1O.

22 2 0
                                    

"Gak papa kok Sa, buat apa kamu minta maaf? Kamu gak salah apa - apa kok. Justru Ayah sama Bunda merasa berterima kasih karena kamu udah berjuang keras untuk biaya kehidupan kita." Balas Bagas.

"A, Bunda mau bilang kamu itu baik banget sama kita. Kamu mau berjuang bersama kita. Bunda merasa bahagia dan sekaligus juga bersalah karena kamu harus susah payah bekerja gini." Jelas Freya.

"Aksa gak masalah kok harus bekerja keras, toh itu juga buat kita semua kan? Aksa merasa gak enak karena Aksa ngebuat masalah keluarga kita terumbar. Aksa merasa gak enak karena Aksa kalian jadi harus malu kalau pergi keluar." Ucap Waksa sambil menundukkan kepalanya.

"Sa, kamu itu ngomong apa sih? Itu kan masalah keluarga jadi kamu gak usah merasa gak enak. Kalau malu keluar, kira sebelumnya juga sudah gak terlalu berhubungan dengan orang luar kan? Kita disini tuh sebagai keluarga, semua masalah kita tanggung bersama dan juga kita atasi sama cari solusinya bareng - bareng. Gak ada yang namanya enggan satu sama lain okay?" Jelas Bagas.

"A, kalau ada apa - apa cerita lagi ya? Kita bakal saling nolong kok. Kita bakal berjuang lagi dari awal bareng - bareng ya?" Tambah Freya.

"Iya Yah, Bun." Balas Waksa.

Lalu Daniel yang daritadi hanya diam akhirnya pun berbicara.

"Kita bakal berjuang bareng - bareng ya a'? Jangan ngelakuin hal aneh - aneh. Kalo salah satu dari kita sakit pasti yang lain juga ikutan merasa sakit. Jadi jangan ada self harm ngerti?" Tegas Daniel.

"Iya cil, Aa' janji gak bakal aneh - aneh kok. Aa' masih nginget yang sini." Jawab Waksa dengan senyum hangatnya.

" Jawab Waksa dengan senyum hangatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


31 Oktober 2015

Hari dimana Waksa diumumkan mundur dari pekerjaannya oleh agensi. Orang - orang ramai membicarakannya di media sosial. Dan bahkan banyak berita yang membawa isu tersebut.

Dari pernyataan agensi bahwa masalah Waksa tidak akan ada kaitannya lagi dengan perusahaan. Dan permasalahan Aji dengan Waksa akan menjadi pribadi mereka.

Aji yang melihat berita itu masih belum merasa puas. Ia masih ingin hal yang lebih dari itu.

Entah angin dari mana tapi Aji ingin membuat Waksa lebih sengsara dibandingkan yang sekarang. Sharon yang sangat menyukai Aji, rela melakukan apapun untuk pujaan hatinya itu.

Tak perlu hitung hari, tanggal yang sama pula siang harinya Aji menuntut Waksa dan keluarganya. Dibantu oleh Sharon yang menyediakan pengacara serta pengurusan biaya lainnya.

Waksa yang sedang menonton berita tiba - tiba kaget dengan pernyataan Aji terhadap rumornya itu.

Aji seorang teman dekatnya yang benar - benar ia percaya telah menuduh lebih banyak rumor terhadapnya serta akan menuntutnya jika menghindarinya.

Seketika Waksa langsung mematikan televisi-nya. Dan pergi ke kamarnya. Ia mencoba untuk mengatur nafasnya.

Waksa seketika merasa jiwanya hilang dari tubuhnya. Ia memejamkan kedua matanya. Semuanya masih terasa tidak nyata.

Handphone Waksa terus berdering, banyak notifikasi yang masuk kedalam handphonenya.

Karena lelah mendengarkan suara itu, Waksa mematikan handphone nya itu.

2 jam kemudian~

Waksa pun terbangun dari tidurnya karena ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"AA BANGUN UDAH SIANG INI." Panggil Daniel dari balik pintu tersebut.

"IYA DEK, BENTAR LAGI AA KELUAR." Jawab Waksa.

"OKE AKU TUNGGU YA." Balas Daniel.

Lalu Waksa duduk di kasurnya. Ia berusaha menjernihkan pikirannya.

Setelah 3 menit ia bangkit lalu pergi ke kamar mandi untuk membasuh mukanya. Sehabis itu ia pergi menyusul Daniel ke ruang tamu.

"Ada apa dek?" Tanya Waksa.

"Aa' udah makan belum?" Balas Daniel.

"Tadi udah makan, kamu sendiri gak makan?" Jawab Waksa.

"Udah makan tadi. Oh iya Aa tadi katanya Bunda, di telfon gak bisa kenapa?" Tanya Daniel.

"Tadi Aa matiin hape, makanya gak kedengeran. . . . . . Emang Bunda kenapa nelpon Aa? Ada masalah?" Balas Waksa.

"Daniel gak tau. Pokoknya tadi Bunda nanyain sama nyariin Aa." Jawab Daniel sambil menaikan kedua bahunya.

"Aa pinjem hapemu ya. Ntar Aa balikin." Tanya Waksa.

"Ambil aja, gapapa." Balas Daniel.

Lalu Waksa mengambil handphone nya Daniel dan menghubungi Freya.

"Halo?" Tanya Freya dari sebrang sana.

"Halo Bun? Ini Aksa tadi katanya Daniel, Bunda nyariin Aksa." Jawab Waksa.

"Oh iya a, Bunda tadi nelpon kamu kok gak diangkat?" Balas Freya.

"Oh.. tadi itu hape Aksa lagi lowbatt makanya Aksa charges. Ada apa ya Bun?" Tanya Waksa.

"Em... Bunda boleh minta tolong kamu gak a?" Ujar Freya.

"Boleh kok Bun, emangnya Bunda mau minta tolong apa?" Sahut Waksa.

"Jadi kan para karyawan udah pada gak kerja lagi... jadi.. kamu boleh bantu Bunda di cafe gak?" Tanya Freya.

"Oh, ok. 15 menit lagi aku kesana." Jawab Waksa.

"Ok sip, Bunda tunggu ya!" Ucap Freya sebelum mematikan telfonnya.

Lalu Waksa segera bergegas pergi ke kamarnya untuk mengganti baju.

IT'S DESTINY (hyungwonho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang