Cerpen ini hasil kolaborasi karya dari Braino_S lestari_me lecanopus Ptrysc xohanrie diksibiru Mochichi26 adayraa
💌💌💌
Aris menarik rambutnya kuat. Ia sedang ingin beristirahat sekarang. Namun, Deon memaksanya untuk mengarsir komik yang ia buat. Pria itu sepertinya tengah dikejar tenggat yang tinggal beberapa jam lagi.
Aris membuka pintu apartemen dengan kasar. Ia lantas duduk di sofa tanpa izin. Setidaknya ia dapat beristirahat pada kursi empuk sebelum membuang tenaganya lagi untuk bekerja.
"Komik aneh apa lagi yang sedang kamu kerjakan?" tanya Aris sambil melihat-lihat gambar yang dibuat sahabatnya.
Deon yang sedang membuat kopi di dapur, membalikan badan, "Kehidupanmu memang unik," balasnya setelah mencampurkan serbuk putih ke dalam kopi milik Aris.
Deon menyimpan kopi buatannya sedikit jauh dari kertas komik. Ia menunggu saat yang tepat untuk membunuh orang di depannya.
Setelah dirasa Aris mulai mengantuk, pria itu memberikan minuman bersuhu tinggi yang ia buat.
"Terima kasih." Aris berucap. Tanpa rasa curiga, ia menyesap kopi pemberian sahabatnya. Deon memang terbiasa memberinya minuman berkafein, jika dirinya akan berlembur.
Aris lalu kembali pada arsiran komik. Namun, tidak lama kemudian, pria berkemeja putih itu memuntahkan darah. Dirinya langsung menengok ke arah Deon untuk meminta tolong. Tetapi, bukan uluran tangan yang ia dapatkan, melainkan acungan pisau yang siap menusuknya.
Di saat yang sama, Allen tengah berjalan menuju apartemen Deon. Ia juga diminta melakukan hal yang sama seperti Aris. Sebagai balasannya, Deon akan mentraktir Allen besok.
Seperti biasa, Allen membuka pintu apartemen tanpa mengetuk. Ia sudah ratusan kali datang ke tempat itu, sehingga dirinya menganggap apartemen Deon seperti rumah sendiri.
Di balik pintu, hal yang pertama Allen lihat adalah Deon yang sedang menusuk Aris dengan sangat gila. Dia tertawa di atas seorang pria yang tengah bertemu dengan malaikat maut.
"Eh?" tanya Allen pada keadaan. Ia segera menutup pintuberpura-pura tidak tahu.
"Padahal pertunjukannya belum selesai ." Deon langsung berlari mengejar Allen sebelum wanita itu pergi melapor.
Deon menarik tangan Allen dengan kasar sebelum pintu lift tertutup. Ia juga membungkam mulut sang wanita agar tidak menimbulkan suara ribut.
***
Kepala Allen terasa berat. Keringat dingin yang membasahi punggung mulai kering, menyisakan rasa lengket. Pandangannya meremang setelah Deon membekap dengan telapak tangan yang lecap.
Segera, Deon memanggul tubuh mungil Allen di pundak, membawanya ke dalam kamar, lalu menaruhnya kasar di atas sofa, tepat di sebelah mayat Aris yang berlumur cairan ahmar nan anyir. Sebilah pisau dapur masih tertancap kokoh, terselip di antara rusuk-rusuk. Deon sama sekali tak merasa jijik. Dia menarik paksa senjata tajam tersebut dari raga yang sudah tidak bernyawa.
"Indah sekali! Melihat kalian berdua duduk bersanding; tenang, nyaman," ucap Deon dengan tatapan nyalang dan seringai mengerikan. "Tetapi akan lebih menarik lagi jika Allen bermain saat siuman nanti. Komikku pasti akan sangat indah."
![](https://img.wattpad.com/cover/238112248-288-k220250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HUNTER DISTRICT
Short StoryTemukan keseruan tentang HUNTER DISTRICT hanya di HUNTERSPIN88. Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi karya dan konsep tanpa izin tertulis dari HUNTERSPIN88. Hak cipta milik penulis. 2020. © HUNTERSPIN88