Berisik!

440 47 4
                                    

Hampir Pudar [KunYang]

.

.
.

"Nyari mati emang tuh anak. Awas aja kalo ketemu, mampus dia detik ini juga" Haechan ber api api setelah mendengarkan Winwin bercerita kenapa Yangyang sampai terbaring lemah sekarang.

"Bang, itu gimana tindak pidana nya? Dia Mavelyne dipenjara atau gimana? " Tanya Renjun disela sela percakapan itu.

"Enggak nak. Kemarin mungkin sekitar 10 pagi, orang tuanya si Mavelyne benar benar meminta tolong agar mencabut tindak pidana nya itu. Jadi Mavelyne gak akan dipenjara. Orang tuanya benar benar gak nyangka kalau anaknya ada niat mencelakai Yangyang hanya karena cemburu, si Mavelyne mungkin bakal pindah sekolah habis ini" Jelas Papa Yangyang dan membuat 5 orang remaja itu mengangguk paham.

"Lho om? Kok dicabut gitu aja laporan nya? Sia-sia dong berarti usaha Bang Winwin sama yang lain. " Haechan kembali angkat suara.

"Mavelyne itu masih sekolah nak. Gak mungkin dia harus putus sekolah kan? Walaupun kelakuan dia gitu, dia masih punya masa depan kan? " Kini Mama Yangyang menjawab pertanyaan itu.

"Benar juga sih tante. Gila, Jaemin beneran gak nyangka kalo sejahat itu otak Mavelyne berjalan... " -Jaemin

"Jiwa psikopat nya udah ada sejak dini" -Jeno

"Eh tapi om? Itu? Kan katanya mereka ber delapan?? 6 anak remaja seusia kita semua, terus 2 orang dewasa yang gebuk Yangyang dari belakang itu kan? " Kini Jeno yang tak ingin kalah dalam urusan bertanya.


"Iya Jen. Dua orang dewasa itu ternyata kakak salah satu dari mereka. Nah, berhubung Mavelyne itu gak di penjara, jadi mereka gak di penjara juga." Winwin menjawab pertanyaan Jeno.


Serempak 5 orang remaja itu mengangguk paham termasuk Yangyang yang kepalanya masih dipenuhi dengan banyak pertanyaan.


"Baik baik ya Yangyang, minum obat secara rutin ya? Biar cepat sembuh... " -Jaemin


"Iya, kelas sepi kalo gak ada kamu Yang.. Gak asik ah intinya" -Renjun


"Nanti kalo udah sembuh, kita main PS lagi ya Yangyang?? "

Plaakk

Tamparan itu tepat kena di wajah mulus milik Haechan selesai ia mengucapkan kalimat nya itu.

"PS mulu pikiran lu dasar matahari bernapas! Belajar sono! Gw gak mau jadi sasaran utama lu kalo lagi ngerjain soal! " Protes Renjun dengan apa yang dikatakan Haechan.

"Iya jun maaf... "

Kemudian ruangan tersebut menjadi ramai karena gelak tawa yang ada. Melihat kelakuan Renjun dan Haechan barusan, Yangyang tertawa dengan lepas.

Tidak salah ia berteman orang-orang rusuh seperti mereka, karena Yangyang selalu merasa terhibur kapan pun dan dimana pun itu.


---------------oOo---------------

Yangyang masih terbaring di ranjangnya. Ia melihat ke arah jendela ruang rawat nya yang mengarah ke luar itu. Hujan turun secara perlahan membuat malam ini semakin sejuk.

Hampir Pudar; [KunYang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang