"Eottae?"
"...asin."
"Huh jinjja?!"
"Coba saja sendiri."
Sebuah suapan diterima oleh namja manis dengan celemek di sana. Lidahnya mengecap sebentar sebelum memejamkan mata rapat sambil merasakan bagaimana kuah sup yang baru saja ia buat merusak tenggorokannya.
Sial, Seungkwan memang buruk soal memasak.
Dan lihat siapa yang tertawa sambil duduk bersandar pada meja makan.
"Sudah kubilang, biar aku yang masak."
"No!
Bononie duduk saja! Kwanie pasti bisa!""Iya, lain kali kamu coba lagi, okay?
Aku tau kamu lapar sekarang.""....."
"Sini."
Cemberut Seungkwan mengiringi celemek yang berpindah tangan. Tak butuh waktu lama bagi Vernon untuk menggantikan posisi istrinya berhadapan dengan kompor. Satu tangan lihai memecahkan telur sementara satu tangan lainnya menuangkan bumbu yang kemudian diaduk dengan nasi dan kecap.
Ayolah, semua orang bisa membuat nasi goreng. Tapi Seungkwan segitu terpananya melihat sang suami yang bagaikan celeb chef di internet.
"Cha. Gantian, kamu coba."
"Wae?"
"Ya..biar tau kurang atau tidak-"
"Ani. Maksudnya kenapa kasih sendok doang? Bononie tidak mau menyuapi Kwanie seperti Kwanie menyuapi Bononie tadi?!"
"Kamu punya tangan."
"Yah-"
"Kkkk arasseo. Buka mulutmu cepat."
Lupakan sifat menyebalkan Vernon tadi. Nyatanya rasa dalam satu suapan yang ia terima berhasil membuat Seungkwan tersenyum girang sekarang.
Tak henti ia memuji bagaimana enaknya masakan yang si dominan buat. Tak henti pula ia meminta lebih kala menyodorkan piring siap untuk makan sarapan bersama.
Tidak sampai situ. Pagi mereka sebagai pasangan suami istri memang tidak jauh berbeda dari pacaran dulu.
Vernon masih suka membuat Seungkwan marah hanya karena alasan kecil atau tingkah bodohnya. Dan Seungkwan terlalu sayang sampai rela diperlakukan bagaimanapun oleh suaminya.
Bahkan untuk mencuci piring bekas makan mereka, namja manis itu tetap jalani walaupun gerutu terus keluar dari bibir mungil miliknya.
"Dia yang kalah suit, tapi aku yang cuci semua sampai bekas masaknya!"
"Padahal libur seharian, bisa-bisanya bilang sibuk?!"
"Wah, lihat. Piringnya bahkan ada sisa nasi AISH BONONIE!!"
"Kamu ngomong mulu, kapan selesainya?"
"Diam! Kwanie mau marah, dengerin!"
"Pergi ah~"
Mana sempat.
Bocah yang lebih pendek dari Vernon justru bergerak cepat menghadang. Kepalanya mendongak sambil mengangkat piring kotor ke depan dada.
"Dengar! Kata eomma kalau makan tidak habis, nanti nasinya nangis! Bononie tega memangnya kalau dia nangis?!!"
"Ya terus aku harus abisin sekarang, gitu?"
"Ish maksudnya lain kali kalau makan-"
"Hey, Seungkwan Chwe."
"A-apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✓The Moon [VerKwan BxB]
FanfictionWhat's ur eye color? Warn! Fantasy Mpreg Family Less than 1000 words per chap Disclaimer! Pictures and names are used to visualise only. They're not mine and credits belong to their original owners.