4. Saling Bingung

151 44 97
                                    


S

elamat Membaca :)

Hari ini kelas sedikit lebih ramai karena Pak Johnny datang-datang langsung bawa penggaris kayu. Ini bau-baunya sepertinya akan ada pengumuman. Kenapa tahu? Karena kalau ada pengumuman seluruh anak kelas Biologi dua ini langsung heboh dan Pak Johnny butuh penggaris kayu supaya anak-anak pada takut.

"Ada apakah gerangan Ayahanda?"

Itu suara Haechan yang tiba-tiba sudah menyahut saja saat Pak Johnny baru saja menarik kursi untuk duduk.

Mereka memang sering memanggil Pak Johnny dengan sebutan 'Ayahanda' dan Pak Johnny pun fine-fine saja. Bahkan, pernah satu kali Pak Johnny nginep di rumahnya Jeno dan si anak-anak pun pada ikut nginep. Ya sudah, rumah Jeno sudah seperti penampungan anak-anak.

"Tadi saya baru saja rapat di ruang guru. Ingat nggak lusa hari apa?"

"Kalau ini haris selasa, besok rabu berarti lusa hari kamis, Pak," jawab Felix dengan lantang.

Pak Johnny melirik Felix, "Ya iya tau, maksudnya kamis itu hari apa?"

Jaemin mengernyit bingung, lalu memprotes, "Kamis ya hari Kamis dong, Pak!"

"Ayahanda kurang aqua? Kebetulan, nih, si Hyunjin baru aja buka toko dan katanya mau bawa kulkas ke sini, mau jualan aqua," kata Guanlin dengan wajah cerahnya.

Pak Johnny memijat pelipisnya merasa miris melihat anak didiknya yang benar-benar sangat ... butuh perhatian.

"Maksud saya, lusa itu tanggal tiga belas Agustus."

"Ulang tahun gue!" Jaemin tertawa sambil menepuk-nepuk bahu Guanlin.

"Serius? Traktiran, dong." Haechan langsung menoleh ke arah Jaemin.

"Jangan harap traktiran dari Jaemin, kawan-kawan." Kini Renjun angkat bicara.

"Kenapa, Jun?" tanya Somi.

"Karena gue pernah mau ditraktir sama dia, tiba-tiba dia izin ke toilet nggak balik-balik. Gue ditinggal!"

Ucapan Renjun membuat Jaemin tertawa kencang, seperti tidak punya salah sama sekali. Sedangkan Guanlin dan Haechan langsung mendorong kepala Jaemin gemas.

Suara nyaring terdengar dari depan saat Pak Johnny memukul meja dengan penggarisnya. Tahu nggak mukul mejanya di meja siapa?

Jeno.

Padahal anak itu anteng sekali dari tadi, tapi kena apesnya karena dia duduk di depan.

"Ya ampun, Pak. Santuy, santuy. Perasaan saya diem daritadi." Jeno mendongak menatap Pak Johnny sedikit kesal.

"Pusing saya kalau ngurusin kalian. Pengin pensiun aja jadi walikelas kalian, mau saya ganti sama Pak Yuta?!"

"JANGAN!" pekik semua murid.

"Ya sudah, diam dan dengarkan. Jadi, lusa adalah tanggal tiga belas Agustus yang bertepatan dengan ulang tahun sekolah. Tau, 'kan? Sekolah akan mengadakan acara lomba-lomba. Semua murid memakai olahraga, ya."

"Lomba apa, Pak?" tanya Siyeon.

"Ada dua lomba, yang pertama lomba kebersihan kelas," ucap Pak Johnny seraya menuliskan lomba itu di papan tulis. "Dan yang kedua adalah lomba futsal."

"Weish, futsal!" Haechan suka sekali dengan olahraga itu, pasalnya Haechan ada di ekstrakulikuler futsal.

"Bapak akan memilihkan siapa saja yang ikut lomba futsal."

DEAR BOYFRIEND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang