Sebelas

10.4K 1.1K 259
                                    

Jangan lupa tekan 🌟 nya dong, biar semangat gitu aku update nya😀


-----

Jaemin duduk dengan tenang di salah satu bangku taman villa milik Jeno yang menghadap hamparan birunya air laut dan deburan ombak yang menyapu karang. Jaemin menikmati angin yang menyapu wajah dengan mata terpejam.

Sangat menenangkan ....

"Na.. Maaf aku datang terlambat" Jeno datang dengan nafas tersengkal. Jaemin perlahan membuka matanya dan beralih menatapnya.

"Kau tak perlu berlari seperti itu Jen" Kekeh Jaemin.

"Aku hanya tak ingin terlambat memberimu penjelasan" Sahut Jeno.

Jaemin memalingkan kembali wajahnya ke depan. Seakan tak memperdulikan perkataan Jeno.

"Duduklah" Tunjuk Jaemin di tempat kosong di sebelahnya dan Jeno menurutinya.

Hening..

Hanya ada suara deburan ombak yang menemani keheningan diantara mereka.

"Jen/Na" Ucap mereka serempak.

"Aku akan berbicara lebih dulu, terserah kau akan mendengar atau tidak" Ucap Jaemin kemudian.

"Berbicalah, aku akan mendengarnya dengan baik" Sahut Jeno.

Jaemin menghembuskan nafasnya pelan.

"Jeno, kau ingat tempat ini kan?" Tunjuk Jaemin dengan senyum tulusnya. Jeno tetap diam menunggu Jaemin menyelesaikan ucapannya.

"Masih membekas dalam ingatan saat kau melamar ku di atas sana"

"Saat itu aku menerimamu karena aku sangat yakin memberikan mu kepercayaan untuk menjaga ku. Mampu menjadikanku satu-satunya. Menemaniku hingga tua nanti bersama anak-anak kita" Ketawa Jaemin, ia masih belum menatap wajah Jeno. Tatapannya hanya memandang kosong hamparan air laut di depan sana. Dengan sekeras mungkin Jaemin menahan air matanya untuk tidak keluar.

"Aku tau, aku bukanlah pasangan yang sempurna untuk mu. Tapi tidak bisakah kau bicarakan lebih dulu kepadaku jika kau sudah bosan hidup bersama ku?"

"Aku tau itu akan menyakitkan ku. Tapi dengan kau berbicara aku tak akan merasa sesakit ini. Sangat sakit hingga rasanya aku ingin menghilang dari dunia ini hahaha. Sepertinya, 10 tahun hubungan kita ternyata tidak berarti bagi mu" Kekeh Jaemin.

"Tidak, kau sangat sempurna Na--

"Sejak kapan?" Tanya Jaemin, ia tak memperdulikan ucapan Jeno. Matanya masih tetap memandang ke arah lautan lepas.

"Aku tidak-"

"Aku tanya sejak kapan?" Sentak Jaemin.

"Lima bulan lalu. Aku bertemu dengannya secara tak sengaja di club saat setelah aku melakukan survey anak perusahaan kita di Amerika 5 bulan lalu. Hubungan yang kita jalani, berjalan begitu saja sampai sekarang. Tapi percayalah, aku sangat mencintaimu. Kau adalah hidupku Na"

"Hahaha, kau sangat lucu dan juga aku sangatlah bodoh. Aku bahkan tidak menyadari jika suami ku sudah tak mencintaiku sejak lama."

Jaemin tertawa miris. Mengapa hidupnya seperti ini, apakah di masa lalu ia adalah seorang pemberontak sehingga mendapat takdir seperti ini. Ia belum diizinkan oleh tuhan untuk menjaga seorang anak hingga Jeno yang sudah berpaling darinya, takdir sangat jahat padanya.

"Seharusnya aku sadar saat itu, saat sikapmu telah berubah terhadap ku dan finalnya kau malah membiarkan dia tinggal di rumah kita" Air mata Jaemin luruh begitu saja. Ia benci pada dirinya sendiri mengapa dirinya yang lemah dan sangat bodoh.

Verletzt || ɴᴏᴍɪɴ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang