- Part 7 -

9 5 0
                                    

• Khawatir? •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khawatir? •

- BAD COUPLE -

* * *

Jennifer POV.

Panik.

Itulah yang gue rasain sekarang.

"Woy! Jangan kabur lo," teriak gue seraya bergegas menghampiri laki-laki yang sudah tergeletak lemas di jalanan.

"Ini? mereka nge-rencanain buat nye-lakain lawannya sendiri?" ucap gue bertanya pada diri sendiri.

"Wah ada yang gak beres," ucap gue.

"Woy, bangun lo!" titah gue sambil menepuk-nepuk helm miliknya.

"Bangun!"

"Cemen banget si."

Hening.
Tidak ada reaksi darinya sama sekali.
Gue mencoba untuk membuka helmnya.

WHAT THE ...

OMAYGAT!

"TAMA?" seru gue.

Gue enggak begitu kaget liat, kalo yang jadi korbannya si Tama, bahkan gue seneng. Hahaha! Tapi gue kaget banget sama darah yang udah bercucuran di seluruh muka dia.

Bau anyir yang sangat kencang, bikin gue mau muntah. Gue berinisiatif untuk pergi aja, enggak mau ikut campur masalah ini, tapi gue sedikit gak tega, liat dia udah tergeletak lemes di jalanan.

"Tolongin gak ya?" batin gue.

Karena gue masih punya hati nurani. Gue mentingin buat nolongin dia ketimbang rasa ego dan gengsi gue.

"Eh! Wait. Gue gak akan bisa angkat mi bocah sendirian. Gue telfon temennya aja kali ya," ucap gue sedikit berfikir. Tak butuh waktu lama, akhirnya gue memilih untuk nelfon salah satu temennya.

"Halo."

"...."

"Bos lu pada tewas di jalan."

"...."

"Canda, gak usah ngegas. Paling dia cuma pingsan."

"...."

"Di jalan angsa, di deket pertigaan."

"...."

"Yoi."

Tutt ...

Usai menelfon, gue duduk di samping dia. Suasana kembali hening, gue jadi takut. Udara semakin dingin, komplit dah. Dan sialannya, mata gue enggak bisa diajak kompak. Kedua bola mata gue terus terusan liat muka si jin tomang. Asli, gue jadi takut sendiri liat kondisi dia kayak gini.

Tak lama kemudian, ada 4 motor datang menghampiri gue, pasti itu temen-temennya. Gue langsung berdiri, lalu kasih tunjuk kondisi Tama.

"Coba lo ceritain kejadiannya," titah Reon, salah satu teman Tama.

"Iya! Gue pengen tau, siapa yang udah buat si Tama, jadi kayak gini," timpal Daffa.

"Itu urusan nanti, yang penting bawa ni jin tomang ke rumah sakit," ucap gue.

"Daf, panggil ambulan," titah Reon.

"Gue kabarin orangtuanya," ucap Marchel seraya meronggoh saku celananya.

* * *

"Suster! Sus, tolongin temen saya," teriak Reon.

Beberapa suster disana langsung lari tergesa-gesa, membawa Tama ke ruang UGD. Dokter pun langsung turun tangan tanpa harus menunggu lagi.

Dibalik kekhawatiran mereka semua, ternyata dibalik tembok ruang UGD ada satu sosok perempuan tinggi bak model sedang mondar-mandir dengan raut wajah gelisah.

* * *

1 jam kemudian ...

Pria berjas putih itu keluar dari ruang UGD sambil membenarkan stetoskop yang bertengger dilehernya.

"Ba ... Bagaimana, Dok ... Keadaan anak saya?" tanya wanita paruh baya itu sambil nangis tersedu-sedu.

Brukkk ...

"TANTE GEA!" teriak serentak.

TBC
🌜✨🌛

Holla!
APA KABAR LOHHH LOHHH SEMUAHHH.

GA USH KEBANYAK BASA BASI LAGI, CUZZZ LANGSUNG BACA PART INI. EITS TAPI JANGAN LANGSUNG PERGI GITU AJA.
SETELAH BACA PART INI, JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK KALIAN BERUPA VOTE AND COMENT-COMENT YANG MEMBANGUN.

Stay healthy💜

Bubayy.

See u✨ - Luv ❤

BAD COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang