Enjoy ;) -aPada akhirnya, Zayn mengajakku untuk mengobrol setelah dia mendiamkanku selama beberapa menit—kemungkinan ia tidak ingin aku bertanya lebih banyak lagi.
Perjalanan ini akan memakan waktu yang lama.
Memang apa maksud dari perkataannya? Tapi, memang Van masih melaju kencang dan jalanan masih dihiasi oleh gedung-gedung walaupun jarang. Aku tahu tipikal bocah-bocah disini akan pergi kemana. Mungkin suatu tempat asing yang ingin mereka kunjungi atau… yeah terserah.
Zayn memiliki kepribadian yang awalnya begitu cuek dan dingin—dan akulah yang kerap menanyakan banyak hal. Tapi akhirnya, ia bisa menjadi enak diajak mengobrol. Berkali-kali ia menyebutkan lelucon andalannya. Ia banyak bercerita tentang pengalaman lucunya dengan kawan-kawannya dan beberapa lelucon lagi.
“Kalian sedang menertawakan apa?” tanya Selena tiba-tiba. Ia sepertinya ingin bergabung dengan kami. “Lelucon” jawab Zayn singkat dengan tawanya yang belum selesai. “Lelucon apa?” tanya Selena lagi, “banyak” jawab Zayn. Selena memutar kedua matanya kesal dengan jawaban singkat Zayn. “Sel, lihat Justin.” Desis Zayn. Aku melihat Justin yang sibuk bermain adu jempol dengan Hailey. Wajah Selena memerah dan ia menyilangkan tangan didepan dadanya. Zayn menahan tawa. “Mereka hanya teman.” ujar Selena pendek. Zayn tertawa, “Maafkan aku, tidak seharusnya aku memberitahumu”
Akh, begitu banyak masalah disini. Aku harus sebaik mungkin tidak terlibat. Terlebih aku harus berhati-hati pada Kylie. Otakku memeringatkanku bahwa ia terkesan… kasar. Walaupun wajahnya begitu manis dan cantik, tapi aku benar-benar cukup awas dengannya.
“Jadi, kau asli London?” tanya Zayn memulai topik baru. “Bukan. California.” Jawabku. “California?” ulang Zayn dan Selena bersama. “Mm-hm” aku bergumam. “Kau?” “Texas,” Selena mengedikkan bahunya “tapi aku sudah pindah ke Florida.” “Well, aku asli California tapi aku juga pindah sekarang ke Los Angeles” “aku-“ “Zayn, kita semua tahu kau dari London.” potong Selena.
“whatevs. Apa kau dalam rangka musim panas ke London?” tanya Zayn. “Iya. Bagaimana kau tahu?” “aku tahu banyak” kata Zayn memuji diri sendiri.
“Beda dengan gadis-gadis disini. Lainnya lebih memilih Hawaii atau Brazil atau tempat eksotis untuk musim panas. Jika aku seorang gadis… aku lebih memilih berendam dikolam renang dan memakan sesekop ice cream. Melihat tubuhku secara berulang-ulang…” ujar Zayn. “Kenapa harus melihat tubuh secara berulang-ulang?” tanyaku. “Sebab aku barusan menjadi cewek. Aku begitu shock karena memiliki tubuh ramping tanpa otot. Memiliki bokong dan dada akan menjadi hal baru. Jadi, aku melihat tubuhku secara berulang-ulang-“ “hentikan. Itu menjijikkan.” Potongku.
Selena tertawa. “Sebab kenapa?” tanya Selena, “memastikan bahwa empat aset tersebut memang nyata. ” Jawab Zayn. “Empat?” “Sel, kau memiliki mereka bukan? Dua—“ Zayn menyentuh dadanya—“dan dua”—Ia menyentuh kedua bokongnya. Aku tidak akan membayangkan Zayn jika ia wanita. Akan menjijikkan sekali.
Sudah berjam-jam kami duduk di Van. Aku sengaja membuka jendela dan melongok keluar. Bau laut tercium dari sini. Pantai? Mungkin.
“Kita akan sampai kan?” tanyaku ke Zayn yang ikut melongok keluar. “mm-hm” gumamnya, “apa kau pernah kesini sebelumnya?” tanyaku lagi, “dengan keluargaku. Mungkin 30 menit lagi kita sudah sampai.”
“Sepertinya kita jauh dari London,” kataku lagi sambil menutup jendela. “memang, kita ke Polperro.” “Popeyo?” “Pol…Per…Ro” eja Zayn. “Polperro?” Zayn mengangguk, “kita akan kesana?” tanyaku, “yep, dan kau akan senang sekali disana, aku jamin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Anabella?
Random"orang yang meninggal akibat depresi, bukanlah orang yang ingin mengakhiri hidupnya..." "Ana, jangan lakukan!" "mereka ingin mengakhiri lukanya." Semua orang punya pilihan. Tapi aku memilih pilihan paling buruk. NB; Hai!