Hahhh... Hah..
Haruto terbangun dari mimpinya, lagi2 terjadi peristiwa itu benar2 mengganggunya.
Ini sudah seminggu sejak kejadian itu, namun haruto masih belum bisa tertidur tenang. Air matanya kembali mengalir dan haruto membiarkannya, menyangga kepalanya dengan kedua lututnya. Ia menghadap ke jendela yang masih gelap. 03.19, masih sangat pagi untuk bangun.
Namun sekarang sudah seperti rutinitasnya.
"Maafin gw woo, maafin gw yang gk bisa jagain lo"
____________________________________Setelahnya aparat kepolisian datang ke sekolah, semuanya panik namun tidak ada seorang murid pun yang boleh keluar dari sekolah sekarang, karena hampir semuanya adalah saksi.
Haruto sudah berada di halaman, jeongwoo sudah di bawa ke rumah sakit, untuk penanganan lebih lanjut, detak jantung jeongwoo masih terdengar walau sudah sangat lemah.
Tubuh haruto merosot ke bawah tepat di depan genangan darah milik jeongwoo, kepalanya menunduk.
"Haruuu~"
"Haruu, liat~"
"Iyaa Haru"
"Haru, tunggu bentar~"
"APA APAAN, PAK-!! LEPASIN SAYA, SAYA SALAH APA EMGNYA, HA-!!" Hyunsuk memberontak saat polisi memborgol tangannya dan membawanya ke kantor polisi. Beberapa siswa dan siswi lainnya masih di wawancarai bagaimana, mengapa, apa dan lain2 nya.
Junkyu menepuk pundak haruto, namun haruto tetap terdiam.
"Mending lo nyusul jeongwoo, dri pada lo makin nyesel nanti".Perkataan junkyu kini menyadarkan haruto tanpa aba2 apapun haruto berlari menuju parkiran membanting helmnya dan apapun yang menghalangi motornya. Bahkan haruto berkendara tanpa menggunakan helm ataupun jaket, matanya kembali memerah, saat semua memori ny bersama jeongwoo bermunculan memenuhi pikirannya.
Tanpa peduli menerobos lampu merah, dan memarkir kan sepeda motornya asal. Tepat saat ia datang, ruang UGD terbuka, brangkar yang di dorong keluar dari UGD itu ditutup kain putih, haruto terdiam mendekati brangkar tersebut, berlari sedikit, semua perawat kemudian berhenti, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Haruto membuka kain putih itu.
Hahhh.....Wajah manis itu benar2 memutih terlihat sangat pucat, haruto menggenggam tangan itu, mengelus pipinya perlahan, mengabaikan luka di pipi itu.
Menggenggam erat tangan itu.
"Woo, Jeongwoo-!, PARK JEONGWOO-!!?" Haruto mulai kalut, mengguncang raga tanpa jiwa itu, berharap kalau jeongwoo akan bangun dan memanggil namanya lagi.Hanya sekali lagii, haruto menangis, pepatah itu selalu benar, penyesalan selalu datang belakangan. Dan haruto merasakan penyesalan itu sekarang.
_____________________________________Pemakaman dilakukan saat sore hari, semua biaya pemakaman di tanggung oleh june, jika kalian bertanya dimana yoonbin, ia sudah berada di Jepang melanjutkan pendidikannya, dan tinggal bersama kakek nenek nya dari pihak ibu.
Haruto datang, walau tadi ia sempat, dihajar oleh June. Masih berbekas di pelipisnya lebam biru itu.
Namun karena ini saat terakhirnya untuk melihat jeongwoo, akan ia lakukan walaupun harus dihajar lagi oleh june.
Pemakaman berjalan dengan lancar, banyak kolega june yang mengucapkan bela sungkawa, sedangkan dari pihak sekolah kepala skolah datang untuk melayat bersama wali kelas dan ketua kelas, sembari meminta maaf atas semuanya.
Sekolah di tutup selama sebulan dengan denda yang cukup pantas, karena banyak juga kasus pembulian di sana namun guru dan kepala skolah tidak bertindak sama sekali, ditambah tuntutan dari June, sekolah itu terancam ditutup.
Selain ketua kelas, hanya junkyu dan haruto saja yang hadir sebagai teman dari jeongwoo, tidak ada yang lain. Hyunsuk hanya di beri hukuman ringan, satu bulan di penjara, namun di tebus dengan uang oleh ayahnya. Money can talk. Sudah biasa terjadi.
-+-
Haruto kini terdiam di balkon apartemen nya, di lantai 7. Memandang hamparan lampu kota yang berkelap kelip dari atas, ia bahkan masih memakai baju dari pemakaman tanpa ada niatan untuk menggantinya.
"Gw juga sayang sama lo jeongwoo, kenapa lo malah ninggalin gw."
Membiarkan air matanya kembali mengalir, haruto menyangga kepalanya di atas tangan yang ia lipat di atas pagar balkon(?).
Seseorang menepuk punggung belakangnya namun haruto sudah tau siapa itu, junkyu yang dari tadi juga berada di apartemen haruto, menemani pemuda yang kini menangis tersedu itu.
"Nyesel kan lo?"
Haruto tetap menangis, junkyu menepuk punggung yang bergetar itu, menatap kelangit, tepat sebuah pesawat lewat di atasnya, berpikir dan berharap semoga kisah cintanya tidak seperti orang bodoh di sampingnya.
.
.
.
.
.
Tamat
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
©Died [HaJeongwoo]
Genç KurguKisah seorang park jeongwoo yang pada akhirnya memilih pergi dari pada bertahan. ---------------- "Gw juga sayang sama lo jeongwoo, kenapa lo malah ninggalin gw." - Haruto. Start : 13 Juni 2020 End : 19 Agustus 2021.