"Seribu kali kamu meminta maka jawabanku akan tetap sama. Tidak ada kata 'iya' untuk kamu yang hanya bermain-main saja."
-Raja & Ratu-
👑👑👑
•Bantu tandain kalau ada typo ygy!
Suara speaker berbunyi, menandakan jam pelajaran telah berakhir. Para guru dan siswa-siswi menghentikan proses pembelajaran. Pulang sekolah adalah waktu yang sangat dinanti. Tak heran jika koridor sekolah penuh kerumunan yang diciptakan oleh para siswa-siswi.
Wajah lesu berganti menjadi ceria. Senyum dan tawa tercipta. Mereka rela berdesakan agar bisa sampai rumah dengan cepat. Jika kebanyakan siswa berlarian keluar kelas saat mendengar suara speaker tetapi berbeda dengan Ratu, ia justru lebih memilih menunggu sampai kelas bahkan satu sekolah sepi baru ia pulang.
"Duluan aja Put, gue mau nunggu sepi."
"Aelah lo, santai aja. Gue tunggu, bentar lagi ini."
Tak lama kemudian, sekolah sepi. Tidak ada suara dari para siswa-siswi lainnya.
"Tuhkan udah sepi. Ayo!" Putri menarik lengan Ratu. Ratu manut dan mengikuti langkah teman barunya itu.
"Makasih ya Put, udah mau jadi temen gue."
"Sahabat. Kita sahabat."
Ratu tersenyum lebar. "Iya puput cabat."
Keduanya tertawa. Melanjutkan langkah hingga sampai di gerbang sekolah. Seorang laki-laki melambaikan tangan kearah keduanya, tepatnya ke arah Putri. Karena laki-laki itu adalah abangnya.
"Lo beneran mau pulang sendiri?"
Ratu terkekeh, entah sudah berapa kali Putri mengucapkan kalimat yang sama.
"Iya bawel, udah sana!" Ia mendorong bahu sahabatnya agar segera pergi. "Hati-hati ya!"
"Eh, eh, iya-iya. Lo juga ya hati-hati. Kabarin gue kalau ada apa-apa!" peringatnya. Karena tadi ia sempat bertukar nomor, jadi sangat aman apabila Ratu ingin menghubunginya.
Ratu mengacungkan jempolnya. Putri pun pulang meninggalkan Ratu seorang diri. Ratu pun memilih duduk di halte sekolah, sembari menunggu angkutan umum. Kedua kakinya tak bisa diam, terus saja bergerak seolah ada irama musik yang ia dengar.
Hari ini, ia berniat untuk mengunjungi Panti Asuhan milik ayahnya yang sudah dibangun bertahun-tahun yang lalu. Kini, Panti Asuhan itu dikelola oleh sahabat ayahnya.
Sesekali Ratu tersenyum mengingat kenangan lamanya yang sangatlah indah bersama sang ayah. Setiap bulan mengunjungi Panti Asuhan, lalu bermain dengan anak-anak Panti seusianya.
Lamunannya bubar tat kala mendengar suara klakson yang begitu nyaring.
"Assalammualaikum calon istri," ucapnya diakhiri dengan senyuman.
Ratu kenal betul pemilik suara itu. Ia menatap sosok laki-laki di depannya dengan wajah lengah, suasana hatinya mendadak tak baik.
"Waalaikumussalam calon jenazah," jawabnya ketus.
Raja geleng-geleng kepala sembari mengelus dada. "Astaghfirullah, tak patut."
"Ada apa?"
"Jutek amat neng. Lembut dikit napa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja & Ratu [REVISI]
Fiksi Remaja[DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU, SEBELUM MEMBACA] SEMENTARA AKU UNPUBLIK DULU, MAU REVISI Ratu tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan mengalami pernikahan saat SMA. Di ajak nikah oleh teman kelasnya sendiri. Laki-laki yang tidak pernah bosan m...