7 | Don't Make a Chaos

1.1K 105 5
                                    

Note :
Kalo ada typo tolong tandain ya!

2 oktober 2020

[Revisi : 16 Juni 2024]

Happy reading!

🔥

Ting

Bunyi lonceng saat pintu terbuka mampu mengisi keheningan ketika seseorang gadis mulai menapaki kakinya masuk ke kedai roti, beberapa orang yang duduk menikmati makanannya mengalihkan perhatiannya kepada gadis kecil yang tampak berjalan melalui tiap meja, termasuk kepada seorang shopkeeper kedai.

"Good morning!" sapa shopkeeper kedai dengan riang. Tubuhnya sibuk sekali kesana dan kemari membawa loyang-loyang roti. Kedua tangannya yang dilapisi sarung tangan oven dengan lihai memindahkan roti yang baru di panggang ke wadah yang suhunya lebih rendah.

"Morning, Sisy," ujar Zanetta. Perlahan kakinya mendekati meja kasir, tepat di belakang Sisy berdiri.

"I just made muffins, pear and ginger quick bread. Kamu mau coba?"

"Pir dan jahe? hmm ... kayaknya pernah dengar. Aku mau coba itu."

"Yes. Ibu kamu yang menyarankan untuk nambah menu baru. Kita sedang dalam masa uji coba." Sisy memotong kecil-kecil roti tersebut. "Cobain." Sisy memberikan satu potongan kecil kepada Zanetta.

"Aku sebenarnya nggak suka campuran pir dan jahe, rasanya aneh." Zanetta menunjukkan ekpresi yang tidak biasa saat mencicipi potongan roti yang diberikan Sisy. "Aku baru ingat, roti ini rasanya kayak punya Cutie Pie, aku pernah di kasih teman."

Sisy tersenyum bangga. "Itulah Ibu kamu, bahkan sekelas roti terkenal pun dia mampu nyaingin, walaupun kedai kita nggak sebesar punya mereka."

"Ibu di mana, Kak?"

"Di belakang, tuh! Masih sibuk nakar resep."

Zanetta melewati palang kecil yang membatasi luar meja kasir dan dalam meja kasir.

"Aku bantu apa? Pagi ini pengunjung sepi ya?"

"Jam tujuh ramainya, gue sampai kewalahan. Untung hari ini Ibu kunjung." Sisy mengusap dahinya yang dipenuhi peluh keringat. Maklum saja, Sisy hanya bekerja seorang diri di kedai ini, semua masalah internal kedai menjadi penanggung jawabnya.

Sejauh ini hanya Sisy yang dipercayai Belinda. Sisy tidak pernah berbuat ulah, pribadinya sangat rendah hati, kompeten, dan bertanggung jawab. Selain itu Sisy juga pandai mengatur waktu sehingga semua pekerjaan di dalam kedai ini mampu diambil alih oleh Sisy seorang.

"Permisi, Bu. Boleh saya bekerja di sini? saya benar-benar butuh, Bu."

Belinda yang saat itu sedang melayani banyak pelanggan, tidak terlalu menanggapi ucapan dari gadis ringkih yang berdiri di depan meja kasir.

"Kamu boleh duduk dulu, maaf ya, saya melayani pelanggan terlebih dahulu."

Lantas mendengar secerah harapan, Sisy duduk di meja paling ujung. Tidak ingin menganggu para pelanggan yang sedang menikmati makanannya. Sisy duduk termenung, terus merapalkan doa berharap satu roti saja untuk hari ini bisa mengganjal perutnya.

The IntimidatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang