7

26 3 1
                                    


*cerita ini belum direvisi jadi mohon maklum*

typo adalah sebuah seni  ^^





Kicauan burung di luar sana merasuk kependengaranku. Cahaya matahari yang menembus sela-sela kaca bening itu memaksaku untuk bangun. Saat mencoba mendudukkan diri aku meringis merasakan keram dan perih disekitar bagian paha dalamku. Dengan susah payah aku duduk berusaha mengumpulkan nyawa, juga mengingat-ingat apa yang telah terjadi sampai-sampai paha ku terasa sak-

Wtf

Aku langsung menyembunyikan wajahku pada bantal, memukulkan bantal itu beberapa kali kewajahku sendiri bentuk rasa maluku, sesekali aku meringis merasakan sakit dibagian selatanku karena pergerakanku sendiri.

Aku sangat ingat bagaimana rasa saat benda tumpul yang berurat itu menembus selaput pada pusat tubuhku. Semakin mengingatnya semakin berdenyut perih dibagian bawahh sana. Aku akui Jimin sangat memuaskan arrghhhh!!! sudahlah mengingatnya membuat ku makin ingin lagi eh-

Untuk kesekian kali aku memukulkan kepalaku kebantal. Sesekali aku mengintip Jimin yang masih tertidur disebelahku, ya tuhan kenapa dia tidak memakai atasan, beberpa deti kemudian bahuku merosot ketika aku mendapati tubuhku yang tanpa sehelai benagpun.

"ya ampun aku diperkosa" gumamku pelan

"Siapa yang diperkosa?" dengan suara serak khas bangusn tidur, Jimin mencoba bangun.

Dengan sigap aku sedikit mundur menarik dan menggenggam erat selimut yang menyelimuti tubuhku, hingga tubuh bagian atas jimin terekspos sempurna kala selimut itu ditarik.

"ada apa dengan mu apa kau demam?" dia menatapku khawatir, aku tetap menenggelamkan tubuhku seperti sedang kedinginan.

"tidak, hanya saja, ah tidak apa-apa" aku berbicara seperti orang bodoh

"apa masih sakit? Maaf kemarin malam aku kelepasan" jimin tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal

Ingin sekali aku mengiyakan ucapannya, jika diingat saat kami ingin memulai kegiatan panas itu jimin berjanji akan bermain lembut, namun kenyataannya setelah penyatuan kami semakin panas jimin mengingkari janjinya ia bermain sedikit kasar walau sejujurnya aku juga sangat menikmatinya, tapi tetap saja saat merasakan sakit dipagi harinya aku juga merasa kesal.

"tidak apa-apa lagian kita sama-sama menikmatinya" jujurku.

Jimin terlonjak kaget dengan pernyataan ku barusan yang bisa dibilang blak-blakn itu. Aku tersenyum jail mencoba menggodanya lebih jauh meskipun wajahku juga ikut memerah.

"kau sungguh memuaskan oppa" aku menggerlingkan mata genit kearahnya. Setelahhnya aku tertawa saat melihat mata sipitnya membulat sempurna, bibir yang menganga serta pipinya juga sangat mulai memerah, menggemaskan. Namun aku menyesali ucapanku barusan, aku berjanji tidak akan menggodanya lagi. Karena setelahnya jimin mengucapkan hal yang membuat jantungku berdebar kencang bagaikan berdiri dipuncak Burj Khalifa

"Hyunri kau membangunkan singa yang kelaparan" Dan pada akhirnya kami kembali melakukan kegiatan yang sangat memabukkan itu. Seperti inikah yang disebut dengan morning sex.

****

Sudah genap seminggu sejak kedua orangtuaku pergi ke Hongkong, seminggu pula hubungan ku dengan Jimin kembali normal. Seperti biasanya Jimin tetap sibuk bergelut dengan lembaran kerja dikantor, tapi Jimin tetap bisa meluangkan waktunya untukku. Tentang jungkook, tidak ada yang berubah, dia tetap saja bocah yang suka menggoda wanita yang sudah bersuami, ya dia selalu mengganguku dan aku bersyukur dia tidak melewati batasannya. Dan aku mulai terbiasa dengan itu.

My Handsome StepsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang