11. Akhirnya

130 42 77
                                    

Selamat Membaca :)

"JUNO!" Suara Saeron menggema di seluruh ruangan kelas dua belas fisika empat. Dia menghampiri oknum bernama Juno yang dikenal sebagai ketua gangster.

"Lo tuh kenapa, sih, hah?! Lo bikin adek gue babak belur!" Saeron menggebrak meja Juno membuat seisi kelas kaget.

"Sae, jangan!" tegur salah satu orang di sana yang mungkin mengenal Saeron.

Juno menatap Saeron tajam, "Apa? Adek lo yang udah bikin gue diskors, paham nggak?!"

"Ya kelakukan lo blangsak, pantes lo diskors. Jadi, nggak usah nyalahin adek gue apalagi sampai nyerang-nyerang gitu! Gue bisa aja nambahin hukuman buat lo karena lo udah mukulin adek gue!" bentak Saeron, nadanya kini meninggi dengan tangan mengepal sempurna dan napas yang memburu.

"Nggak adek, nggak kakak, sama-sama sok suci! Cih!"

"Jisung itu juga dulu masuk ke gangster gue. Terus cewek gue suka sama dia, makanya gue usir dia dari geng gue. Lo mana paham? Iya, 'kan?"

Apa? Jisung ikut anggota gangster?

Perlahan bahu Saeron menurun. Kenapa Jisung tidak pernah mengatakannya?

Juno tertawa meremehkan, "Lo itu nggak usah sok jadi kakak yang tau semuanya. Jisung itu cuma polos di depan doang!"

"Lo nggak usah nuduh Jisung yang nggak-nggak!"

"Emang bener apa yang gue bilang. Jisung itu munafik, dia bilang nggak suka sama cewek gue, tapi nyatanya dia malah pergi sama cewek gue. Bangsat namanya!"

Saeron menarik kerah Juno, "Lo—"

PLAK!

Saeron terjatuh karena pukulan Juno mengenai pipi kirinya. Bahkan telinganya sampai berdenging karena itu, ia pun memukul kepalanya sendiri karena matanya memburam.

Akhirnya, ada dua gadis yang membawa Saeron pergi dari kelas fisika empat. Mereka mengantar Saeron sampai ke kelasnya.




















"Sae, kenapa?" tanya Somi saat melihat Saeron dituntun oleh dua gadis dengan keadaan pipi kiri yang membiru.

"Astaga, Saeron kenapa?" Siyeon langsung heboh menghampiri Saeron dan Somi.

Saeron duduk di bangku dan menenggelamkan wajahnya di sana, ia menangis. Menangis karena sakit di wajah dan menangis karena ia merasa dibohongi oleh adiknya sendiri.

Jisung tidak pernah mengatakan bahwa dia ikut serta dalam anggota gangster-nya Juno. Jisung tidak pernah cerita apa pun dengan Saeron membuat gadis itu kecewa.

"Sae, kenapa? Siapa yang mukul elo?" tanya Somi sembari mengusap kepala Saeron.

Jaemin mengepalkan tangannya, "Kita serang lagi kalau emang itu cowok! Cowok bangsat namanya, berani-beraninya mukul cewek."

Hyunjin menghela napas dalam sebelum akhirnya ia berjalan keluar entah mau ke mana.

"Juno."

"Apa?" Jaemin menoleh ke arah Jeno.

"Juno yang mukul Saeron!"

"Eh, si anjir itu ternyata!"





"RENJUN!" Felix yang baru datang langsung heboh. Semuanya pun menoleh ke arah Felix.

"Apaan lo?! Renjun lagi di kantin," ucap Jaemin.

"Enggak." Felix menarik napas dalam-dalam sebelum ia bicara, "Renjun berantem sama Juno karena dia tau Saeron dipukul!"

DEAR BOYFRIEND ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang