Chapter 14 : Mad

4.1K 494 67
                                    

Cal membawa Yucy ke parkiran dengan kekesalan yang masih mengelutinya. Tak diperdulikannya reputasi di kampus serta tatapan bertanya-tanya dari beberapa mahasiswa yang mereka lewati. Setelah ini pasti akan banyak rumor baru tentangnya.

Saat kasus kemarin, padahal Cal hanya membuka beberapa kancing kemeja saja ia langsung menjadi tranding topik di fakultas apalagi hari ini. Cal secara tiba-tiba mengancam, menarik salah satu mahasiswinya lalu membawa pergi dengan tampang seperti orang kesetanan. Mungkin besok pagi ia langsung di introgasi oleh pihak kampus dengan pertanyaan-pertanyaan basi nan memuakkan.

Cal benar-benar tidak memperdulikan itu semua. Persetan dengan reputasi, toh ia tidak akan jatuh miskin sekalipun harus di tendang dari kampus. Lagipula mereka tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa, hanya dalam sekali ucap saja mereka bisa hancur jika Cal mau. Cal bukanlah lawan yang sepadan dengan mereka. Jika mereka berani bermain-main dengan Cal maka bersiap-siaplah untuk berhadapan dengan kemarahannya, tak terkecuali pada gadis yang sedang ia bawa sekarang.

Berkali-kali Yucy minta dilepaskan namun Cal sama sekali tidak mendengarkan, pria itu hanya fokus membawa Yucy pergi menjauh. Sekali-sekali Yucy juga harus di beri hukuman, gadis kecilnya sudah mulai nakal sekarang. Saat Cal sibuk dan lelah bekerja seharian, istrinya malah bersenang-senang dengan pria lain. Cal benar-benar tidak bisa berbagi dalam hal kepemilikan, sekali miliknya maka selamanya akan tetap menjadi miliknya. Bukankah sudah Cal katakan sejak awal jika Yucy hanya miliknya?

"Cal lepaskan, kau menyakitiku." Yucy menghentak cukup keras genggaman tangan kekar Cal pada tangan mungilnya. Kesekian kalinya Yucy menyentak akhirnya Cal menghentikan langkahnya namun tidak dengan genggamannya.

Cal hanya menoleh, tidak berkata apa-apa. Namun tatapan tajam dari matanya yang sudah memerah itu membuat Yucy diam dan takut dalam waktu yang bersamaan. Ia tidak cukup berani untuk kembali berkata-kata, dari cara Cal memandangnya saja Yucy dapat menyimpulkan bahwa jika ia berani melawan lagi maka detik itu juga kepala Yucy akan hilang dari tempat yang seharusnya. Tidak ada pilihan lain, selain menunduk dan mengikuti Cal masuk ke dalam mobil.

Cal mengendarakan mobil dengan sangat cepat dan ugal-ugalan, entah sudah berapa panjang doa yang Yucy ucapkan dalam hati sejak awal mereka berangkat yang padahal belum ada beberapa menit. Namun mereka seolah hampir menyelesaikan setengah rute perjalanan menuju masion yang sebenarnya memiliki jarak yang cukup jauh dari kampus.

Tatapan tajam dan lurus memandang ke depan itu masih saja setia menghiasi wajah tampan Cal, seolah sangat enggan berganti posisi dengan ekspresi yang lain.

"Cal, jalan menuju masion terlewat." Dengan sangat lembut Yucy berusaha berbicara dengan Cal walau ia masih takut, namun mereka benar-benar sudah melewati jalan menuju masion bahkan sudah terlewat jauh. Yucy takut karena rasa marah Cal tidak bisa fokus sehingga mereka melewatkan jalan yang harusnya mereka lewati. Namun Cal tetap saja mengabaikan niat baiknya.

"Cal?"

"Kita ke apartemenku."

"Kau punya apartemen? Tapi untuk apa, kita belum memberitahu Mom. Bagaimana jika Mom panik karena anaknya tidak pulang-pulang, ini sudah mulai malam Cal."

"Mom akan lebih panik lagi jika tahu menantu kesayangannya bermesraan dengan pria lain." Cal berbicara dengan datar, namun tersirat kata-kata sindiran dalam perkataannya. Jujur saja kalimat sindiran itu lebih menyakitkan saat seorang pria yang mengatakkannya. Seperti itulah yang Yucy rasakan sekarang, pria yang biasa selalu ada dipihaknya kini malah berpindah ke sisi yang lain untuk menghujatnya.

"Oleh karena itu aku harus menghukum istriku supaya dia tidak berulah sembarangan lagi. Suaminya sibuk bekerja, ia malah sibuk berselingkuh sampai lupa waktu. Apa itu adalah hal yang bagus Yucy? Apa Mom akan senang mendengarnya?"

Psycho #MILER2 (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang