Eternal

111 29 23
                                    

Hai hai ~

Kali ini kita akan membaca cerita dari 05Cahaya_Biru

Happy reading !

###

Eternal

Oleh Uswatun Hasanah

Ah ....

Angin sepoi-sepoi memang sangat menggoda. Cuaca cerah di siang hari sangat mendukung untuk tidur sejenak. Bahkan daun-daun di pohon pun ikut bergoyang untuk melengkapi rasa nyaman.

Entah sudah berapa lama aku bersandar di bawah pohon sambil menatap langit biru. Rasanya begitu damai. Jarang sekali aku bisa merasakan suasana seperti ini. Aku bersyukur karena Tuhan masih memberiku nikmat untuk merasakan semua ini. Dan aku juga bersyukur karena orang tuaku membeli rumah yang mempunyai halaman belakang luas, dengan sebuah pohon rindang yang kokoh.

Duduk di atas rerumputan sambil bersandar di pohon saat ini sebenarnya bukan tanpa alasan. Aku butuh refreshing. Beberapa minggu belakangan ini aku sangat sibuk. Sibuk yang benar-benar mengurung diri di rumah. Aku sedang proofreading novelku yang akan terbit. Self-publishing. Jadi, tidak ada waktu untuk keluar.

"Aya!" suara teriakan cukup keras yang sangat tiba-tiba, membuat aku terlonjak kaget. Dengan gerakan cepat aku menolehkan kepalaku ke samping.

Di sana, terlihat sahabatku. Serin. Dia sedang berdiri di dalam rumah dengan kaca sebagai perantara sambil melambaikan tangannya kepadaku.

"Kenapa?" aku balas teriak dengan suara keras. Masih kesal karena suara teriakannya yang membuat kaget. Apa dia tidak melihat kalau aku sedang bersantai? Ah, menyebalkan sekali!

Aku segera berdiri dan berjalan ke arahnya.

"Ada apa, sih?" tanyaku sekali lagi saat sudah berada di dalam rumah. Serin tersenyum lebar, yang seketika membuatku mengerutkan alis karena tidak paham.

"Cover novel kamu udah jadi!" ucapnya kemudian.

"Hah?" otakku mendadak lamban. Namun, sedetik kemudian aku tersenyum senang.

"Serius?! Mana? Aku mau lihat!"

"Bentar." Serin berjalan masuk ke ruangan kerjanya. For your information, Serin adalah orang yang membuat cover novel-novelku. Setiap cover yang dia buat keren banget. Nggak sia-sia aku ajak dia kerja sama bareng. Ditambah anaknya juga baik pake banget.

Tak lama kemudian, Serin kembali dengan membawa laptop di tangannya. "Ini, Ay. Kamu lihat aja dulu. Bilang kalau ada yang perlu diubah."

Aku mengambil laptop yang berada di tangannya lalu duduk di sofa dekat pintu.

"Wah! Ini kayaknya udah fix. No comment aku. keren banget!" terangku saat melihat cover-nya.

"Kerjaanku udah beres dong kalau gitu. Iya kan, Bos?" Serin menekankan kata 'Bos' di akhir kalimatnya sambil tersenyum jahil. Ah ... aku mengerti maksudnya. Waktunya memainkan peran.

Aku segera berdiri dengan kepala terangkat sedikit, kemudian berkata dengan sombong. "Iya, anak buah. Kerjamu bagus. Selamat!" kami lalu bersalaman sambil tersenyum. Dan, dua detik kemudian kami tertawa.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EunoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang