Sepuluh

207 83 107
                                    

Before you go- Lewis Capaldi

Happy reading,
Dont forget to vote and coments

...

Lala dan Alexander berjalan beriringan keluar kantor menuju mobil yang terparkir di pojokan.

"Biar saya yang buka," Alexander membuka pintu mobil untuk Lala.

"Terimakasih, Pak."

Di dalam mobil hanya ada keheningan. Hingga suara musik terdengar.

"So, before you go..."

Lala menoleh ke sumber suara. Ia terpesona melihat Alexander yang menyetir sambil bergumam bernyanyi.

"Was there something I could've said to

make your heart beat better?

If only I'd have known you had a storm to weather...."

"Kenapa La?" Tanya Akexander yang melihat Lala memperhatikannya.

"Ah, tidak Pak," Dengan spontan Lala menggelengkan kepalanya.

"Ohh," Alexander hanya bergumam menanggapi.

"So, before you go

"Was there something I could've said to make it all stop hurting?

It kills me how your mind can make you feel so worthless

So, before you go..."

Tiba-tiba Alexander meneteteskan air mata. Lala yang melihat itu dibuat bingung sendiri.

"Kenapa, Pak? Saya salah ya?"

"Nggak Lala,"

"Boleh saya cerita sedikit ke kamu?"

"Boleh, Pak." Lala tersenyum menyakikan.

"Jadi, saya setiap denger lagu ini..." Alexander menggantung ucapannya.

"Saya teringat istri saya,"

"Maaf Pak, maksudnya."

"Istri saya, bunuh diri karna depresi. Dan, semua salah saya."

Lala yang mendengar tersentak kaget.

"Bukannya Nyonya Alexander di kabarkan meninggal karna melahirkan?"

"Itu cuma rekayasa, agar aib keluarga kami tertutupi." Alexander meneteskan air matanya.

...

Babak semifinal sudah di mulai sejak 10 menit yang lalu, hanya ada 4 sekolah yang masih tersisa.

Senja hanya bisa mendoakan dari luar sementara Felix masih berkutat dengan komputer di depannya.

Felix yang ikut lomba tetapi Senja yang dibuat deg-degan.

2 jam berlalu begitu cepat.

"Shit, dragon mulu..." gumam Felix

Felix keluar dengan wajah masam.

"Gimana Lix?" Tanya Pak Gan

"Dragon lagi Pak," jawab Felix dengan muka datar

"Hm, ya sudah Felix yang penting kamu sudah berusaha," ucap Pak Harto

"Sekarang kita ke kantin beli makan, sebentar lagi kumpul di aula,"

"Baik, Pak."

Di perjalanan menujun kantin Senja hanya diam hingga suara Felix membubarkannya.

"Jani,"

"Iya?" Senja menoleh ke Felix

"Kenapa diem?"

"Nggak kok, kamu pasti bisa ngalahin SMA Dragon," Senja memberi semangat untuk Felix.

"Semoga,"

"Dulu kamu inget gak? Waktu SMP kamu menang lomba terus," ucap Senja

"Terus pas upacara kamu di panggil, entah mengapa aku senang kalo kamu seneng," lanjutnya

"Pasti setelah itu kamu traktir aku di warung Mbok Nem," Senja tak habis-habisnya tersenyum

Felix tersenyum, ia tak menyangka Senja masih ingat kenangaan bersamannya.

Flashaback on

Kring... kring... kring...

Bel berbunyi nyaring di seluruh penjuru sekolah. Seluruh siswa berhamburan menuju kantin. Berbeda dengan Senja dan Felix yang masih setia duduk di tempatnya. Setelah di rasa cukup sepi, Felix mengampiri Senja.

"Ayo Jani kita ke kantin," ajak Felix

"Hari ini kamu yang traktir ya, soalnya kamu menang lomba,"

"Hm, okay."

Sampai di kantin, Senja dan Felix menuju warung Mbok Nem, tempat makan yang berada di pojokan. Sepi, itulah kata yang pas. Namun, ada beberapa gerombolan siswa yang masih minat dengan warung Mbok Nem. Tak seperti tempat makan lainnya yang menyediakan makanan kakinian, warung Mbok Nem menyediakan makanan tradisional. Seperti pecel yang disukai Felix dan Senja.

Felix memesan 2 porsi pecel dan es teh.

"Eh, nak Felix. Pesen 2 porsi pecel dan es teh ya?" Sangking seringnya Mbok Nem hafal menu favorite Felix.

"Iya bu, saya tunggu di tempat biasa ya?"

"Siaplah nak," Felix pergi menuju Senja yang masih setia duduk di tempatnya.

"Lix, aku heran sama kamu yang menang lomba terus," ujar Senja

"Hm, yang penting belajar sama doa,"

"Aku pengen kayak kamu, tapi aku gak bisa."

"Kamu bukannya gak bisa, tapi belum bisa,"

"Hm," Senja hanya bergumam

"Aku harap kita selalu bersama terus Senja,"

"Maybe," Senja ragu dengan permintaan Felix.

Felix dan Senja berbicara banyak hal, sampai kedatangan Mbok Nem membubarkan mereka berbicara.

"Kalian teh sudah serasi, kenapa gak pacaran aja?" Mbok Nem meletakan pecel dan es teh

"Apa si Mbok," ujar Senja
Felix hanya bisa tersenyum menanggapu.

"Itu lihat temen-temen kalian pada mesra, masa kalian gak kepengen," Mbok Nem menunjuk sepasang sejoli di sebrang meja.

"Itu Mbok ada yang beli, kasian nunggu. Jangan godain kita mulu," ujar Felix

"Eh, iya. Kalo gitu Mbok Nem pergi dulu. Selamat menikmati," begitulah Mbok Nem ramah, ramag kesemua orang.

"Apa gue harus ungkapin perasaan gue ke Jani," pikir Felix

"Tapi gue belum siap kalo dia nolak gue," lanjutnya

Senja yang melihat Felix melamun bukannya makan menatap bingung.

"Lix," ujar Senja membubarkan lamunan Felix.

Fleshback off

....

Tysm for 4k views

Jadi part ini cuma ada Alexander dan Lala serta Senja dan Felix
Semoga kalian suka

Aku lagi banyak tugas jadi buat nulis part ini mendadak banget karna tau tau uda 4k views

Makasih semua, aku gak nyangka bisa sampe sini
Makasi makasi makasi

TBC!

Senja KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang