Rasanya baru satu menit aku memejamkan mata, alarm ponselku sudah menyala saja. Aku segera bangun dan mematikan alarm ponselku, aku meregangkan badan-badanku rasanya tadi malam begitu melelahkan. Aku segera beranjak dari kasur dan segera menyiapkan sarapan dan bekal untuk nanti sekolah.
Setelah menyiapkan semuanya aku pergi menuju ke kamar Alfa,
Tok. Tok. Tok.
"Al! Cepetan bangun ntar kesiangan!" teriakku sambil menggedor-gedor pintu kamar. Tidak ada sahutan sama sekali, "Ya ampunnn...! Masa iya nanti dia aku tinggal lagi dirumah!" tak menunggu lama aku langsung membuka pintu kamarnya.
Saat aku membuka pintu kamar aku menepuk dahi setelah melihat Alfa yang masih tertidur pulas dengan masih menggunakan baju tadi malam, dengan tergesa aku menghampiri Alfa dan menarik-narik lengannya agar segera bangun.
"Al, Bangun!!!" teriakku pelan,
"Mmmm... iya-iya Ra," sahutnya yang masih memejamkan matanya,
"Kalo iya, dibuka matanya!" Suruhku,
"Beneran Ra, rasanya aku gak kuat buka mata," ucap Alfa yang masih memejamkan matanya tak mau membuka matanya. Geregetan dengan sikapnya tanganku mulai beraksi, aku memaksa membuka mata Alfa. Saat tanganku hendak membuka mata Alfa, tiba-tiba Alfa membuka matanya sendiri dan membuatku diam seketika.
Alfa menahan tanganku yang hendak memegangnya tadi, ia menatapku lamat-lamat. Jantungku sepertinya tak mau lagi ber-kompromi denganku lagi, aku menatap Alfa dengan wajah bingung. Saat pipiku mulai terasa memanas,
"I got you, then!" Ucap Alfa dengan tersenyum yang membuatku langsung sadar dari ketidak sadaranku, "Ya ampunn...! Masih pagi Ra!" aku segera menarik tanganku yang dipegang Alfa tadi.
"Cepetan siap-siap! Gara-gara kamu aku jadi kesiangan!" protesku yang masih terasa kikuk,
"Iya-iya, Ra!" sahutnya.
Aku segera menuju ke kamarku dengan lari, malu rasanya mengingat hal tadi. Bagaimana bisa tadi aku hanya diam saja dilihatnya?! Aku menggelengkan kepalaku dan segera pergi membersihkan diri.
Setelah bersiap-siap, aku turun ke bawah untuk sarapan. Saat aku turun, ternyata sudah ada Alfa yang sedang duduk diruang makan.
"Dari tadi?" tanyaku sambil mengambil piring di rak piring, Alfa hanya menggelengkan kepala. Aku mengambilkan nasi untukku dan untuk Alfa, aku menaruh piring Alfa didepannya kemudian aku duduk dikursi sebelahnya.
Kami menghabiskan sarapan kami, aku mengambil piring Alfa kemudian mencucinya dengan piringku. Setelah semua sudah beres kami memutuskan untuk segera berangkat ke sekolah, tapi saat aku sudah keluar dari rumah tiba-tiba aku teringat,
"STOP!" suruhku yang menghentikan langkah Alfa, "Al, kayaknya kamu bawa mobilku saja deh...! Aku naik sepeda biru-ku saja," saranku,
"Kenapa?" Tanya Alfa,
"Mmm... aku tidak mau kalau harus berhadapan dengan para fans-mu nanti," jawabku dengan tersenyum, belum sempat Alfa menyahut ucapanku aku langsung memutusnya,
"Sudah ya, nanti telat. Ini kontak mobil sama SIM-nya, bye-bye!" pamitku sambil memberikan kontak dan SIM mobil-ku.
* * * *
"Ra!" panggil Zizi,
"Hm," sahutku,
"Nanti ke Purple Shop yuk!" ajak Zizi,
"Mau ngapain?" tanyaku,
"Temenin beli-beli," jawabnya,
"Iya," ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOSPHENES (RAYA'S SIDE)
Teen FictionHidup untuk akhir yang bahagia itu memang butuh perjuangan. Sebuah kebahagiaan hanya bisa diperjuangkan bukan dipaksakan. Hidup seperti sebuah puzzel yang menghilang sementara itu ternyata juga penting. -Raya- Menemukan bagian yang hilang itu, terny...