"Bahkan candaan dapat melibatkan perasaaan."
-Raja & Ratu-
👑👑👑
• Bantu tandain kalau ada typo ygy!
Pintu tertutup, kunci digerakkan ke kiri hingga terkunci. Alyssa yang tak lain adalah mama dari Ratu itu sedang mengunci pintu rumahnya, kemungkinan pintu berwarna coklat tua itu tidak akan pernah terbuka lagi. Di sisi lain, Ratu hanya mampu menunduk, sesekali ia memperhatikan pergerakan mamanya.
Dengan ragu dan rasa takut ia membuka suara, "Ma, apa enggak ada cara lain selain pindah dari sini?"
Alyssa berbalik, melempar tatapan tajam. "Kalau kamu keberatan, itu urusanmu. Kalau kamu mau tinggal sendirian di sini, silakan!"
"Bukan gitu, ma. Tapi rumah ini banyak kenangannya, berat rasanya buat pergi."
"Semenjak kepergian ayahmu, rumah ini udah gak ada kenangan apapun buat mama."
"Tapi, ma..." Ratu berucap lirih, berusaha menyalurkan ketidaksetujuan hatinya dengan keputusan sang mama.
"Apasih Ratu?" Alyssa berucap kesal dan sedikit mebentak. "Kamu gak usah banyak protes. Lagian ini juga gara-gara kamu, kamu penyebab ayahmu meninggal!"
Ratu terdiam. Dadanya mendadak sesak. Ratu tak bisa pungkiri, sesering apapun ia mendengar pernyataan yang sama dari mamanya namun tetap saja itu sangat menyakitkan baginya.
"Cepet bawa koper itu, malah bengong," cibirnya.
Ratu mengangguk pelan seraya tersenyum, kemudian ia menarik koper dan mengikuti langkah sang mama.
👑👑👑
Di lain tempat, di sebuah gedung sekolah yang besar terdapat banyak sekali siswa-siswi yang berlalu lalang. Tampak seorang laki-laki bertubuh tinggi, kulit putih, dengan kedua bola mata berwarna hitam senantiasa menatap hangat kepada sepasang mata yang juga menatapnya. Bibirnya senantiasa melempar senyuman manis kepada siapa saja yang menyapanya.
Muhammad Raja Ardiansyah. Laki-laki yang kerap disapa Raja itu berjalan melewati koridor sekolah yang terlihat ramai. Tak jarang beberapa siswa-siswi menyapanya.
Raja si friendly.
"Kak Raja!"
Seseorang berteriak memanggil namanya, mendengar itu Raja langsung menoleh. Ia menatap bingung ke arah perempuan yang kini sudah berdiri di hadapannya tentunya dengan senyum lebar.
"Kak Raja 'kan?"
Raja mengangguk, perempuan di hadapannya itu terlihat asing. Sepertinya dia adalah anak kelas sepuluh, pikirnya.
Perempuan itu tersenyum lalu menjulurkan tangannya, "Kenalin, aku Bella. Anak kelas X-MIPA 2."
Raja tersenyum, lalu menangkup kedua tangannya di depan dada. "Maaf ya, gue ada wudu."
Bella malu, sungguh. Ia menarik kembali tangannya, mengusap-usap tangannya di rok abunya. Ia sudah seperti membersihkan kuman saja.
"Iya kak gapapa kok," balasnya dengan senyuman.
Bella malu sekaligus baper. Jarang-jarang ia temui laki-laki seperti Raja. Ia menepuk jidatnya, ia sampai lupa tujuannya menemui kakak kelasnya itu.
"Ohh iya kak, aku lagi proses belajar masak. Ini masakan aku yang kelima, untuk Kak Raja. Nasi goreng udang spesial untuk Kak Raja," ujarnya sembari menyodorkan kotak persegi berwarna merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja & Ratu [REVISI]
Fiksi Remaja[DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU, SEBELUM MEMBACA] SEMENTARA AKU UNPUBLIK DULU, MAU REVISI Ratu tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan mengalami pernikahan saat SMA. Di ajak nikah oleh teman kelasnya sendiri. Laki-laki yang tidak pernah bosan m...