terjatuh ke lantai akibat keberutalannya dalam mencari. Namun, ia tidak menemukan noda merah sedikitpun bahkan ia sampai mendusel-dusel siapa tahu ada bau dari cairan yang tersisa tetapi kembali tidak mendapatkan apapun kecuali wangi pengharum seakan-akan bed cover itu baru saja di ganti.

Apa?! Di ganti?

Tidak. Tidak bisa di biarkan. Pakaiannya bisa saja di pasangkan kembali dan bed cover bisa juga pria itu ganti. Tetapi jika mereka benar-benar melakukannya di atas kasur ini pasti ada cairan yang menembus ke kasur. Tidak mungkin pria itu menukar kasur setelah mereka kelelahan habis melakukan 'itu'. Kecuali mereka melakukannya di tempat yang lain.

Argh. Mana sempat mengecek tempat lain, sudah keburu di usir dirinya. Masih tidur saja ibu itu sudah pingsan apalagi ia berkeliling. Mengingat kamar lebar dan terlihat sangat mewah ini pasti mereka dari kalangan atas. Fiks ia akan di usir setelah ini, jika perlu di asingkan ke pulau tak berpenghuni.

Aish. Kenapa otakknya selalu saja memikirkan hal yang sebenarnya belum tentu terjadi? Ayolah, waktunya tidak sebanyak itu untuk berpikir. Ia hanya orang asing yang bisa di tendang kapan saja dari sini. Dengan segera ia menarik ujung bed cover untuk melihat atas kasur, namun belum sempat menarik lebih banyak sebuah teriakkan berhasil menghentikan gerakkannya.

"Sial!"

Sang gadis menoleh dan mendapati pria asing itu yang membuka suara. Tanpa banyak bicara menggendong ibunya keluar. Meninggalkan ia yang masih terpaku di tempat dengan hati yang bergemuruh. Hampir mati jantungan saat suara mengelegar itu memenuhi ruangan.

Tak lama pria asing itu kembali dengan segulung kain di tangannya lalu menaruh benda tersebut di ujung kasur. "Bersihkan dirimu dan pakailah ini. Setelah itu jangan pergi kemana-mana tetap di sini jika ingin hidupmu aman, oke."

Dentuman pintu kamar yang tertutup pun menjadi akhirnya. Ia masih belum bisa memahami situasi apa ini. Semua masih begitu abu-abu bahkan ia tidak di beri waktu untuk bertanya. Juga tidak ada penjelasan yang ia dapatkan. Ingin menyusul tapi tidak mungkin dengan pakaian seperti ini. Apa ia harus membersihkan diri terlebih dahulu lalu menunggu seperti yang di perintahkan pria asing tersebut?

Psycho #MILER2 (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang