Ngaji jomblo 15: Menyiapkan pernikahan

58 3 0
                                    

Banyak orang yang mau menikah tapi minim persiapan padahal menikah adalah ibadah yang paling lama.

Mengkaji islam tidak pernah terlalu dini, kalau belum siap nikah justru mulailah untuk mengkaji. Karena Kalau sudah mau menikah baru mau siap-siap, nanti malah buru-buru.

Kalau memang belum siap nikah = belajar/mengkaji. Berapapun lamanya
hasil tidak pernah mengkhianati periapan.

Mempersiapkan diri untuk ujian/pertandingan yang cuma berlangsung beberapa jam/menit/detik saja kita butuh waktu yang lama bahkan bertahun-tahun dan itu penting untuk di ketahui karena tiap pertempuran membutuhkan persiapan yang tidak singkat.

Maka kitapun harusnya bersiap-siap untuk ibadah yang terlama.
Karena prestasi/kebanggaan tertinggi setan adalah menceraikan/memisahkan satu ikatan suci karena mereka bermaksiat.

Itulah yang di sebut mishaqan ghalizan (ikatan suci) dan hanya 2 mishaqan ghalizan di dalam Al-Qur'an. Yang pertama adalah yang Allah berikan pada Bani Israil dan mereka gagal, yang kedua adalah ketika Allah berada di antara 2 pasangan laki-laki dan perempuan yang mereka berniat menikah karena Allah, maka itu adalah janji suci pernikahan yang di ucapkan, Allah lah yang menjadi penjaminnya dan Allah akan keluar dari jaminan itu andaikan keduanya bermaksiat.
Persiapan itu sangat penting sekali.
.

.

.

Kalau seorang muslim sudah belajar islam, mengubah persepsinya, memahami keimanan, tau bagaimana seorang muslim harus berlaku, tau kewajiban-kewajibannya sebagai suami/ayah, tau apa tujuan hidupnya, paham bagaimana nanti cara mati yang ia inginkan jadi ia siap hidup dst ini semua adalah bagian yang akan menjadikan seorang muslim/muslimah tersebut sempurna dan siap untuk melanjutkan pada satu fase berikutnya yaitu pernikahan.

Pernikahan hanyalah satu fase dalam hidup kita dari banyaknya fase hidup manusia, tidak perlu di anggap keren, tidak perlu di anggap istimewa, tidak perlu di pengen-pengenin secara berlebihan, namun karena menikah adalah penggenapan agama yang dari beban-beban, ujian-ujian, perintah-perintah itulah kita mendapatkan bagian pahalanya.
Di samping terdapat kenikmatan dari menikah itu sendiri, sehingga kita tidak hanya memiliki satu fase yang baru, tapi juga memiliki satu kenikmatan yang baru, yakni Sakinah, mawadahm rahmah. Maka ketika kita sudah siap, maju!

Berapa umur ideal menikah? Tidak ada.

Rasulullah menikah umur 25th dengan Khadijah yang berumur 40th.
Dan disini terdapat beberapa pelajaran: Rasulullah di umur 25th sudah lebih daripada matang, sangat matang, karena sejak umur belasan pun beliau sudah banyak terlibat dalam peristiwa-peristiwa khusus. Artinya Kecerdasan emosionalnya, fisiknya sudah di atas orang rata-rata.

Maka ketika sudah siap meminang wanita, khitbah saja. Kalau dia sudah setuju, bisa lanjut pada bapaknya untuk menentukan jangka waktunya (tanggal nikah), maka masuklah kita pada fase ta’aruf kalau sudah punya ujungnya kita mau kemana.
Inilah namanya komitmen.

Karena kalau tidak ada batas waktu ta’arufnya alias ta'aruf nya di jalani aja, namanya modus pacara syariah (thats why, ustad lebih memilih melamar dulu baru kenalan)

Laki-laki akan berbuat yang terbaik (mencintai) kalau muncul komitmen, beda dengan perempuan. Makanya cara melihat keseriusan laki-laki adalah dengan melihat dia mau komitmen apa ga? Kalau gak dia bukan laki-laki yang baik, makanya pacaran itu gak boleh karena gak ada komitmen sama sekali.
Bisa jadi hari ini nyambung bisa jadi hari ini putus, bisa jadi seenak-enaknya dari salah satu pihak. Kaya orang pergi ke rest area. Perempuan mau di seriusin apa mau di mainin?
Dan pacaran (maksiat) itu karena tidak ada komitmen jadi kalau suatu saat dia menikah gak nutup kemungkinan dia selingkuh karena prosesnya sama.
Pacaran dan selingkuh itu gak ada bedanya, sama-sama bukan mahrom, sama-sama hubungan yang tidak ada statusnya, sama-sama hubungan yang gak ada komitmennya, sama-sama hubungan  yang gak halal bahkan hubungan diam-diam. Maka jika dulunya dia pacaran dan setelah menikah dia selingkuh jangan heran, karena dia ("cuma" sedang) mengulangi maksiat yang sama.

Kajian pra nikah dan parentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang