34. Tentang Devan

47.5K 6.3K 502
                                    

Dua insan sengaja dipertemukan untuk memulai kisah yang baru. Tapi, jangan lupakan bahwa Tuhan akan memberi penyebab akan hadirnya dia.

••••

Malam telah tiba. Senja yang indah hilang ditelan oleh malam. Saat ini cahaya senja berganti dengan sinar rembulan. Langit hitam terlihat semakin cantik karna hadirnya bintang disisi bulan yang indah menemaninya.

Angel berdiri dibalkon kamar menatap bintang-bintang diatas sana seraya menunggu kedatangan Devan.

Setelah perdebatan yang cukup panjang antara Angel dan Pujki, akhirnya Angel menang adu mulut dengan ia yang memilih baju yang akan ia pakai malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah perdebatan yang cukup panjang antara Angel dan Pujki, akhirnya Angel menang adu mulut dengan ia yang memilih baju yang akan ia pakai malam ini. Bagaimana Angel tidak menolak saran Pujki jika baju yang Pujki pilih adalah baju yang sangat-sangat kekurangan bahan. Membayangkan ia memakai itu saja sudah membuatnya jengkel. Belum lagi warna baju yang sangat mencolok. Kuning tai, merah darah, biru langit. Hadehh!

Brumm

"ANGEL?! Bebeb Devan udah datang!" teriak Pujki dari dalam kamar.

Angel menjatuhkan pandangannya kebawah. Tepat dibawah sana, Devan baru saja turun dari motor dan melambaikan tangan padanya.

"Turun sini!" suruh Devan. Tangannya bergerak menyuruhnya untuk segera turun.

Angel mengangguk, "iya, bentar!" ujarnya berteriak. Angel dengan segera bergegas meninggalkan balkon kamar.

"Cie yang mau dinner sama ayang beb," olok Pujki menggoda Angel.

Angel menghentikan langkahnya saat ia melewati tempat dimana Pujki sedang duduk santai dikamarnya.

"Diam, Lo!" ketus Angel lalu kembali melanjutkan langkahnya.

"Cie yang tadi disekolah malu -malu!" Sorak Pujki lagi.

"Cie yang mau berduaan!"

"Cie!" sorak Pujki makin gencar akan tetapi diacuhkan oleh Angel.

"Cieee... Woi cieee!!!"

Merasa diacuhkan Angel, Pujki bergegas dari posisi nyamannya. Ia bangkit dari tempatnya menyusul Angel kebawah. Sebuah ide jahil terlintas dipikirannya.

Tiba di pintu utama, Angel langsung memutar knop pintu sebab tak ingin membuat Devan menunggu lama. Pintu terbuka, pandangan Angel langsung terkunci akan tatapan mengintimidasi milik Devan.

Devan tersenyum manis semanis gulali menatap Angel yang berdiri dihadapannya. Menurunkan pandangannya dari mata Devan, Angel ikut tersenyum melihat Devan yang tersenyum padanya. Sedetik kemudian senyumnya hilang berganti dengan raut wajah khawatir bercampur kebingungan.

Angel's Secret [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang