👑Part 4👑

3.9K 386 4
                                    

"Ini aneh, aku baru saja mengenalmu. Namun, hatiku berkata bahwa kamu adalah milikku."

-Raja & Ratu-

👑👑👑

Raja mengeluh sembari menggeliat seperti belut. Suara gedoran pintu yang cukup keras membuat ia terbangun dari tidurnya, Raja mengusap-usap kedua matanya. Rania paling bisa membuat Raja langsung terbangun dari tidur nyenyaknya.

"Raja. Ayo bangun sholat subuh!"

Raja menggerutu, ia merasa sangat mengantuk tetapi bundanya terus saja berteriak memanggil namanya.

"Raja, kamu mau sholat sendiri atau disholatin?!"

Raja mendengus, bundanya selalu saja melontarkan pertanyaan yang sama setiap harinya.

"Sendiri…," jawabnya malas.

"Mau di belakang imam atau di depan imam?"

"Belakang…," lagi-lagi Raja menjawab dengan malas.

Rania tertawa di balik pintu kamar Raja, "Anak pintar. Sekarang bangun, mandi, terus siap-siap ikut ayahmu ke masjid. Jangan lama-lama, ayah udah nunggu di bawah!"

"Iya bunda…," jawabnya dengan suara serak.

Raja bangkit dengan malas, ia melangkah dengan langkah gontai menuju kamar mandi. Rasanya ia masih sangat mengantuk, ia merasa baru tidur beberapa jam. Raja memang tadi malam begadang, ia paling sering begadang untuk bermain game online. Tetapi jangan salah, walaupun laki-laki itu begadang ia tidak pernah skip sholat subuh.

Dua puluh menit berlalu, Raja selesai dengan aktifitasnya. Lelaki itu mengenakan baju koko berwarna putih, sarung berwarna hitam serta kopiah dengan warna senada. Tak lupa ia juga membawa sajadah.

Raja berjalan keluar dari kamarnya, menuruni tangga untuk menemui ayahnya. Ia akan ke masjid bersama sang ayah.

Ayah dan anak itu berjalan menelusuri jalanan yang sedikit sepi. Selama perjalanan Raja terus menggerutu kesal karena sedari tadi ayahnya terus saja menyinggung soal dirinya yang begadang main game.

"Udah gede masih aja dibangunin sholat sama bunda, gak malu?"

"Gak sih, kecuali dibanguninnya sama bunda tetangga," celetuknya asal.

Ardy geleng-geleng kepala. "Kurangin begadang main gamenya. Jangan kayak anak gak ada kerjaan gitu, isi waktu luang kamu dengan hal yang bermanfaat. Kalau udah sholat isya, lanjut ngaji, belajar terus tidur."

Raja mendengus kesal, "Udah tiga ratus kali ayah ngomong kayak gitu."

"Lebay kamu Ja, baru juga tiga kali."

Raja tertawa, rasa kantuknya hilang.

Mereka terus berjalan, hingga akhirnya sampai di sebuah masjid besar. Keduanya menempatkan diri di shaf terdepan, Ardy sedang berzikir sedangkan Raja malah menulis-menulis tidak jelas di atas sajadahnya.

Seseorang tiba-tiba saja datang membuat gerakan tangan Raja terhenti, lalu mendongak menatap laki-laki seumuran ayahnya itu.

"Nak Raja silakan azan," ucap Pak Agus.

"Saya pak?" tanyanya yang diangguki oleh Pak Agus. Raja menyenggol ayahnya. "Ayah saya aja pak. Ayah sana azan, udah gede juga emang gak malu?"

Ardy mendelik tajam membuat Raja terkekeh geli lalu segera bangkit.

Raja & Ratu [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang