"Jadi ini yang kedua kalinya selama 40 tahun lebih hidup?"
"Ya.. haha..
Selain ketika lahir, blue moon pertama ku alami tepat ketika mengenal dia.
Choi Seungcheol, yang sekarang menjadi suamiku.""Aigu, Seungcheol-ssi.. pasti bahagia ya punya pasangan cantik dan istimewa seperti-"
"Cih. Apanya.
Yang ia punya hanyalah manik yang indah. Sial sekali aku harus jadi jodohnya. Percuma ditakdirkan berpasangan kalau tidak bisa menghasilkan keturunan. Lagipula-""A-ah. Berita selanjutnya-"
Seungkwan tertegun di depan televisi yang baru saja menayangkan wawancara langsung.
Ia tau akan seperti ini. Dimana pun kau berada, blue moon adalah yang paling istimewa.
Tapi demi tuhan, ada yang menyia-nyiakan takdir tersebut dan malah menyesal mendapatkan sosok langka bak peri dalam bumi?
"..bajingan."
"Yah. Bicara apa kau."
"Ish anii Bononiiie!
Menyebalkan sekali pria bernama Seungcheol tadi, kau tidak lihat?!""Aku malah sibuk salut sama pasangannya Choi Seungcheol. Terlihat sabar dan..kuat?"
"Ne. Jeonghan-nim hebat sekali.
Tidak seperti aku yang hanya sembunyi dari rumah.""Hm. Kamu juga hebat. Tenang saja."
"Ung! Mimi jjang!!"
Seruan kecil dari bocah di sampingnya sontak membuat Seungkwan tertawa. Beralih memangku Liam, membuat anak itu menjerit karena wajahnya diusak gemas oleh kedua tangan sang bunda. Diserbu berbagai kecupan tak peduli teriakan ampun si korban.
Dari jarak beberapa senti, Vernon diam-diam menghela nafas. Mencoba menghentikan gerak rusuh istrinya sebelum anak mereka jadi adonan.
"Hhhh.. rambutnya acak-acakan lagi."
"Sisirin lagi!"
"Kamu lah.
Aku sudah mandiin, pakein baju, sisirin, kamu malah berantakain.""Iya pipi sayaaang~
Sini, tampan. Kita buat kuncir apel untuk Liam!!""Yah-"
Untuk kali kedua, si dominan memandang pasrah kelakuan dua orang di samping. Enggan menginterupsi, karna yaah mau bagaimana lagi. Meskipun berwajah mirip dengannya, Liam adalah bentuk duplikasi Seungkwan dari segi sifat dan sikap.
Ketenangan sore ini mungkin hanya akan bertahan sekejap. Vernon tau. Seungkwan tau. Keduanya tau mereka tidak bisa sembunyi terlalu lama.
Pasti nanti malam akan ada yang mengetuk pintu. Ketika rembulan berada di pucuk, di situ eksistensi Seungkwan harus dirujuk.
Normalnya.
Tapi sekarang, ia bukan lagi seorang blue moon semata.
Secara hiperbola, di keningnya sudah terdapat tanda bahwa ia adalah milik sang putra bulan.
Mau apapun fenomenanya, apabila Vernon tak mengizinkan, maka manik biru adalah milik pangeran seorang.
"Kwan-ah."
"Hm?"
"Kau ingin keluar malam ini?"
"Tidak~"
"Aku serius."
"Kwanie dua rius."
"Liyam tiga!"
"Aish kalian.."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓The Moon [VerKwan BxB]
Fiksi PenggemarWhat's ur eye color? Warn! Fantasy Mpreg Family Less than 1000 words per chap Disclaimer! Pictures and names are used to visualise only. They're not mine and credits belong to their original owners.