11.

49 5 0
                                    

Saat Waksa keluar kamar

"Mau kemana a'? Buru - buru amat." Tanya Daniel.

"Mau ke cafe bantu Bunda. Kamu mau ikut?" Balas Waksa.

"Kayaknya gak bisa, ntar sore aku harus ngerjain tugas - tugas." Jawab Daniel.

"Oh ok, jaga rumah ya!" Pesan Waksa sebelum pergi keluar dan menyalakan motornya.

Sebenarnya motor itu milik ayahnya akan tetapi karena ayahnya sudah tua dan jarang sekali pergi ke tempat yang jauh, Waksa pun lebih sering menggunakannya.

Waksa pun pergi ke cafe keluarganya itu.

Saat mau masuk ke dalam cafenya, Waksa merasa sedikit terkejut karena suasananya cukup sepi. Hanya ada Bundanya dan 2 orang pegawai lainnya.

Ia merasa tidak enak dengan Bundanya karna dirinya para pegawai mengundurkan diri mereka.

"Oh udah dateng a? Boleh bantu Bunda di belakang?" Tanya Freya.

"Boleh kok Bun."

"Oh ya Bun. Kok tumben sepi?" Tanya Waksa dengan hati - hati. Walaupun ia sudah tau penyebabnya, Waksa hanya ingin memastikan saja.

"Oh.. Bunda emang sengaja belum buka kok." Jawab Freya dengan senyum lebarnya.

"Bukan Bun maksudku para pegawai.. mereka berhenti ya?" Balas Waksa.

"Oh itu? Iya mereka berhenti... Eh udah jangan dipikirin ayok sini bantu Bunda dulu." Jawab Freya.

"Iya Bun." Balas Waksa.

Lalu Waksa pun mengikuti Bundanya ke dapur.

"Nanti kamu tinggal masak yang ada di menu okay? Kamu masih inget caranya masak kan a?" Tanya Freya.

"Masih kok Bun." Jawab Waksa sambil tersenyum.

"Okay, nanti kalo nyari Bunda. Bunda ada di bagian kasir." Balas Freya.

"Siap Bun." Sahut Waksa.

Lalu Freya pun pergi meninggalkan Waksa. Dulu Waksa memang sering membantu ibunya di cafe.

Namun semenjak Waksa mendapat pekerjaan jadi produser, ia menjadi jarang membantu di cafe.

Lalu Waksa pun menyiapkan bahan - bahan makanan supaya nanti tidak kesusahan mencari.

Seharian itu Waksa membantu Bundanya di cafe. Dan pelanggan disana dapat dikatakan sangat sepi. Yang datang hanyalah beberapa orang saja.

Sela di dapur Waksa terus menerus menyalahkan dirinya sendiri karena sudah membuat kedua orang tuanya tambah susah.

Apalagi dengan situasi ekonomi yang tertekan ini sangat sulit untuk mencari biaya kebutuhan hidup serta uang untuk membayar hutang - hutang.

Waksa pun menyalakan handphone nya untuk melihat beberapa berita dan lainnya.

Selama waktu senggangnya Waksa mencoba menelepon beberapa kenalannya untuk menanyakan tentang lowongan kerja.

Drrrt, drrrtt, drrrrttt~
( suara dari getaran hape Waksa )

Waksa pun segera melihat ke layar handphone untuk melihat siapa yang sedang menelponnya.

( Telfon dari nomor yang tidak diketahui )

Karena nomor telepon itu tidak diketahui Waksa pun menghiraukan panggilan tersebut.

Drrrtt drrtt ~
( Bunyi ada notifikasi masuk )

Karena penasaran Waksa pun melihat pesan yang masuk di handphone nya itu.

Ajinomoto

Ditunggu ya 😉

Lalu Waksa diblokir oleh Aji

Waksa yang membaca pesan tersebut pun merasa kaget dan juga panik.

Ia merasa takut jika Aji akan melakukan sesuatu yang lebih parah lagi.
Terlebih lagi jika masalahnya itu melibatkan anggota keluarganya.

Waksa yang tadi sedang istirahat sejenak langsung pergi keluar cafe untuk menenangkan dirinya.

Waksa selama perjalanan bingung mau menuju kemana dan jika ia pergi ketempat umum pastinya akan menarik perhatian orang - orang sekitar.

Lalu Waksa pun terus mengendarai motor itu, ia akan mengikuti nalurinya yang akan membawanya ke suatu tempat.

Pada akhirnya Waksa tiba di suatu tempat. Tempat tersebut berada di pinggiran kota, mirip seperti taman akan tetapi suasananya sangat sepi. Dan mungkin hanya Waksa yang datang kesana.

Tempatnya sangat sejuk, tenang, damai, tumbuhan dimana - mana, kursi taman yang cukup berdebu, ada beberapa kelinci, pohon - pohon yang rindang, dan ada air mancur ditengah taman.

Tempatnya sangat sejuk, tenang, damai, tumbuhan dimana - mana, kursi taman yang cukup berdebu, ada beberapa kelinci, pohon - pohon yang rindang, dan ada air mancur ditengah taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditempat inilah Waksa bisa merasa sedikit lebih tenang dan juga ia dapat menumpahkan semua tangisannya.

Waksa bingung, takut, kecewa, sedih, marah, kesal disaat yang bersamaan. Seketika ia merasa sesak.

Waksa terus menangis ditempat itu dan bahkan tidak menyadari jika hari mulai gelap.

Setelah menumpahkan semuanya perasaan Waksa mulai dapat dikontrol lagi.

Waksa sadar bahwa ia harus pulang dan juga menyiapkan banyak hal. Ia harus bekerja lebih keras lagi untuk membayar semua utangnya itu.

Ia harus siap menerima semua cercaan dan juga kata - kata yang akan keluar dari mulut orang - orang.

Setelah itu Waksa pun pulang. Ia akan mengingat tempat ini dan juga akan mulai sering mengunjunginya.

_________________________________________
hi para readers, maaf yaa kami baru bisa update hari ini. karena kami berdua sibuk mengerjakan tugas. tau sendiri kan online class penuh dengan tugas dan deadline yang kejam. keknya lebih cocok dibilang deathline yaa🤧

intinya, kami berdua meminta maaf sebesar-besarnya. untuk kedepannya akan kami usahakan update terus yaa. terimakasih juga buat para readers yang setia membaca IT'S DESTINY !! jangan lupa untuk selalu votment yaa!! see you!~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IT'S DESTINY (hyungwonho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang