Semua mata menatap penuh intimidasi pada seorang gadis yang tengah terduduk di lantai gudang yang berdebu, masih dengan air mata yang setia jatuh keluar dari mata coklatnya yang indah. Tapi sepertinya tidak lagi seindah itu.
Pipinya yang putih berubah menjadi agak merah karena menangis. Seragam yang Ia kenakan tidak jauh lebih baik dari keadaan hatinya sekarang. Bahkan lebih parah.
Gadis itu berusaha bangkit dari duduknya. Namun lagi-lagi orang-orang di depannya kembali memaksanya duduk. Tidak mengizinkan gadis itu untuk bisa pergi begitu saja. Gadis itu kembali menangis, Ia berharap ada seseorang, cukup seseorang yang mau membantunya pergi dari situasi yang sangat dibencinya ini.
Gadis itu bukan sedang di bully, bukan. Ia bahkan adalah salah satu anak populer di sekolah itu. Tapi karena kejadian beberapa menit lalu, membuat keadaan berbalik, dari memuji menjadi mencaci. Sungguh ia tidak tahu jika roda kehidupannya berputar terlalu cepat mengarah ke bawah.
"Gua bener-bener gak nyangka Lo bisa se egois itu! Lo jahat! Gak punya hati!" Ucap salah seorang yang berdiri di kerumunan di hadapan gadis tersebut.
"Udahlah tinggalin aja dia sendirian disini. Jangan ada yang berani buat nyoba nolongin dia! Atau kalian akan tau akibatnya"
Lalu semua orang meninggalkan gadis yang sedang terpuruk itu, menangis sendirian di dinginnya lantai gudang yang berdebu. Mengunci gadis itu sendirian di gelapnya gudang yang tak berjendela. Hanya ventilasi kecil untuk udara masuk.
"Aaaarrrrrgghhhhhhh......" Gadis itu berteriak sekencang yang Ia bisa. Melampiaskan segala sesuatu yang berkecamuk di dalam hatinya sedari tadi. Sungguh sesak.
"Sialan! Kenapa semuanya malah nuduh gue?!" Umpat gadis itu.
Ia masih terus menangis, dan tetap berdoa akan ada seseorang yang menolongnya. Ia hanya bisa pasrah untuk saat ini. Hanya itu.
_*_*_*_
Don't forget to vote and comment. See you guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Her Smile
Ficção Adolescente"sialan! Kenapa semuanya malah nuduh gw?!" Umpat seorang gadis berparas manis dengan raut kesalnya Ini kisah cinta segi tiga?, eh bukan bukan, kayaknya sih segi lima? Eh tapi... Gatau deh. Keira bingung harus bilang kisah ini segi berapa, terlalu ru...