SIXTEEN · Last Entry

297 50 34
                                    

Hari ini, hari terakhir mereka mengenakan seragam putih abu-abu. Rasanya baru kemarin mereka menjalankan MPLS dan berkeluh-kesah tentang pahitnya kehidupan SMA. Namun lama-kelamaan ringan rasanya, bahkan menyenangkan.

Sebagian menyebut minggu-minggu ini sebagai beberapa bulan pasca Du'Fest di mana banyak pasangan baru seirig dengan banyaknya pasangan yang berakhir.

Bagi Caca, ini artinya beberapa bulan pasca tragedi Kalan-Sheva juga duet Kaluna-Lintang. Semuanya berjalan sangat cepat sampai rasanya gadis itu sulit untuk menyamakan langkahnya.

Senyumnya mengembang kala melihat teman-temannya yang dibalut pakaian rapi bersiap melakukan sesi foto kelulusan.

'Ah, kita sampe sini doang ya? Salah ga sih kalau gue berharap kita lanjut terus sampe tua? Bullshit paling besar seumur hidup gue ya ini. 'Jangan lupain gue, ya.' 'Akrab terus, ya.' Alah, kelulusan tai.'

"CACAAAAAAA! ABIS INI, KELOMPOK KITAAA YANG FOTOOOOO! SINI LO."

Panggilan rusuh dari Lintang mengalihkan perhatiannya. Caca yang kala itu mengenakan seragam serba rapi, lengkap dan licin bergabung ke satu barisan bersama tiga temannya. Tidak lain dan tidak bukan adalah Amoeba.

Hampir enam tahun mereka bersama saling mengisi masa putih biru dan putih abu dengan tinta berbagai warna serta jenis kuas dan guratan yang berbeda.

"Gue kepikiran kita, deh. Lo pada ke mana abis ini?" tanya Kaluna. "Kalandra, lo keterima Arsi di ITX, kan?"

Kalandra mengangguk singkat.

"Lah, gue pikir lo ke Univ Y? Kalo gitu mah gue bareng lagi sama Kalan. Gue DKV, sih..." ucap Lintang. "Caca, jadi ke SasIn?"

"Ah, gue mah susah. Kakak-kakak gue ga ada yang wujudin permintaan terakhir nyokap. Kayaknya gue bakal nurutin dia jadi dokter."

'Kalau udah kedokteran mah, pasti di Universitas Z ga sih...' batin Kaluna. "Gue sama Hadrian bakal barengan di Univ Y kayaknya. Ya udahlah, nanti aja galaunya. Tuh ayo giliran kita."

[ • • • ]

"Halo, kak Kalandra! Kita dari ekskul jurnal angkatan '21 boleh minta waktunya sebentar, ga? Mau nanya-nanya sedikit aja, kok..."

Kaluna, Caca, dan Lintang yang juga ada di sana lantas meledek Kalandra sebelum mereka pergi ke tempat yang agak sepi agar tidak terganggu keberisikan banyak orang.

Satu-persatu pertanyaan telah dijawabnya dengan lancar. Kaluna dan Caca diam-diam menyimaknya dengan seksama. Dua gadis itu mengembangkan senyuman haru atas jawaban Kalandra pada pernyataan terkahirnya.

Keempat insan berjulukan Amoeba memeluk satu sama lain; sadar akan waktu berpisah yang kian mendekat.

🧸🧸🧸


We might never know when we'd come to an end and part ways. We might never know what our last moments are. I can never promise my friends anything because only God knows when will I break it?

At least for now, we know we love one another and treasure our friendship. We know where to return to and know our safe place to enjoy these bright days.

I will only wish one thing for them, for having much time together and last longer than ever. So let's live the present until that someday.

— Kalandra Jeno, XII IPA 2 '20.

— Kalandra Jeno, XII IPA 2 '20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FIN.

finally, inadequate selesai revisi dan cerita putih abu-abu mereka berakhir di sini. aku ada rencana buat bikin dua work lagi yang isinya side-story inadequate dan timeskip inadequate pas mereka udah pada kuliah.

aduh. aku mau kasih big hug, big thanks, big big love banget buat yang baca. sampe divote satu-satu, dicomment, disupport, apalagi dari jaman sebelum revisi. sayang bgt, bgt, bgt!

karena aku sadar kalau cerita ini masih belum sebagus itu dan banyak kurangnya. dengan kata lain, aku ini masih butuh kritik saran so kalau ada, drop them anywhere.

itu aja kali, ya? see you in the next story!

INADEQUATE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang