Angin berhembus kencang hingga membuat rambutku berterbangan yang tak tahu arahnya kemana.
Beberapa menit kemudian kita sampai, Orka memiringkan motornya lalu menstandarkannya dan aku turun perlahan supaya kaki ku tidak terasa sakit.
Lalu Orka merangkul ku untuk menuju kekosan, iyaa benar dia tidak mungkin menggendongku seperti tadi karna tidak enak kalau dilihat tetangga.
"Pelan-pelan jalannya" katanya menuntun ku sambil membawa bubur ditangan kirinya.
"Iyaa ini juga pelan-pelan kok" balasku meliriknya.
Langkah demi langkah ku menaiki anak tangga yang tak terhitung jumlahnya, dan Orka semakin hati-hati memperlakukan aku yang sedang menahan rasa sakit dikaki.
Sesampainya didepan kosan, ku mengambil kunci dan lalu membukanya. Orka menyenderkan ku dengan lembut sambil berkata.
"Jangan banyak gerak dulu duduk aja disini" ucapnya menatap ku.
"Iyaa iyaa" balasku mengangguk.
Ternyata Orka bawel ya ketika melihat aku terluka seperti ini, kan jadi enak diperhatiin hehehe.
Lalu Orka menyiapkan bubur ayam untuk kita makan sama-sama, tak perlu basa-basi Orka menuju kedapur yang berada dekat dengan kamar mandi untuk mengambil sendok.
Mungkin tadi dia lupa meminta sendok ke tukang buburnya, jadinya dia menggunakan sendok ku.
Tiba-tiba dia menanyakan hal konyol dan tidak penting untuknya dan sangat tidak perlu ku jawab sebenarnya.
"Jes... itu kacamata siapa dideket kamar mandi??" Tanyanya tersenyum
"ITU BH GUE!!! Ngapain lo nanya-nanya begituan" balasku kesal dengan nada tinggi.
"Gede juga jes punya lo hahaha" serunya tertawa.
"DASAR OTAK MESUM!!!" Sahut ku sambil mencubit pinggangnya.
"Emang cowo sialan, udah jelas-jelas itu ada di kamar mandi ku kenapa nanya-nanya begitu coba" gerutu ku kesal dalam hati.
Dia pun duduk sambil menyantap bubur yang tadi dibelinya, tak mau kalah aku juga menyantapnya dengan lahap, laper soalnya hehehe.
Suasana yang tak pernah ku rasakan sebelumnya, ternyata sangat indah untuk dijadikan cerita.
Tapi ngomong-ngomong apa dia tidak punya kekasih?? Sepertinya tidak mungkin cowo setampan Orka tidak mempunyai kekasih, apa aku tanya langsung kepada orangnya ya.
Sepertinya untuk menanyakan hal itu bukan sekarang waktu yang tepat, mungkin lain waktu akan ku tanyakan kepadanya.
"Jes, gue minta WA lo dong. Kita sekelas masa engga punya si" katanya di tengah santapan bubur.
"Emang lo engga masuk grup kelas??" Tanya ku padanya.
"Engga, males gue masuk grup-grup begituan, engga penting banget" balasnya agak kesal.
"Kalo ada info tentang tugas atau dosen gimana??" Sambung ku
"Ya kan ada lo bisa ngasih tau ke gue" katanya tersenyum sambil menaikan sebelah alisnya.
"Modus terooos" kata ku sambil menyantap suapan terakhir.
"Yaudah kalo engga boleh" gerutunya.
"Mana sini HP lo, entar malah ngambek anak orang" sahut ku dengan meledek.
"Gitu dong" memberikan Hpnya sambil menatap ku tersenyum.
Entah kenapa tatapan ini penuh makna, atau akunya saja yang terlalu menganggap ini berlebihan, atau memang ini benar-benar Orka ada maksud tertentu.
Tiba-tiba dia menyadarkan lamunan ku yang sedari tadi menatapnya dengan penuh pertanyaan.
"Gue manis ya Jes??" Tanyanya sambil mendekatkan wajahnya kepada ku.
"Iih kebiasaan lo, tiba-tiba mau nyium gue" kata ku dengan nada kesal.
"Emang boleh kalo nyium lo??" Sambungnya sambil memaju-majukan bibirnya.
"Hmm" kata ku masih berfikir.
"GAK BOLEH !!!" Kata ku sambil melotot.
Kenapa jantung ku selalu berdebar-debar dengan situasi yang seperti ini, dan kenapa dia selalu seperti itu.
Jam sudah menunjukan pukul 11 siang, tak terasa kita berdua sudah bertukar cerita.
Aku baru tahu, ternyata Orka banyak bicara ketika kita sedang berdua tanpa ada orang lain. Tapi kenapa jika banyak orang dia tidak banyak bicara melainkan diam seperti orang asing.
Dan pernah sesekali aku melihat ada cewe yang mengajak dia bicara, dia hanya mendengarkan dan membalas seperlunya saja.
Seketika dia sangat terbuka jika kita sedang berdua dan sama sekali raut wajahnya tidak menunjukan sikap dinginnya.
Tak lama dia izin pamit kepada ku karna dia ingin bertemu temannya.
Hari yang sangat melelahkan dan juga sangat menyenangkan, tak ku sangka ditempat yang sama aku bertemu cowo dingin, cuek, menyebalkan tapi itu dulu ketika aku awal melihatnya.
Tapi sekarang, menurut ku itu semua berubah seketika menjadi cowo yang baik, romantis, perhatian dan sangat menyebalkan.
Terlepas dari itu semua, semenjak ada dia aku merasa dilindungi dimanapun ku berada dan selalu tiba-tiba muncul.
Ambil Posisi Yang Nyaman Yah, Supaya Bacanya Semakin Enak
😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Diam Menyukai
Teen FictionJessica tidak menyangka bertemu teman cowo yang begitu menyebalkan, dingin, cuek, mesum dan sangat irit bicara. Orka pun sebaliknya, dia tak menyangka bertemu cewe yang bisa membuat dia tergoda dan ingin selalu bersama terus. Nah disini mereka berdu...