Mulai Peduli

1K 170 6
                                    

Haruto
"kerumah sakit".

Perintah mutlak yang haruto keluarkan dari mulut nya, Jeongwoo menggeleng.
"G-gk ush haru, uwu gpp kok"

Sedikit gugup, Jeongwoo menunduk. Menyembunyikan matanya yang sudah siap untuk meneteskan bulir2 air.

Haruto geram, ia segera menarik tangan Jeongwoo.

Jeongwoo
"Akhh.. hiks h-haruu"

Haruto
"Lo hrs ke rumah sakit, skrang "

Jeongwoo menggeleng lgi sambil menyeka air matanya. Ia kemudian tersenyum.

Jeongwoo
"Uwu hiks gpp haru, gk mau ke rumah sakit"

Haruto diam, jalan pikiranya sedikit bercabang kali ini antara membiarkan Jeongwoo di rumah nya yg sudah seperti tempat pembantaian mayat, atau membawa jeongwoo ke rumah sakit dengan paksaan.

Oke, haruto memilih obsi ke 2.
"Ke rumah sakit, Jeong. Luka lo malah smakin parah klo gk di obatin"

Dengan tangan yang menggenggam tangan milik Jeongwoo, haruto menarik jeongwoo walau jeongwoo melawan, tenaganya tak akan cukup kuat karen lukanya..

"Haruu hikss.. gak mauu"

"Lepasin, haruuu. Lepasin tangan uwu. Uwu gk mau ke rumah sakit".

Saat sampai di depan mobilnya, ohh hari ini haruto bersyukur karena membawa mobil. Karena motornya sedang di pinjam oleh 'anggap saja temannya. Jadi haruto menggunakan mobilnya. Ya istilahnya bertukar kendaraan.

Perlawanan dan suara Jeongwoo mulai melemah, haruto pun menoleh ke belakang.

"H-haruuu... haru--"

Dan benar Jeongwoo tiba2 pingsan, dan jatuh ke pelukannya.

"Wu, Jeongwoo!!?!"

Haruto mulai panik sekarang, ia membuka pintu depan di samping kemudi, dan menaruh(?) Jeongwoo di sana. Sembari menurun kan kursinya dan memasangkan sabuk pengaman.

Haruto sudah kalang kabut sekarang, terjebak lampu merah, entah kenapa terasa sangat lama. Bahkan ia membunyikan klakson beberapa kali saking kesalnya.

Sampai di RS, Jeongwoo langsung di tangani oleh dokter dan dibawa ke UGD.

Haruto menunggu, dengan menggenggam hp nya antara mengabari paman June kalau  Jeongwoo di rumah sakit.

                                ‹‹             —           ››

Brakkk.....

"Jeongwoo-!!" Seorang pria paruh baya masuk ke dalam ruang rawat dengan tergesa2. Haruto yang sedari tadi diam menunggu jeongwoo sadar terlonjak kaget.

Haruto
"Uncle-!, Tenang dulu, jeongwoo cman kecapek an, sma kekurangan darah. Sebntar lagi jeongwoo jga sadar"

June masih terdiam menatap anak kandungnya itu. Tangannya bergerak mengelus rambut jeongwoo dengan lembut. Walau jeongwoo anak di luar nikah setidaknya jeongwoo tetap darah dagingnya sendiri.

June
"Jdi gimana slama ini sekolah Jeongwoo ?"

Setelah sekian lama diam. June membuka suara.

Haruto
"Jeongwoo baik2 aj di sekolah, cman jeongwoo susah buat temenan uncle, jeongwoo terlalu pesimis"

Haruto menatap jeongwoo sendu, ada sedikit kebohongan dalm kata haruto, jeongwoo tidak baik2 saja di sekolah.

June kembali diam, sampai suster masuk ke dalam ruangan.

Suster
"Permisi, dengan keluarga Park Jeongwoo"

June
"Saya ayahnya"

Suster
"Tolong ikuti saya, dokter shin ingin menemui anda"

                 «.                                         .»

3 hari jeongwoo di rawat, kini ia sudahdi perbolehkan untuk pulang. Kali ini June yang mengantar Jeongwoo. Di dalam mobil terasa sangat hening, Jeongwoo masih canggung dengan ayahnya, dan June tidaklah pandai mencari topik pembicaraan.

Sampai di depan rumah Jeongwoo.
June
"Ambil ini, jgn bilang pada ibu mu"

Jeongwoo ragu mengambil kartu itu, black card, sungguh really dia memberikan ini.

Jeongwoo
"Tapi yah... Ini terlalu berlebihan"

Jeongwoo menunduk. June yang paham akan situasi seperti ini tersenyum lembut.
Ia mengusak rambut jeongwoo.

June
"Ambil saja woo, ayah gk nerima penolakan"

June meletakkan kartu itu di tangan jeongwoo. Ia keluar dari mobil untuk mengambil tas Jeongwoo dari bagasi.

Jeongwoo ikut keluar, terburu buru mendekati ayahnya yang akan masuk ke dalam rumah.

Jeongwoo masih belum yakin apakah rumahnya sudah bersih, terakhir ia pergi rumahnya sudah seperti kapal pecah. Ia takut ayahnya June akan curiga.

Tapi terlambat June sudah membuka pintu. Tapi masih berdiri didepan pintu tidak sampai masuk ke dalm rumah.

Jeongwoo segera menyusul dan ikut terdiam di depan pintu. Ia terkejut.

Tbc.

©Died [HaJeongwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang