Semua berawal, ketika mereka bertemu di bangku kelas dua sekolah menengah atas.
"B-boo Se-Seung.."
Ah, dia gugup.
Mungkin orang normal akan berpikir seperti itu kala melihat bagaimana murid pindahan tersebut memperkenalkan diri di depan kelas.
Padahal memang begitu cara bicara Seungkwan.
Semua yang tadinya diam, kini tertawa kala percobaan kedua tak membuahkan hasil yang lebih baik.
Malah makin parah.
"Ya sudah, duduk sana di dekat Vernon. Sekalian tolong bangunin dia."
"N-ne, ssaem."
Mungkin yang ibu guru maksud adalah pria berbulu mata lentik ini.
Yang tidur bak patung melamin.
Sangatlah indah dan menarik hati untuk disentuh.Sayang sekali Seungkwan tak bisa menahan diri. Jemarinya terulur, menyentuh pipi pria tersebut guna memastikan apakah permukaan itu benar kulit manusia atau bukan.
"Aish, siapa-!"
"M-m-mian!!"
"..mwoya?
Kenapa kau disini?""...."
"Tidak ada bangku lain? Kenapa harus di tempatku??"
"......"
"Yah, kau bisu?!"
Kalau biasanya Seungkwan tergagap, maka dalam keadaan takut, dia akan sepenuhnya diam.
Menggigit bibir.
Tak mampu membukanya sama sekali sebab tak memiliki nyali.
Vernon menghela nafas kesal.
Ia ambil buku paket yang tadi menjadi alas tidur, kemudian diletakkan di depan wajah.Alih fungsikan benda tersebut menjadi penghalang kala dirinya mencondongkan tubuh, mengecup bibir bocah di hadapan.
"Wha-"
"Tidak usah ambil serius. Sekarang bicara yang benar."
"Gimana bisa bicara dengan benar kalau ciuman pertamaku baru saja dicuri orang tidak dikenal, bodoh?!
Aish, bu guru yang menyuruhku duduk disini! Kalau kau tidak suka, aku bisa-"Hening.
Seluruh mata menghadap ke belakang, ke tempat dimana Seungkwan tiba-tiba saja berdiri dan menatap garang Vernon.
Iya, mereka terkejut.
Tapi dirinya juga tak berbeda.
"Kenapa.. aku.. bicara.. lancar..?"
"Pfft. Ternyata aslinya bawel ya."
"Huuhhh??"
"Siapa namamu?"
"..Kwanie."
"Baiklah Kwanie.
Sekarang, silahkan cari tempat duduk lain."--
Saling benci? Tidak.
Seungkwan hanya mulai sadar diri, menjauh di setiap kesempatan, enggan berdekatan dengan manusia berbahaya yang entah kenapa hanya pada orang itu saja ia bisa lancar mengomel ria.
"Me-memang, B-Bononie se-sepertinya pandai b-buat K-kwanie marah. Huft."
Tapi yah, karena keterbatasan ini makanya ia tidak punya teman untuk diajak bicara. Tidak ada yang sabar dengan tingkahnya.
Mau tak mau, Seungkwan harus ke tempat Vernon. Supaya bisa bicara lancar tanpa tersendat yang berakibat melelahkan diri sendiri.
"Tidak pulang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✓The Moon [VerKwan BxB]
FanfictionWhat's ur eye color? Warn! Fantasy Mpreg Family Less than 1000 words per chap Disclaimer! Pictures and names are used to visualise only. They're not mine and credits belong to their original owners.