Story Upgrade by Mocynna_ coretan_pena02 jurnallin Dyahi_Chan heiwahann jenanjae Meytalita Ichannisazhr
💌💌💌
Aris menarik rambutnya kuat. Ia ingin beristirahat sekarang. Namun, Deon baru saja meneleponnya dan memaksa untuk mengarsir komik yang ia buat. Sepertinya pria itu tengah dikejar tenggat yang tinggal beberapa jam lagi.
Aris membuka pintu apartemen dengan kasar. Ia lantas duduk di sofa tanpa seizin yang empunya. Sejenak melepas penat, sebelum kembali bekerja bagai kuda.
"Komik aneh apa lagi yang sedang kamu kerjakan?" tanya Aris sambil melihat-lihat gambar di atas meja yang dibuat oleh sahabatanya.
Deon yang sedang membuat kopi di dapur membalikkan badan. "Kehidupanmu memang unik," balasnya setelah mencampurkan serbuk putih ke dalam kopi milik Aris. Senyum penuh misteri tersungging di bibir Deon ketika ia mengangsurkan kopi kepada Aris.
Setelah duduk di hadapan Aris, Deon kemudian menyimpan kopinya sendiri agak jauh dari kertas komik. Sembari mengamati reaksi Aris, Deon kembali menerbitkan senyum penuh misteri. Agaknya, malam ini akan menjadi malam penuh inspirasi.
Beberapa menit setelah Aris meneguk kopi buatan Deon, ia mulai sesak napas. Serbuk putih yang Deon campurkan tadi sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Deon mulai tak sabar akan apa yang segera terjadi. Peluh keringat mulai membasahi dahinya hingga ke telapak tangan. Euforia bercampur dengan rasa gugup adalah paduan yang sempurna untuk aksinya kali ini.
"Aa-Apa y-yang ka-kamu be-ri-kan pa-da-ku, De-on?" Suara aris tersengal-sengal akibat sesak napas hebat yang di deritanya. Mukanya memerah dan keringat bercucuran dari dahi. Deon hanya diam sembari tersenyum penuh arti melihat pemandangan itu. Tak lama berselang, keluar darah dari lubang hidung serta mulut Aris. Setengah sadar, Aris melihat Deon mengacungkan pisau ke arahnya dan mulai menusuk tubuhnya dengan membabi buta. Aris sudah mati rasa dan perlahan bayangan Deon serta gemerlap cahaya lampu apartement meredup. Semuanya gelap.
Deon masih membabi buta, menusuki sekujur tubuh Aris untuk memastikan nyawa sahabatnya itu benar-benar sudah pergi. Di saat bersamaan, Allen sedang menuju ke apartement Deon. Gadis itu juga ditelepon oleh Deon untuk datang hari ini. Dengan dalih yang sama, membantunya mengarsir komik. Sebagai iming-iming agar keinginannya terpenuhi, Deon berjanji untuk mentraktir Allen keesokan harinya.
Tiba di apartemen Deon, Allen langsung memasukkan sandi dan membuka pintu tanpa mengucapkan salam. Karena sudah terbiasa berkunjung, Allen mengabaikan norma kesopanan itu. Namun, kejadian yang tak terduga sedang berlangsung di depan mata. Allen melihat Deon sedang membabi buta menusuki tubuh Aris yang sudah tak berdaya.
"DEON! Apa yang kamu lakukan? I-itu A-Aris ...." Allen histeris. Sembari membekap mulut dengan kedua tangan, Allen mencoba lari sekuat tenaga untuk keluar dari apartemen Deon. Napasnya memburu, tangan bergetar, dan keringat dingin sudah membasahi seluruh telapak tangan serta wajah. Saking takutnya, Allen sampai terantuk lemari sepatu dekat pintu keluar.
Sesaat Deon terpaku dengan kedatangan Allen. Dia memang mengundang Allen untuk datang. Namun, ia tak menduga jika Allen akan datang secepat ini. Tak butuh waktu lama untuk mengembalikan konsentrasi, Deon segera bangkit dan mengejar Allen yang berusaha kabur. Masih membawa pisau yang berlumuran darah, Deon berhasil mencekal tangan Allen.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUNTER DISTRICT
Historia CortaTemukan keseruan tentang HUNTER DISTRICT hanya di HUNTERSPIN88. Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi karya dan konsep tanpa izin tertulis dari HUNTERSPIN88. Hak cipta milik penulis. 2020. © HUNTERSPIN88