O8.

18 4 0
                                    

30 November 2015

Dikarenakan kejadian kemarin Waksa harus datang pagi ini ke agensinya untuk di tanya langsung oleh atasannya.

Ketika Waksa sudah di ruangan atasannya~

"Permisi pak," Sapa Waksa.

"Ah iya, Silahkan duduk dulu Sa." Sambut Pak Kris (CEO dari agensi Waksa Aji).

"Ehm.. bapak manggil saya untuk membahas masalah kemarin bukan?" Tanya Waksa.

"Iya, Bapak disini mau menanyakan kebenaran tentang apa yang terjadi kemarin dan juga ingin meluruskan masalah ini." Jelas Pak Kris.

"Sebelum itu pak, saya ingin bertanya lagi apakah bapak dapat mempercayai saya?" Tanya Waksa.

"Maaf tapi saya masih diambang kebimbangan sekalipun kamu menceritakan yang sebenarnya kepada saya. Tapi bapak bakal mencari jalan keluar serta solusi dari masalah ini." Jawab Pak Kris.

Setelah mendengar perkataan Pak Kris, Waksa menghela napasnya berat.
"Baiklah, saya tidak akan memaksa bapak untuk mempercayai saya." Jawab Waksa.

"Saya memang berhutang kepada Haji Pak, dan biaya pinjamannya pun cukup besar. Memang hingga saat ini saya dan keluarga saya belum dapat membayar sepenuhnya akan tetapi kami tetap membayarnya dengan cicilan." Jelas Waksa.

"Dan mengenai tentang saya memakai narkoba, merokok, minum minuman keras, saya tidak pernah melakukannya." Ungkap Waksa dengan tegas serta kata - katanya pun penuh penekanan.

Disisi lain Pak Kris merasa ragu. Ia memang mempercayai Waksa, ia pun tau sikap - sikap Waksa dan juga ia pun tau kelakuan Aji yang terkadang suka membuat masalah.

Akan tetapi, jika begitu saja membela ada kemungkinan banyak orang menolak serta tidak percaya akan perkataannya itu. Ia merasa ia harus membuat keputusan dengan baik dan memikirkannya 2x lebih keras.

Waksa yang menyadari ekspresi yang terpampang di wajah Pak Kris pun langsung bersuara.

"Ada apa ya Pak?" Tanya Waksa.

"Hah? Oh gak papa kok. Mmm... Nanti siangan saya panggil kamu lagi ya?" Jawab Pak Kris.

"Baik Pak." Balas Waksa dengan senyumnya.

Dengan penuh pikiran khawatir Waksa meninggalkan ruangan Pak Kris.

Waksa merasa tidak enak kepada Pak Kris karena ikut tertarik ke dalam masalahnya ini. Waksa merasa khawatir jika nantinya ia harus berhadapan dengan media massa untuk memperjelas masalah yang sedang terjadi.

Ia takut salah mengatakan sesuatu. Ia takut jika nantinya tidak ada orang lagi yang mempercayainya lagi.

Dari sekian banyaknya orang yang ia jumpai hanya Aji saja yang membantunya di saat susahnya. Waksa masih tidak menyangka tentang apa yang telah terjadi di hadapannya ini.

Waksa menunggu keputusan atasannya itu di studio khususnya. Semakin ia merenung semakin ia ketakutan tentang apa yang akan terjadi kedepannya. Ia takut jika saat ini ia akan kehilangan pekerjaannya itu.

Waksa pun sempat kepikiran untuk mengakhiri hidupnya, akan tetapi ia mengingat kedua orangtuanya serta adik kecilnya itu.

Bahkan Waksa sempat berpikir untuk menjual organ dalamnya untuk membantu keuangan keluarganya itu. Ia merasa sangat putus asa di titik ini. Ia hanya bisa menunggu keputusan terbaik yang diberikan untuknya.

Saat siang harinya~

Toktoktok

"Silahkan masuk Sa." Panggil Pak Kris.

Lalu Waksa pun mulai memasuki ruangan Pak Kris.

"Silahkan duduk dulu." Sambut Pak Kris.

"Baik Pak," Jawab Waksa.

Sebelum Pak Kris membuka pembicaraan, ia menghela nafasnya dengan berat

"Bapak akan memberitahukan keputusan Bapak dan juga beberapa pemegang saham perusahaan ini tadi pagi."

"Sebelum itu Bapak ingin meminta maaf jika keputusan ini secara mendadak sekali di ambil. Dan juga dengan berat hati saya meminta kamu untuk mengundurkan diri dari pekerjaan ini. Saya tau bahwa hal ini sangat sulit untuk dilakukan akan tetapi ini adalah jalan yang terbaik." Jelas Pak Kris.

Pak Kris sebenarnya ingin mempertahankan Waksa akan tetapi para pemegang saham tidak sependapat dengan Pak Kris. Pak Kris tidak ingin menyia-nyiakan bakat Waksa yang unik begitu saja.

Akan tetapi, para pemegang saham sepakat untuk memecat Waksa, sekalipun mereka membela Waksa pastinya mereka akan di serang oleh warganet, para fans nya Aji, dan juga kekuasaan serta kekayaan yang dimiliki oleh Sharon dan kedua orangtuanya dapat membahayakan keadaan mereka juga. Pak Kris pun memikirkan ia harus bagaimana selanjutnya terhadap Waksa.

IT'S DESTINY (hyungwonho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang