Ngaji jomblo 09: Melamar (khitbah)

126 4 0
                                    


Kesulitan yang datang pada kita pasti kesulitan yang layak, bukan kesulitan yang tidak layak.

Panggung itu akan di sediakan pada orang yang sudah siap.
Jadi kalau seandainya kita sudah mempersiapkan diri, insyaAllah panggung pernikahan itu akan datang, asal persiapan dulu, karena itu yang paling penting.

Kalau seandainya kita di beri panggung sebelum kita siap-siap, mungkin hanya akan memalukan atau bahkan berakhir dengan penyesalan.
Maka jangan sampai saat datang masanya kita, tapi kitanya belum siap.

Persiapan itu lebih penting daripada kejadian.

Persiapan menikah itu lebih penting daripad akadnya.

Karena akad itu akan datang pada orang yang sudah bersiap-siap, kalau sudah bersiap-siap tapi gak dapat-dapat gimana? Minimal perisiapannya sudah ada, daripada sudah dapat tapi belum bersiap-siap, itu justru menjadi penyesalan yang lebih parah daripada orang yang ngak nikah.

.

.

.

Jadi, Allah telah menganugerahkan kita filter otomatis, (biasanya memang kesuakaan kita) yang semuanya tergantung dari refrensi kita, tergantung pemikira kita, tergantung aqidah kita, tergantung dari apa yang sudah masuk dalam diri kita.

Ilmu kita mengakibatkan kita like dan dislike itulah filter otomatis.

Selain itu ada filter- filter yang sudah di sampaikan Allah dan rasulnya (memilih jodoh yang 4)

Logikanya, orang yang baik, pasti akan ketemu orang-orang yang baik, dan orang-orang yang buruk yang hanya bisa mengapresiasi atau hanya bisa menerima keburukan orang-orang yang buruk.

Contoh: Siapa yang bisa memaklumi orang mencuri? Yang bohong? Yang menipu? Tentu hanya orang yang juga sama dengan dia. Tapi orang yang hidupnya baik/bener akan sangat sulit memaklumi keburukan.

Contoh lainnya adalah tentang rokok, ketika kita ngak suka rokok, kita ngak akan mungkin memilih pasangan yang merokok. Karena merokok itu merugikan, sia-sia dan merusak kesehatan. Sudahlah dia menghalagi kehidupan orang untuk lebih baik, dia juga membuat hidupnya minus, inilah contoh filter otomatis.

Kalau kita punya filter otomatis, secara logika kita juga ngak akan ketemu sama orang yang "ngak bagus", termasuk di sosmed.
Filter-filter itulah yang nanti akan membatasi seperti apa nanti yang masuk.

Orang yang suka dugem ngak akan ketemu sama orang yang soleh, karena beda jam main(?) mereka pun ngak akan saling suka kalau ketemu.
Yang dugem ngatain orang yang suka ibadah kadrun, yang soleh juga gak suka dengan aktifitas yang di lakukan orang itu.
*Kadrun = kadal gurun*

Maka wajar ketika Allah katakan Perempuan-perempuan yang akhlaknya buruk/keji hanya akan di peruntukan/di sukai oleh laki- laki yang seperti itu levelnya.

Dan laki- laki yang bersifat keji, yang kata-katanya kotor, cela, nista, hanya bisa di pasangkan dengan perempuan yang juga seperti itu, karena mereka saling memaklumi.

Perempuan-perempuan yang baik perangainya, lembut tutur katanya, pintar bersikap di depan orang, maka merka akan di peruntukan dan di sukai oleh orang yang sama dan laki-laki pun sebaliknya, akan di pasangkan dengan perempuan yang sama.

Tidak akan ada ketidakadilan.

Namun, coba renungkan kisah di bawah ini.

Kasus nyata:
"Saya baik, saya solat, saya ngaji, saya sedekah, puasa, tahajjud, tapi kenapa saya di pasangkan dengan suami yang kaya begini?" (suaminya mualaf, 3 bulan kemudian murtad) "Saya salah apa sama Allah?" Bukankah orang baik hanya di pasangkan dengan orang baik?"

Kajian pra nikah dan parentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang