Suatu pagi

10 0 0
                                    

Pagi pun telah tiba, tak terasa begitu cepat. Padahal aku baru saja memejamkan mata, mungkin saja karena aku terlalu lelah.

Aku pun bersiap-siap, untuk pergi keluar karena memang hari ini aku libur. Jadi akan ku habiskan waktuku untuk bermain dengan viola.

"Good morning dear" said my father.

"Good morning again daddy" I said.

"Where are you going? It's pretty early in the morning" said my father.

"I want to meet my friend daddy"

"Yes, you eat first"

"Yes daddy"

Selesai makan dengan keluargaku, aku pun menyiapkan kendaraanku dan berajak pergi. Sebelumnya aku dengan viola sudah berjanjian terlebih dahulu, untuk menemuinya diesok hari.

Sesampainya di sebuah cafe di daerah jogja, aku pun telah ditunggu oleh viola, aku kira dia belum datang.

"Hei, aku tungguin lho" ujar viola

"Heheiya maaf ya"

"Yaudahdeh, ada apa kamu mau menemuiku pagi-pagi"

"Ada yang aku tanyakan?"

"Perihal apa itu?"

"Kamu kenal dengan yang namanya Nico?"

"Nico?"

"Iya, dia yang membuat mobilku rusak?"

"Sepertinya aku mengenalnya"

"Siapa dia?"

"Dia adalah murid dari fakultas hukum dan mendapatkan beasiswa"

"Ha?apakah benar?"

"Iya, dia siswa terbaik dan terpintar"

"Aku masih tidak percaya"

Mendengarkan ucapan itu, aku seakan tidak percaya. Apakah siswa yang terlihat beringas dan tidak berakal itu ternyata memiliki kemampuan yang melebihiku.

Rasa Dan BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang