Chapter 6

1.8K 166 26
                                    

Kangen nggak? :D









Hyunjin bersumpah tangannya gemetar hebat saat ini. Raga Jeno yang terkulai lemas begitu membekas dalam ingatannya. Pun dengan Renjun, Haechan, Jaemin dan Jinyoung yang kini sedang sibuk dengan pikiran masing-masing.

Jeno pingsan di ruang dance tiga puluh menit setelah sesi latihan mereka berlangsung, dan Hyunjin dengan refleksnya langsung berlari menangkap tubuh Jeno sebelum membentur lantai. Yang membuatnya panik adalah nyaris tidak adanya tanda-tanda Jeno bernapas sehingga ia harus bergantian dengan Jinyoung dan Jaemin melakukan resusitasi, sementara Haechan menelepon ambulans dan Renjun menghubungi Minhyung.

Kriet!

Suara pintu ruang IGD yang terbuka membuat lamunan lima remaja itu buyar. Mereka serempak berdiri dan menghampiri Johnny yang baru saja keluar dari ruangan itu.

"Dokter, bagaimana keadaan Jeno?" Hyunjin mendahului teman-temannya yang lain.

"Untuk sekarang Jeno harus dirawat disini sampai kondisinya stabil." Johnny menatap lima remaja itu satu per satu, "Apa kalian sudah menghubungi keluarga Jeno?"

"Sudah dok. Mereka sedang dalam perjalan kemari. Saya tadi menghubungi kakaknya Jeno." Kata Renjun. Johnny mengangguk sambil tersenyum.

"JOHN!!"

Senyum Johnny sedikit luntur melihat Yunho, Boa dan Minhyung berlarian menghampirinya dan teman-teman Jeno.

"John, bagaimana keadaan Jeno? Putraku baik-baik saja kan?" Boa langsung memberondong dokter tampan itu dengan pertanyaan.

"Jeno akan aku pindahkan ke ruang rawat, bi. Untuk sementara Jeno harus dirawat disini." Johnny sedikit menjeda kalimatnya, "Paman, bibi, aku ingin bicara dengan kalian. Tolong ikut ke ruanganku."

Yunho dan Boa langsung menyadari ada yang tidak beres dari cara Johnny meminta mereka untuk ikut ke ruangannya. Berbagai pikiran buruk melintas di kepala mereka, tetapi dengan cepat segera ditepis begitu saja.

"Minhyung, kamu disini dulu. Nanti ayah akan memberi tahumu." Kata Yunho, yang langsung dijawab anggukan pelan oleh Minhyung. Ia tahu maksud sang ayah, kedua orang tuanya tidak ingin teman-teman Jeno lebih khawatir.

"Anak-anak, terima kasih sudah menolong Jeno."

"Sama-sama, paman."

Lima remaja itu membungkuk sopan pada Yunho dan Boa yang tersenyum pada mereka. Setelah tiga orang dewasa itu pergi, mereka langsung menatap Minhyung seolah menuntut penjelasan lebih.

"Kenapa kalian menatapku begitu?" tanya Minhyung.

"Sebenarnya Jeno kenapa,kak? Tiba-tiba nada bicara dokter tadi berubah saat kalian datang." Tukas Jaemin. Minhyung malah tersenyum kecil, walaupun jauh dalam hatinya ia sangat mengkhawatirkan Jeno. Suara Renjun yang setengah berteriak saat memberi tahunya melalui telepon membuktikan saat itu kondisi adiknya benar-benar buruk.

"Bukan kewenanganku untuk bercerita pada kalian. Tanyakan pada Jeno saat dia sembuh nanti." Kata Minhyung dengan tegas.

"Apa Jeno akan jujur pada kami?" tanya Haechan sangsi. Minhyung tersenyum sekilas sebelum menjawab pertanyaan remaja berkulit tan itu dengan nada yang sedikit sendu.

Last DanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang