13. Taruhan

62.9K 8K 1.3K
                                    

"Dari mana lo?" Tanya Satya kepada Devan yang baru saja tiba. Sekarang mereka tengah berada di basecamp Tiger.

"Habis ngantar Angel," jawab Devan duduk meletakkan kakinya selonjoran diatas meja, lalu ia mengeluarkan rokoknya.

"Waddaw!" Aldo heboh, nimbrung duduk dihadapan Devan. Posisinya diatas meja. "Sukak lo sama Angel?" Kepo Aldo.

"Berarti, berhasil move on dong lo kalau gitu?" Gery menatap Devan, menaikkan sebelah alisnya.

"Ade ape nih, tiba-tiba?" Satya mencolek bahu Devan.

"Ga usah kepo sama urusan orang" ketus Kenan

"Apasi Ken?!" Sewot Aldo membuat Kenan memutar bola matanya malas.

"Nganter pulang bukan berarti sukak kan? Gue cuman niat bantu doang karna mobilnya mogok." jelas Devan sejujurnya. Tidak mungkin ia menyukai gadis keras kepala itu, apalagi pertemuan mereka yang terkesan buruk tak akan membuat cinta pada pandangan pertama.

"Kalau emang iya bener, udah sikat ajalah! Gue merestukan hubungan kalian, demi deh!" Satya terkekeh, menaik-turunkan alisnya.

Devan terkekeh kecil. "Sembarangan lu kalau ngomong."

"Serius anj, restu sahabat itu paling penting. Katanya sih demi kelancaran hubungan, biar nanti kalau kalian berantem nggak ada kang kompor yang bilang gini 'udah deh, kalian putus aja' gitu!" Satya menjelaskan panjang kali lebar, membuat Aldo dan Gery tertawa terpingkal-pingkal.

"Bener nyet, gue pacaran sama Dhea nggak ada restu dari kalian, tiap gue curhat disuruh putus. Anak ngen emang kalian!" kesal Aldo menyerukan isi hatinya.

"Makanya, besok-besok pacaran ijin sama kita-kita," seru Gery terkekeh.

"Lagi pula si Dodol kaga kita restui jadiannya juga paling lama seminggu tai. Istigpar, Do! Mainin cewe mulu, karma di anak lu ntar." Devan menasehati.

"Masa SMA masa yang menyenangkan. Gue harus menikmati masa muda Paketu!" protes Aldo membuat Kenan yang duduk tak jauh dari cowo itu menendang pelan kakinya.

"Karma is waiting for you!"

Aldo mengusap dadanya, dan berkata, "Kenan kembarannya Manu Rios, jangan nakal. Nggak baik nendang-nendang!"

"Cot!" sinis Kenan.

"Btw, lo sama Angel punya masalah apa, Al? Yang dikantin tadi, kalian ribut kenapa?" tanya Gery penasaran. Dia menatap Devan yang baru saja menginjak puntung rokok dengan sepatu.

"Masalah sepele sebenernya, cuman kesel aja." kata Devan.

"Apaan emang?" kali ini Satya yang bertanya.

"Saat penyerangan Vegos semalam, gue nolongin dia dari lemparan batu anak Vegos. Dan masalah dikantin, gue cuman minta dia bilang makasih, tapi anehnya, satu kata itu susah untuk dia ucapkan." Devan berkerut alis, bingung sendiri bila mengingat kejadian itu.

Kenan mengangguk sambil terkekeh kecil. "Itu masalah sepele, tapi penting bagi seorang Alarik." Devan mengangguk, membenarkan ucapan Kenan.

"Yoi men! Tolong, maaf, terimakasih, itu penting dan wajib diucapkan." saut Aldo yang mengerti bagaimana Devan.

"Tapi banyak orang yang mengabaikan itu, menganggap hal yang sebenarnya sangatlah penting adalah hal yang biasa." ucap Gery.

Angel's Secret [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang