Selamat membaca..___
Seorang gadis bertubuh kurus itu sudah lima menit yang lalu tengah berdiri menatap sosok pria tampan berbalut kemeja rapi dengan kacamata baca melingkari hidung bangirnya.
Juhee, mengunjungi ruang kerja sang kakak ipar, yang tengah bergulat dengan tumpukan berkas-berkas yang harus ia tanda tangani.
"Hee-yaa? kau datang? sejak kapan kau di situ?" Ucap pria tampan yang ternyata sudah sadar dengan kehadiran Juhee, Seokjin segera berdiri dan menghentikan seluruh kegiatannya.
"Sejak Oppa terus mengumpat pada kertas-kertas itu" gadis itu berjalan menghampiri sofa yang berjajar rapi di ruangan besar itu.
"Hey, katakan apa yang terjadi, Oppa tahu ada yang ingin kau ceritakan" ucap pria tampan yang juga mengikuti Juhee untuk duduk di sofa sebelah kanannya.
"Mengapa Oppa sok tahu sekali sih?"
"Matamu, matamu seperti mengatakan padaku bahwa kau sedang gelisah Hee-yaa, apa aku benar?"
"Oppa...."
"Katakanlah"
"Apakah Taehyung menyembunyikan sesuatu dariku?"
"Apa maksudmu Hee-yaa? Apa Taehyung menyakitimu?"
"Tidak, Taehyung tidak pernah menyakitiku. Tapi, akhir-akhir ini aku selalu mempertanyakan dimana rasa kepercayaanku padanya"
"Aku mengerti, Hee-yaa dengarkan aku, Taehyung sangat mencintaimu dan kau sangat tahu itu kan, jadi percayalah pada Taehyung apapun yang terjadi di masa depan."
Seokjin menggenggam jemari kecil Juhee yang terasa sangat dingin, pria yang sebentar lagi akan menginjak angka 30 tahun itu begitu hafal dengan segala tentang gadis bermata sendu itu.
Jantung Seokjin terus berdetak kala bulan sabit melingkari wajah sayu Juhee, senyuman itu membuat desiran darah nya seperti berhenti mengalir, mungkin kah karena gadis itu memiliki mata yang sangat mirip dengan tunangannya yang telah lama meninggal?
Seokjin segera melepaskan genggaman tangan pada sang adik ipar nya, sebelum Taehyung segera datang dari Jepang dan akan membunuhnya.
Sesaat kemudian, tubuh wanita paruh baya memasuki ruangan itu.
"Halo Lee Juhee senang bertemu denganmu di sini, tapi apa yang kau lakukan di ruang kerja kakak dari suamimu sendiri?"
"Apa kabar Eommanim? aku hanya mampir sebentar karena tempat kursusku sangat dekat dengan kantor Seokjin Oppa"
"Langsung pada intinya saja, bagaimana dengan program cucu laki-laki ku? Apa kau sudah berhasil hamil anak Taehyung?" wanita paruh baya itu duduk di hadapan Juhee menatap tajam.
"Eomma" nada Seokjin setengah ia tekankan, ia sangat tahu ucapan sang ibu akan selalu menyakiti Juhee.
"Diam kau Seokjin, ini bukan urusanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER LOVES -END-
FanfictionPatah hati yang paling kejam adalah ketika kau tersadar bahwa semesta yang kau genggam sudah tidak mencintaimu lagi.