Hujan

7 0 0
                                    

Keesokan harinya setelah bangun dari tidurku, kulihat dari kaca jendela terlihat sekali kaca seperti sehabis diguyur hujan karena tersisa airnya.

Hujan mengapa engkau turun sehingga membuatku sulit untuk menemui seseorang yang membuat hati ini resah dan rasa penasaranku seakan ingin sesegera menemuinya.

Akupun memutuskan untuk tidak mengikuti kuliah hari ini, sepertinya hujan yang begitu lebat membuat akses jalanku menuju ke kampus tertutup oleh genangan.

Aku putuskan hari ini hanya berdiam diri saja di rumah.

"Tok.....Tok...Tok" suara pintu berbunyi.

"Sayangg..... Kamu tidak kuliah hari ini?" ujar ibuku.

Akupun beranjak dari tempat tidurku untuk membuka pintu.

"Apa tadi bu?" ujarku.

"Kamu tidak kuliah?"

"Sepertinya tidak bu, hujannya deres banget. Kayanya bakalan banjir deh"

"Ya sudah kalo begitu, ibu dan ayahmu ingin pergi"

"Pergi kemana bu?"

"Ibu tidak tahu, kata ayahmu ia ingin mengenang masa-masa kita pacaran dulu"

"Awwww.... Ibu dan ayah soswet banget siiihhhh"

"Thank you dear"

Seperti anak muda saja kelakuan kedua orang tuaku, sebenarnya aku ingin sekali merasakan apa yang mereka rasakan ketika mereka muda. Namun aku memang tidak terlalu akrab dengan seorang laki-laki, memang aku belum siap saja jatuh kedalam dunia percintaan.

Jika tiba saatnya tuhan akan mempertemukan siapa yang pantas bersanding dengan diriku.

Jodoh itu memang perlu dicari, jika dari awal saja kita sudah berniat untuk memainkan perasaan lantas bagaimana tuhan akan mempertemukan.

Rasa Dan BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang