Chapter 13 : Silmanghan (b)

2 1 0
                                    

Hargai author dengan cara vote dan komen ya! :)
_____________________________________

"Jadi.. lo cuma anak angkat?" Ergan bertanya hati hati. Tidak ingin membuat senyum Ashila hilang lagi. Tadi, setelah Ashila istirahat sebentar, akhirnya dia siap bercerita masalahnya.

Ashila mengangguk pelan. Wajahnya masih nampak pias. Ergan khawatir. Cewek itu sepertinya tidak bisa tidur nyenyak. Bandannya pun masih panas, walau sudah berkurang 2°.

"Lo.. kuat, kan?" Perranyaan Ergan membuat Ashila mengernyit heran. "Lo cewek kuat. Gue tau lo gak lemah."

Apa maksudnya?

"Bukannya bakal lebih parah lagi kalau orangtua lo dari dulu langsung to the poin, bilang kalo lo cuma anak angkat? Menurut gue, apa yang dilakuin orangtua lo gak salah. Mereka lebih memilih menyimpan semua rahasia rapat rapat karena lo emang belum ngerti." Ergan tersenyum kecil, merangkul Ashila ke dalam dekapan hangatnya. Setidaknya, itu bisa menenangkan hati Ashila.

"Shil. Orangtua lo ngelakuin ini demi kebaikan lo sendiri. Apa jadinya kalo sejak kecil lo udah kehilangan semangat hidup lo karena tau orangtua kandung lo udah gak ada? Gue yakin suatu saat mereka pasti bakalan bongkar semuanya dihadapan lo, gak ada satupun yang ditutup tutupi. Tapi, mereka nunggu sampe lo siap dengerin semuanya."

"Saat ini pikiran lo masih campur aduk, kan? Pasti lo sempet kepikiran kabur dari rumah gara gara ngira orangtua lo setega itu sama lo. Enggak, Shil. Mereka lakuin itu biar lo gak kehilangan semangat hidup lo. Mereka cuma tunggu waktu yang tepat saat pikiran lo udah mulai dewasa. Sampe lo bisa mengerti keputusan mereka, sampe lo bisa terima semua itu dengan lapang dada."

"Lo.. cewek kuat, Shil. Gue gak mau lo rapuh karena satu hal ini. Karena itu, sebagai abang lo, apapun pasti bakal gue lakuin buat lo."

"Abang.." Ashila mendongak, menatap rahang yang tampak mengeras itu dari bawah.  Matanya berkaca kaca. Benar. Ergan memang selalu dewasa dalam segala hal. Tapi.. Ashila tidak mengerti kenapa bang Ergan tampak marah?

Ergan menghembuskan nafas pelan. Menunduk, melihat manik coklat terang yang hampir mengeluarkan bulir beningnya. Dia tersenyum menenangkan, mengusap setetes kristal berharga yang akhirnya jatuh dari mata indah Ashila.

Tidak. Ashila tidak boleh lemah. Dia pasti kuat.

"Makasih, Ergan." Ashila memeluk pinggang Ergan, terisak di dekapannya. Sesekali, dia memanggil 'Ergan' tanpa kata 'abang' tak ada salahnya, kan? Sebagaimanapun, mereka itu sekelas.

"Lo boleh tumpahin semua kesedihan lo kali ini. Tapi janji sama gue, jangan pernah sedih lagi. Jangan tumpahin lagi air mata berharga lo ini. Gue bakal berusaha yang terbaik buat lo."

Ergan tersenyum pedih. Dengan Ashila, dirinya akan terlihat lemah walau dimata Ashila dia justru tampak dewasa. Itu karena Ashila belum tahu, kalau selama ini, hati Ergan mati matian menolak keras perasaan yang kian menggebu. Tidak. Ergan selalu menolaknya walau hatinya justru memperdalam perasaan itu.

Dia adalah abangnya. Tidakkah dia sangat serakah suatu saat nanti jika dia dicap sebagai abang dan pacarnya sekaligus?

Itu tidah boleh terjadi.

Ergan memejamkan mata erat. Dia menahan nafas. Lagi, gejolak itu semakin membara di hatinya melihat Ashila yang rapuh di dekapannya.

Ergan menggeleng. Sebagaimanapun juga, dia tidak ingin mengambil kebahagiaan Ashila suatu saat nanti. Karena itu..

Sesulit apapun rintangannya, Ergan tetap akan menolak perasaannya pada Ashila. Ia akan membiarkan Ashila meraih kebahagiaannya sendiri.
__________________***_________________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang