FIVE · Berisik

269 56 9
                                    

"MORNING," sapa Caca melihat teman sekamarnya berjalan gontai menuju kulkas. "Eh, Kal, chips yang kemaren gue bawa udah expired. Jangan lo makan, ya."

Kaluna dengan mata yang masih setengah mengantuk itu pun mengangguk. "Masak apa, Ca?" tanyanya.

"Nasgor."

"Kalo udah pada bangun, suruh makan. Bangunin gue juga," ucapnya sembari mengerang dan berjalan ke arah sofa untuk melanjutkan tidurnya.

"Siap," ucap Caca lalu bersenandung kembali sebelum salah satu temannya mengambil minum dengan amat tergesa.

"Jangan grasak-grusuk," tegur Caca. "Lo doyan nasgor kan?"

Kalandra hanya menjawab dengan dehaman sebelum bertanya, "lo break sama Abhi, Ca?"

"Abhi cerita?" tanyanya kembali.

"Yee, malah nanya balik. Kemaren di kereta hias, Abhi nelpon. Dia nanyain lagi sama Caca apa engga. Kalun jawab 'enggak' terus dipancing sama dia. Abhi akhirnya cerita lo berdua miskom ya? Bawa-bawa oknum S juga," terang Kalandra panjang lebar.

"Sumpah, gue baru cerita tentang ini juga sama Lintang di kereta hias kemaren..." Ujar Caca sebelum melakukan siaran ulang ceritanya yang kali ini tertuju pada Kalandra.

"Kesel ga sih lo? Cuma karena qrt di twitter flash back jaman smp. Ya jelas Abhi ga tau ceritanya, orang beda sekolah. Masa semua masa lalu gue dia harus tau? Berbusa mulut gue abis cerita."

"Kalo gue jadi Abhi, gue juga bakal cembokur sih, Ca. Siapa yang ga bete kalau pacarnya udah sibuk ngobrol sama mantannya apalagi ngomongin yang udah lewat gitu.

Terus lo tiba-tiba nyuekin Abhi cuma karena males ngabarin padahal lagi ngerusuh di group chat Amoeba. Itu juga salah, Ca. Dia tau dari snapgramnya Kaluna, kan?

Lo tuh udah di titik jenuh, tapi ga mau usaha buat bikin hubungan it jadi seru lagi. Abhi doang yang usaha nyari topik. Jangan gitu, egois namanya."

Mendengar penjelasan Kalandra, Caca mematikan kompornya dan menghadap lelaki itu. "Lo sendiri sama Sheva belom bener sok nasehatin gue?"

"Loh, kemaren-kemaren lo sering nasehatin gue biar langgeng sama Sheva. Gue peduli gini, salah?" balas Kalandra.

Keadaan yang mulai memanas mengganggu ketenangan Lintang yang sedari tadi menikmati udara pagi di dekat jendela. Dia beranjak menuju dapur, menghampiri keduanya.

"Jangan berisik," ujar Lintang memotong. Telunjuknya menunjuk Kaluna yang sedang pulas, "dia gampang kebangun."

Dengan itu ketiganya kembali pada aktivitas masing-masing. Lintang masih memikirkan satu solusi untuk menampar kedua orang ini. Pasalnya, Lintang tau cerita dari kedua sisi bahkan cerita oknum S yang juga sedang tidak baik-baik saja dengan pasangannya saat itu.

"Sebenernya gua juga ga tau pasti yang ngetrigger Caca dari penjelasan Kalan tuh apa dan sebaliknya sampe kalian jadi adu bacot begini.

Tapi kalo gue liat, lo berdua sama-sama ada salah. Kalan jangan berpusat sama kesalahan Caca karena Abhi juga sebelum itu mancing Caca buat cerita tentang love-life SMP.

Caca juga jangan ngomelin Kalan, kan niatnya baik mau ngasih saran. Gue yakin bukannya Kalan menggurui, tapi emang pengalaman dia lebih banyak."

Kaluna yang muncul dari balik sofa mengundang atensi mereka. Dia berjalan menghampiri dan ikut berdiri di tengah mereka. "Ayo lanjut bacotnya seru."

"Tai," ucap Kalan menoyor pelan kening sahabat kecilnya itu. "Ga tidur lo ya? Nyimak daritadi pasti."

"Kurang ajar bener Kaluna," sahut Caca.

Kaluna terkekeh pelan, "baikan lo sama Kalan. Gini-gini lo berdua partner menyalin, menyontek, dan mengelabui guru killer."

"Sialan," umpat Kalandra. "Sorry ya, Ca."

"Gue juga minta maaf, baperan banget gue ya. Masih suka alay gini," kata Caca.

Di sela ketenangan mereka, Lintang tiba-tiba terbatuk keras dan meminta minum. Kaluna melihat bungkus makanan ringan yang dimaksud Caca sebelum dia pergi ke sofa.

"LINTANG, JANGAN BILANG LO MAKAN CHIPSNYA? ITU UDAH EXPIRED...."

Ribut lagi.

Ribut lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hehe.

INADEQUATE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang